"ARGA PULANG." suara bariton cowok itu mengisi setiap sudut ruangan.
Tidak ada jawaban.
kemana seisi rumah pergi?Arga mengintip ke dapur, kosong. Ia naik ke atas dan melihat kamarnya, kosong. Ia mulai risau, kemana Arasya?
"SYA, RASYA?" teriaknya tak tentu arah. Sayangnya, Masih tidak ada jawaban.
Arga menuruni tangga dan memutar, melihat ke kolam renang di belakang rumahnya.
Ya, ada dua gadis disana, mereka sedang berbincang sambil sesekali memainkan air kolam renang.
"Tapi Cecil cebel, bang Arga celalu ledekin Cecil!" Sesil nampak memukul kedua tangannya ke pahanya yang terbalut celana pendek.
Ara tertawa, tangannya mengusap kepala Sesil. "Sesil tau nggak? Bang Arga nggak cuma ganggu Sesil."
Sesil membulatkan matanya, "Bukan cuma Cecil? Tlus ciapa ladi?"
"Bang Arga sering gangguin kaka." ucap Ara halus.
Sesil mengerjapkan matanya, "Gala-gala aku minta kaka cantik?" ia terdiam meletakkan tangan kecilnya dibawah dagu, "Makanya dia gangguin kaka?" lanjutnya.
Ara tersenyum dan mengangguk.
"Sesil mau tau gak?""Tau apa?"
"Kaka suka sama bang Arga."
YESSSSSS! Akhirnya terbalas perasaan mu bang. Jerit Arga dalam hati, Arga mengangkat-angkat tangannya ke udara, kesenangan.
Tanpa Arga sadari, tingkahnya ternyata disadari dua gadis yang duduk tidak jauh darinya.
"Bang Arga," celetuk Sesil.
Beuh, kegep mas.
Arga reflek terdiam, "Yes! Yes! Besok ada turnamen, ye.. s!" ia menatap kedua gadis itu sangsi. "Selow aja gue nggak nguping, tadi gue cuma kebablasan kesini aja."
Arasya mengangkat alisnya, ia tau Arga berbohong.
Arga yang menyadari isi pikiran Ara langsung berbalik dan meruntuk.
"Goblok banget si lo, bang-bang." ucapnya pelan sambil berjalan meninggalkan kedua gadis yang menatapnya heran itu.«kptn»
"Beneran tadi lo nggak nguping?"
Arga menoleh, melihat Ara yang tengah mengunyah sebuah roti stroberri pemberian Sesil.
"Ngapain sih gue bohong," ucap Arga, padahal ia tidak yakin itu benar.
Ara mengangguk, "Yaudah."
Arga kembali melirik Ara, memeperhatikan gadis itu lalu menghampirinya. "Lo betah disini?"
Ara mengangguk.
"Mama lo?"
Suapan Ara terhenti, tatapannya berubah sendu, ia berucap pelan sambil menatap Arga. "Tapi Rasya kangen mama, juga.." lirihnya.
Arga hanya memberikan senyum, "Lo bakal balik," katanya meyakinkan.
Arasya terdiam, ia memandang rotinya bimbang. "Mama benci ya sama gue?"
Arga menggeleng. "Dia nggak benci sama lo, lo anaknya, sya."
"Tapi kemar-"

KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE ARGA
Teen FictionBerakhir dengan jarak dan rindu. @Copyright2018 ;dhiyaauliahnf