25. Dua lima
"Yang paling sulit dalam hidup, adalah berdamai pada diri sendiri."
-dear arga-
KEDUA mata gadis itu berkaca-kaca, tatapan sendu, tangannya terkepal. Mengapa Arga sejahat ini pada nya? Membawa sosok Valdo kembali ke dalam rumah nya.
"Papa minta maaf, sayang. Papa janji bakal jelasin ke kamu semuanya, kamu berhenti ngepal tangan gitu ya?" tangan Valdo menyentuh pundak Ara. Membuat Ara mendecih jijik dalam hati.
"Daddy, ini kakak Eland ya?" seorang anak kecil tersenyum manis pada Ara, namun gadis itu tetap bungkam dan tetap pada pendirian nya. Untuk tidak merespon Valdo dan Erland.
"Stt, Erland main sana gih." ucap Valdo halus.
Ara melirik anak kecil itu, cukup tampan untuk ukuran nya. Haha, ia jadi benar yakin itu anak selingkuhan Valdo.
Berhenti menggunjing, Ara kembali melirik Arga, cowok itu bergeming, namun bibir nya tersenyum samar, apa itu? Menyebalkan. Dasar laki- laki tidak peka.
"Ga," desis Ara menyenggol kaki cowok itu.
Arga melirik nya, terkesan sinis. "Hah?"
Jawaban itu membuat Ara menggeram kesal. "Nggak! Gajadi!"
"Hm, ngambek aja lagi." Arga memutar bola mata nya malas.
"Gue ngg-"
Tepukan Valdo menghentikan ucapan Ara yang lebih tepat nya bisik - bisik. Melempar tatapan malas pada Valdo, hal yang sekarang Ara lakukan.
"Maafin papa ya? Sekarang, lebih baik kamu tinggal sama papa. Andrean, kamu udah kenal kan?"
Ara mengangguk ketus.
"Bagus, tinggal Erland."
Ara memutar iris nya, mendengar nama itu membuatnya teringat kejadian saat pertama kali ia bertemu dengan Valdo.
"Dia nanya in kamu terus, semenjak waktu itu." ungkap Valdo, mengusap punggung Ara lembut.
Bodo amat, siapa dia. Ara diam, tidak menggubris Erland yang kini duduk di sebelah nya dan memandang nya dengan tatapan memohon.
"Daddy.." Erland menatap Valdo berkaca- kaca, lalu menunjuk Ara dengan lirikan nya. Membuat Valdo yakin, Erland benar- benar ingin dekat dengan Ara. Sebagai kakak tiri nya.
Apa itu? Lirihan sok melas. Ara lagi- lagi hanya mendecih mendengar nya.
Baginya, menerima sesuatu yang pernah menyakitinya bukan lah hal yang mudah. This real okay.Ara menatap Erland, anak kecil itu kini memandangnya lurus- lurus. Sebenarnya lucu juga Erland, tunggu ... Tidak, Erland adalah anak dari jalang yang merebut Valdo dari nya, tidak.
"Maaf, mau ke atas."Ucapan itu akhirnya terlontar, mengakhiri ketegangan batin nya, dengan cepat ia beranjak dan meninggalkan semua yang ada disana. Namun jelas, telinga masih mendengar lontaran anak kecil itu.
"Kakak Eland cantik, milip bunda Elpila."
-aloha, my kapten!-
ARA mendengus kesal. Pada akhirnya ia harus berada dirumah itu dengan Valdo dan Erland. Andrean? Ia pergi, ada acara katanya.
Tiba- tiba ponselnya bergetar, notifikasi pesan penting. Pasti Arga.
Arga : lo belom baikan? Hm, oke, besok gausah nganter gue.
Apa- apaan?!
Arasya : Ga, plis, gue benci
Arga : nggak ada alasan, sayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Fiksi RemajaBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf