"Ini bukan akhir, tapi awal dari takdir."
-keputusan-
Suara deru sorak- sorai mendominasi lapangan. Tepuk tangan riuh. Masing- masing tim memasuki lapangan.
Arga dan Kelvin yang paling mencolok kala itu. Sama- sama menggunakan badge kapten. Memakai topi dengan warna yang berbeda, Arga hitam legam, dan Kelvin biru navy.
"Ready, man? I' think so hurt."
Arga ber high five dengan seluruh tim Galigardo, terakhir dengan Kelvin. Tersenyum tipis, membalas seringai Kelvin.
"NBA milik gue," bisik Kelvin menajamkan bentuk suaranya.
Arga tidak menggubris, ia hanya mengangguk, membiarkan Kelvin berkhayal sepuasnya.
Priiit!
Suara pluit.
Pertandingan di mulai."Dia keren," gumam Ara, mengambil beberapa pose Arga dalam fase berbeda.
Andrean tersenyum, "Dia hebat, bisa buat cewek se jutek lo luluh."
"Wh-?" Arasya menautkan alisnya. "Abang tau dari mana?"
"Arga,"
"Dia cerita?"
Andrean mengangguk.
"ih, nyebelin, belom izin juga." cemberut Arasya memajukan bibirnya bawahnya sebal.
"Mau tau, apa yang dia bilang?"
Ara menoleh, memaksa menatap Andrean.
"Dia bilang apa?""Dia bilang, lo bunga."
"Bunga?"
"Iya,"
"Kenapa?"
"Bunga. Indah, tapi butuh proses untuk mekar, banyak lebah menyukainya, beberapa kupu- kupu turut hinggap, tapi.. Bunga itu menyimpan kepahitan di dalamnya, menipu bukan?"
Mendengarnya, otak Arasya berkerja keras untuk mengerti, tapi selalu gagal.
"Maksudnya apa?""Lo itu cantik, keliatan bahagia.. Tapi cuma diluar. Dibalik itu semua lo tertekan dirumah, dan gue tau broken home lebih parah dari sakit hati karena cinta. Kupu- kupu itu kayak cewek- cewek di sekolah lo, pasti banyak dari mereka yang mau deket sama lo. Lebah itu kayak cowok- cowok, pasti banyaaaak banget yang naksir sama lo."
Arasya mengerjapkan mata nya, lalu mengangguk. "Yaudah ayo, bang. Nonton lagi," ucap Ara membalik tubuhnya.
"Telat." kata Arga jengah, cowok itu kini duduk di samping nya, membuang wajah acuh.
"Arga iih." ringis Arasya merasa tidak enak. "Tadi gue kelamaan fokus sama penjelasan Bang Andrean.."
Arga terdiam saat Arasya menggelendoti lengan nya, ia melirik gadis itu.
"Padahal gue berharap lo liat."Arasya nyengir, "Maaf, Arga." rengek nya.
Arga tersenyum kecut. "Kenapa ye susah banget kesel dikit aja sama lo,"
"Susah dong, kan sayang. Iyakan?"
Bibir Arga terkatup rapat, namun melihat wajah Arasya membuat nya tidak bisa menahan gemas dan mencubit pipi gadis itu, hingga Arasya meringis pelan.
"Iya, sayang. Gue nggak marah. Nanti nonton ya final nya?"Arasya mengangguk. "Pasti nonton,"
"Pasti nonton- pasti nonton, nanti ngobrol lagi." ejek Arga mendengus kasar.
Arasya lagi- lagi hanya bisa memasang cengiran. "Nggak Arga, jangan marah yaa."
"Kapan si, sya. Gue bisa marah sama lo," Arga menghela napas lalu beranjak karena mc sudah memanggil para pemain.
-aloha, my kapten!-
23-21
Perbedaan tipis. Tapi percayalah, itu mengubah takdir dari salah satu tim.
Raden bersorak heboh, berteriak sekencang- kencang nya.
"GUE MENANG DEWI KU!!"Arga ikut tertawa, ia menatap Arasya yang ternganga melihat piala yang kini berada di tangan Ian.
"I'm the winner, baby." bisik Arga pelan.
Setelah ber high five dengan teman- teman club nya, Arga berjalan ke sudut lapangan, ingin menghampiri Arasya, namun Kelvin menahan nya.
"Apa?" tanya Arga bingung.
Kelvin tersenyum, lalu ia menarik Arga kedalam pelukan nya.
"Disana, jangan lupa live streaming ya."Arga terkekeh dan membalas pelukan Kelvin lalu melepas nya.
"Pasti, vin. Lo juga nonton."
Kelvin mengangguk, "Maaf gue udah sombong, ternyata kehebatan gue ga seberapa sama temen- temen lo yang nyeleneh tapi gue akuin, mereka.. The best." kedua mata Kelvin memandang Tim Galigardo yang sibuk merayakan kemenangan. Sisi bibir nya terangkat.
"Hm, kadang ga semua yang lo liat dari luar itu benar." iris Arga ikut memandang teman- teman nya yang sontak melambaikan tangan pada nya.
Arga kembali menatap Kelvin yang masih takjub dengan tim nya, menepuk bahu cowok itu pelan.
"Lo bisa lebih baik dari mereka, asal latihan."Kelvin menoleh dan tersenyum, namun Arga sudah lebih dulu berlari menjauh.
Arga tersenyum pede saat Arasya melipat tangan dihadapan nya.
"Rupanya Arga yang gue remehin dulu.. Keren juga," aku Arasya tersenyum mengejek.
Arga tertawa, "Ya, iyalah, gue tegar atas ejekan lo."
"Hm, Kapten." Arasya mengeja badge yang terpampang di lengan kanan Arga.
Arga sedikit salah tingkah, ia menggaruk tengkuk nya gugup.
"Iya, Kapten."Arasya merespon nya dengan senyuman lebar, tiba- tiba ia memeluk Arga erat.
"Iya, lo kapten Galigardo, dan kapten di hati gue. Kapten ter hebat yang pernah gue temui." ungkap Arasya mengeluarkan seluruh isi hati nya.Jantung Arga berdetak dua kali lebih cepat, tanpa sadar, ia tersenyum manis mendengar panggilan itu kini Arasya lontarkan dengan manis.
"Makasih, sya."
Arasya melepas pelukan nya, mengangguk.
"Gue bakal pergi." celetuk Arga pelan.
Arasya mengangguk, "Ya, dan gue tau, kita cuma di takdirkan bertemu, bukan bersatu."
"Dan, lo, cuma dermaga yang akan berlalu, karena hati, selalu mencari tempat terbaik lebih indah lagi." balas Arga.
Arasya agak sedih mendengarnya, ia sedikit menunduk dan mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Arga.
"Gue selalu percaya cinta itu mudah datang, tapi rasa nya berat, saat gue tau, cinta itu harus pergi. Secepat ini..""Cinta itu seperti sepatu, tidak akan indah jika tidak sama, seperti hati, tidak akan bahagia jika bukan bersama pasangan nya."
Arasya mengangguk, ia kembali melihat kedalam iris hitam itu.
"Lo selalu indah, ga." lalu Arasya memeluk Arga lagi, "Sampai kapan pun."-aloha, my kapten!-
AN.
SEKEDAR INFO, SEBENAR NYA PART INI AGAK.. ANEH. KARENA DRAF SEBELUM NYA YANG NYAMBUNG, KE HAPUS, JADI.. MAAF.
![](https://img.wattpad.com/cover/151127022-288-k119496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Ficção AdolescenteBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf