Semenjak kematian Elvira, Arasya tinggal dirumah bersama Andrean. Ia tidak pernah bertanya dimana Valdo. Tidak ada gunanya, memang laki- laki itu peduli? Arasya pikir itu mustahil, meninggalkan Elvira saja tega, apalagi datang setelah Elvira tiada? Sangat mustahil.
Arasya sedang menonton televisi bersama Arta saat ini, Andrean yang membawanya ke rumah ini, mereka sahabat katanya. Sementara Andrean pergi sebentar entah kemana, dan Noah sibuk dengan ponselnya, mengabari bunda nya.
"Sya, lo punya pacar?" celetuk Arta membuka pembicaraan.
Ara menggeleng, "Nggak niat punya." jawabnya pelan.
"Lah, itu Arga?" Arta menatap gadis itu bingung.
"Ka Arta kepo, yaaa?" goda Ara. Membuat Arta mencebik kesal.
"Terserah lo, sya."
"Heheh, Arga itu cuma temen, tapi spesial."
"Martabak dong," ucap Arta asal. Tiba- tiba saja ia teringat makanan kesukaannya itu.
"Bukan, beda lagi itu mah."
"Terus apa?"
"Rasa sayang aku ke dia, sama, kaya ke temen kecil aku." kekeh Ara kembali menatap televisi.
Napas Noah tercekat mendengarnya, seolah kehilangan segalanya, tatapannya menelusuk pada gadis yang tengah terkekeh itu.
Gantian Arta yang memalingkan tatapannya, memandang gadis itu lagi. "Siapa namanya?"
Yes, ayolah. Bisik Noah bersorak Arta menanyakan hal itu.
"Namanya.. Yah aku lupa, ka." kata Arasya tertawa pelan.
Harapan Noah runtuh seketika. Ia kembali menatap sendu ponselnya. Memainkannya tidak jelas.
"Emh, siapa ya.." Arasya kembali berpikir, saat menatap Noah, ia terpaku. "Mirip.. Noah."
Kalimatnya sukses membuat Noah menjerit senang dalam hatinya, ia hanya berpura- pura mengangkat alisnya tidak tahu.
"Emh, sebentar." Arasya beranjak, berjongkok di hadapan Noah, memelototkan matanya tiba- tiba.
"Agh, sya.." Noah menutup wajahnya, ketakutan, gemetar.
Arasya tertawa, ia menggenggam kedua tangan Noah, cowok itu terpaku menatapnya.
"Hai, cowok cengeng." kekehnya geli, meledek Noah yang masih terpaku aneh."Lo masih inget?"
"Inget dong," bangga Arasya, ia memeluk Noah erat, membisikkan sesuatu di telinga cowok itu, mampu membuat Noah bergetar hebat. "Miss you ma boy, ma friend."
Noah melebarkan matanya, Arasya tersenyum manis padanya setelah melepas pelukannya.
Noah tidak dapat berkata apa- apa, bibir nya bungkam.
Sementara Arasya bangkit, menyambut Arga yang datang bersama tim basket nya lainnya.
"Apa kabar?" sapa Ara hangat, masih melirik Noah yang terpaku di tempat, menyunggingkan senyum miring.
Dyxon memeluk Ara sekilas, "Maaf gabisa dateng kemaren, ada acara keluarga."
Bergantian dengan Raden yang membawa sekotak donat, menyodorkannya dan tersenyum kala Arasya menerimanya.
"Lo kuat, sya."Arasya terdiam, saat Ian hanya tersenyum tipis, "Ian?"
"Maaf, sya. Gue cuma ngelamun aja, ko lo kuat banget ya jadi cewek." Ian mengusap kepala Arasya sekilas, "Kuat, dear." lalu cowok itu ikut duduk bersama yang lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/151127022-288-k119496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Teen FictionBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf