7 || Tujuh

1K 50 14
                                    

"Saksikanlah prom night Sma Galigardo!"

Suara tawa meledak begitu Angga memperagakan gaya bicara yang ada dalam selebaran yang ia genggam.

"Dimana-mana mah di hadirin ya? Lah ini, disaksikan, dikata acara siraman rohani." celetuk Raden membuat seluruh anggota basket kembali tertawa.

"Gue belom baca masa dari kemaren. Baru gue liat covernya doang, terus gue simpen." ujar Arga, ia saja kaget dengan teman-temannya yang terbahak membahas undangan prom.

Mereka sedang berkumpul dirumah Dyxon. Menyusun agenda bulanan club basket. Tapi gara- gara selebaran prom yang bikin ngakak semuanya jadi membahas itu dan melupakan agenda.

"Pada Mau minum nggak?" tawar Dyxon.

Noah reflek menoleh dan mencari- cari.

Angga tertawa geli melihat Noah, jahil, ia menendang pantat cowok itu hingga wajahnya menubruk lantai.

"Bhangshat shakit anjzhing,"

"Hahaha, lagian najis, malu-maluin." ujar Raden meledek Noah yang memegang bibirnya meringis.

"Bhacot lho shemua, shakit tholol." balas Noah dengan ekspresi lucu.

Dyxon tertawa, ia tengkurap dan memeragakan gaya Noah ketika bibir cowok itu menyentuh lantai.

"Gimana, no, gimana?" ledeknya.

"Bilang gini bege, 'bhangshat shakit anjzhing'." tambah Angga mengikuti.

"Gha luchu tholol," dengus Noah masih memegang bibirnya.

Cekrek!

Noah menyipitkan matanya, mendapat cahaya tiba-tiba yang sangat terang, bersamaan dengan Arga mendapat foto Noah, cowok itu menendang Arga hingga terjatuh dari pinggir lantai.

"Sialan,"

"Aphus ajhing gha luchu." ketus Noah.

"Ngomong dulu apa yang bener," sahut Dyxon menyenggol lengan Noah yang memegang bibirnya.

"Akh.. Shialan yha lho shemua." dengus Noah, bibirnya makin berdarah dan tergores berkat lengan Dyxon.

"Gini nih, enaknya suruh maen wayang."

Noah menatap Raden tajam, sekali-lagi-gue-matiin-lo-njing.

Terlambat, Angga keburu menarik sebuah daun dan batang, menancapkannya dan berjongkok dibelakang Noah.

"Ning nang ning nung," ia menggerak- gerakan daun itu didepan wajah Noah.

Noah menatapnya kesal, ia memejamkan matanya, bangkit dan berucap dengan nada kesal.

"Ghue bhalik ajha dha, khalo dhiginiin."

Semua terdiam, sejurus kemudian mereka semua tertawa, Noah memang paling baperan diantara semuanya.

Saat tengah tertawa, Arga berbicara, membuat semuanya melotot tidak percaya.

"No, kata Alana bibir lo mau dicium ama dia biar sembuh."

Kedua mata Noah berbinar penuh harap, "Demi apa lo?"

"Ye, najis! Asal cium aja lo cepet banget! Udah nih, beli minum. Gue tau Arga bohong." potong Dyxon memberikan selembar seratus ribuan.

Noah tidak langsung percaya, ia menatap Arga. "Emang lo bohong?"

Arga tidak menjawab, dari cengirannya sudah jelas iya berbohong.

Noah tersenyum kecut, merampas uang yang Dyxon sodorkan, "Gue aduin bebep Alana lo semua! Yar dimampusin sekalian." ocehnya lalu bangkit dan berjalan keluar, mencari warung.

GOODBYE ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang