OLIMPIADE Sains sedang berlangsung di Sma Galigardo.
Bazar juga menambah keramaian disana, banyak siswi-siswi yang menjerit menemukan novel romance yang sudah lama mereka cari.
Tidak hanya itu, untuk para siswa diadakan turnamen games online.
Raden yang sibuk mengatur susunan acara mengabaikan ucapan-ucapan Arga. Ia rasa anak itu sedang teyeng. Masalahnya, omongannya ngaur terus.
"Gue pengen ngerjain ade gue, diakan demen bat roti bantal. Ntar gue bikin seakan-akan roti dia gue racunin, paling juga percaya itu anak."
"Terus?" tanggap Raden, tangannya sibuk mengisi daftar anak yang mengikuti olimpiade.
Arga terlihat memalak minuman dari adik kelas dan meminumnya, "Ya, gue makan deh rotinya." ujarnya menarik beberapa kertas soal olimpiade.
"Bego."
"Lo ga ikut, den?" Tanya Arga menyodorkan soal olimpiade.
Raden menggeleng, ia tertawa, "Kalo gue ikut, pasti gue yang menang, ga. Lagian kan soal itu gue yang megang."
"Oh, iya, lupa." kekeh Arga mengembalikan kertas itu.
Sementara Raden sibuk, Arga melihat ke arah lapangan yang ramai. Kadang ia berpikir, apa enaknya sih novel? Sampai kawasan bazar seperti pasar mingguan diperumahannya. "Den, novel enak nggak sih?"
Raden melihat ke arah sudut lapangan, banyak gerombolan siswi yang mengacak-acak tumpukan buku. Ia tau maksud Arga sekarang.
"Sebenernya novel itu enak, ga. Bikin daya khayal lo kesampean. Apalagi banyak karakter cogannya, jadi, ya gitu, perempuan manasih yang nggak mau disodorin cogan? Apalagi dibonusin fotonya? Kaya visualnya Gitu jadinya."
Arga mengangguk. Tidak beberapa lama ia beranjak, "kalo gitu gue mau lihat ah."
"Yaudah, nanti ketemu dikantin selesai gue urus ini." ucap Raden.
Arga mengiyakan dan berjalan ke arah gerombolan siswi itu.
"Lagi baca apaansi?" tanya Arga pada salah satu siswi.
Bukannya menjawab, salah seorang dari gerombolan itu justru menjerit, "Mirip banget ih, sama yang disini!"
Alis Arga bertaut bingung, ia mendengarnya. Karena tidak ada jawaban, dan siswi-siswi itu justru puas memandangnya, Arga pergi darisana tanpa bertanya lagi.
Kepergian Arga, membuat salah satu dari siswi itu lagi kesal.
"Lo sih, pake jerit-jerit gitu! Jadi pergi kan."
Oke, Arga nggak peduli.
Arga berjongkok diantara kerumunan siswi itu, ia melihat salah satu novel.
Say the word, "I love you."
Arga mengernyit membaca judul buku itu, karena penasaran, ia mengeluarkan selembar uang dan menyodorkannya pada abang penjual buku.
"Bang, yang ini berapa?"
Sontak beberapa siswi memandang Arga dengan tatapan terkejut dan heran. Seorang Arga Pranaja membaca novel?
"35, dek."
Arga mengangguk dan menyerahkan sesuai jumlah itu, kemudian ia bangkit dan membawa pergi buku bersampul bintang itu.
Ia berjalan ke rooftop. Butuh banyak waktu membaca novel, itu yang ia tau dari Tifa—siswi di kelasnya yang membaca novel yang sama setiap harinya, entah karena suka atau gimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Teen FictionBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf