Play song: siti badriah - Lagi Syantik.
DEAR ARGA'
Arga berdiri ditengah-tengah pintu masuk kantin, ia merentangkan tangannya selebar-lebarnya, membiarkan para siswi reflek beralih menatapnya.
Bola mata Arga berputar, bergantian melirik seisi kantin. Pandangannya terpaku melihat sosok siswi yang tengah mengaduk minumannya, jelas sekali dari sorot matanya, siswi itu tidak menyukai kehadiran Arga disana.
Senyum jahil tercetak jelas di bibir Arga, dengan langkah berirama ia mendekat ke arah siswi itu, sontak dua orang yang berada dekat siswi itu langsung menahan tawa dan bergerak menjauh dengan menggeser kursinya.
"Hai Sayangku," ucap Arga memulai aksinya, ia menarik kursi dan duduk disebelah siswi itu, "Hari ini kamu cantik." lanjutnya mengedip jahil, ia menggeser gelas minuman siswi itu, membiarkannya melirik Arga penuh emosi.
"Cantik bagai bidadari," lagi, Arga mengisyaratkan teman-temannya untuk membantunya kali ini.
"Satu, dua, tiga."
"EMANG LAGI MANJA, LAGI PENGEN DIMANJA, PENGEN BERDUAAN DENGAN DIRIMU SAJA." baru sekali, namun seisi kantin ikut bernyanyi.
Siswi itu mengepal tangannya, menatap Arga kesal. Berhenti, sekarang!
Arga hanya menaikkan alisnya, ia justru tersenyum menggoda.
"EMANG LAGI CANTIK, TAPI BUKAN SOK SYANTIK." lanjut paduan seisi kantin.
Siswi itu makin emosi melihat kelakuan Arga, dengan kesal ia membanting tangannya dan berdiri menghentakkan kakinya keras.
Sontak seisi kantin diam.
"Lo denger ini baik-baik." siswi itu menekan kalimatnya dengan tatapan lurus. "Gue. Ngga sekalipun. Mau. Sama. Cowok. Kayak lo." katanya menekan setiap kalimat, telunjuknya menunjuk dada Arga tajam.
Semua mata bergidik melihatnya, "Uuwwww, jleb!" sahut mereka, seakan-akan kalimat itu menyakitkan bagi Arga.
"Hey," tukas Arga meraih dagu siswi itu dan memaksanya menatapnya. "Jangan marah, dong." godanya memasang wajah mesem-mesem.
Siswi itu menggemeletukkan giginya kasar, "Lepasin gak?!" ancamnya mendesis.
"Nggak ah, lo cantik sih dari deket." sanggah Arga makin menggoda, jarinya ikut mengusap dagu siswi itu perlahan.
"Ga mempan!" tandas siswi itu memelotokan matanya pada Arga tajam.
"Oh ya?" Arga mengangkat sebelah alisnya, "Kalo ngga mempan, kenapa lengan gue ngga lo tepis, sayang?"
Siswi itu terdiam.
Pipinya merona malu, Arga berhasil membuatnya malu setengah mati ditengah kerumunan murid sma Galigardo. Padahal sebelum ini, Arga selalu gagal mempermalukannya, entah karena ia menghindar atau bahkan membentak cowok itu. Tapi sekarang? Apa ini? Ia mulai terhanyut dalam rayuan cowok itu.Mata siswi itu menatap Arga lekat, "Tadi, gue cuma reflek. Itu aja, makasih!" sentaknya lalu menarik bukunya yang berada dibawah lengan kanan Arga dan pergi dengan kibasan roknya menggoda.
"Uw," gumam Arga tersenyum bangga, ia senang berhasil membuat siswi itu salah tingkah karenanya.
Matanya terus mengikuti arah pergi siswi itu, hingga akhirnya ia menghilang di balik lorong kelas, penghubung kelas 11 dan 12.
"Perfect, baby. Mwah!"
<<kptn>>
"Dia masih gangguin lo?"Ara mengangguk. Tangannya masih sibuk menyusun satu persatu buku kedalam tasnya.
"Lo juga mau aja sama Arga." celetuk Kirana menatap Atha dan mendapat anggukan setuju.
"Bahaya, ra." Atha menjeda ucapnnya, "Kalo sampe satu sekolah benci sama lo, gimana? Gue sih, ngga mau ikut-ikutan. Karena.. Ya lo tau.."
Ara memutar bola matanya. Iya, ia tau. Karena Atha pernah menyukai Arga dalam waktu tidak sebentar. Itu saja.
Kirana mengetuk tutup pulpennya, ia sedang berpikir. Kalau ia tidak salah, Arga mulai menggoda Ara ketika pensi dan Ara tampil sebagai musikalisasi biola, saat itu, dengan bangganya Arga bersorak dan menyatakan Ara adalah pacar sahnya. Kirana jadi berpikir, sebenarnya apa motivasi Arga berbuat seperti ini pada Ara? "Sebenernya, gue rada aneh sama sikapnya Arga. Kok dia bisa ya, keliatan banget ngejar-ngejar lo, ra. Padahal, kalo boleh gue tebak nih, banyak, cewek yang lebih ngejar dia, dibanding lo yang sama sekali gasuka sama dia."
Atha menjentikkan jarinya, "Nah, gue juga, sama." tanggapnya setuju.
Ara membuang napas, "Gataulah, gue capek mikirin dia." sanggahnya lalu menaikkan resleting tasnya dan menyangganya dengan kedua bahunya, "Gue balik dulu. Duluan, ya." pamit Ara lalu berjalan pergi tanpa mendengar jawaban kedua temannya.
Hari ini Arga berhasil memporak-porandakan hatinya. Bagaimana Ara bisa lupa ia harus buru-buru menjauh dari cowok gila itu? Dan tadi, bahkan menepis lengan cowok itu saja tidak. "Argh, apasih gue, biarin aja dia begitu." Ara meringis, ia terus memikirkan cowok itu. Mau sehebat apapun gejolak otaknya menolak segala fakta tentang cowok itu, justru semakin dalam rasa penasarannya terhadap sikap Arga yang makin lama, makin nekat.
"Hai Sayangku,"
Ya tuhan, dari mana iblis berwujud manusia ini datang?
Ara memutar bola matanya, ia mendesah risi, langkah kakinya pun makin cepat seiring mendekatnya gerbang keluar sekolah.
"Hari ini kam—"
Ucapan cowok itu terhenti. Ara menatapnya tajam. "Kenapa, sayang?" tanyanya kebingungan.
"Berhenti. atau gausah deket-deket gue lagi." tegas Ara menghentikan langkahnya dan menatap lurus cowok itu.
"Tapi—oke, maaf." cowok itu tidak jadi melanjutkan ucapannya, karena isyarat kedua mata Ara yang menyatakan bahwa iya serius dan tidak main-main dengan ucapannya barusan.
"Silahkan," cowok itu memberi jalan pada Ara, mempersilahkannya melewatinya.
Ara menatap cowok itu lama, sampai kemudian ia kembali berjalan, tanpa mengucapkan terima kasih atau apapun terhadap cowok itu.
Sementara cowok itu masih berdiri ditempat, ia tersenyum miring dan memainkan kunci motornya.
"Tunggu aja, gue bakal bales perbuatan lo." ia menjeda dan melirik ponselnya yang bergetar, sebuah panggilan masuk, "Dengan bikin lo jatuh cinta, tentunya." ucap cowok itu, sebelum akhirnya ia menggeser layar ponselnya dan berbicara dengan seseorang di sambungan jarak jauh itu.
DEAR ARGA'
jangan lupa vote and coment ya!🖤
![](https://img.wattpad.com/cover/151127022-288-k119496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Teen FictionBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf