23: untung sodaraan!

762 149 8
                                    

16.21

t mark:
seungwan, udah pulang?

t mark:
kangen nih

kepala seungwan berat seketika kala membaca kalimat terakhir yang mark kirimkan kepadanya. buru-buru ia menggeleng dan memutuskan untuk tidak membalas pesan dari cowok (yang makin lama makin aneh) itu, melainkan mematikan serta mencengkeram ponselnya.

ia butuh pulang. hari ini terik, sekolah mulai sepi, sudah bel sedari tadi, tapi kenapa orang itu belum muncul juga?

sepasang kakinya bergerak pelan sembari bola matanya bergerak ke sana dan kemari--ia mencari kakaknya. sampai ada orang yang menepuk bahunya, gadis itu kaget setengah mati hingga kakinya berhenti bergerak.

"sendiri aja, neng?" canda orang itu. seungwan menengok dan memutar bola matanya, kemudian melangkahkan tungkainya kembali. buru-buru yang di belakangnya ikut melangkah sebelum ketinggalan seungwan. "seungwan, maaf ya ngagetin."

"apa? nggak denger," jawabnya pura-pura tanpa menengok--diam-diam sambil tersenyum kecil.

"kok gitu," balasnya kecewa. "lo nyari apaan sih celingak-celinguk gitu?"

"lihat kakak gue nggak?" tanya seungwan to the point.

"kak chanyeol maksudnya? ini, lagi ngomong sama lo." cowok itu menunjuk dirinya sendiri, lalu tertawa renyah.

seungwan melirik cowok jangkung yang berjalan di sisi kirinya itu sekilas. kepalanya menggeleng pelan. "serius, kak. soalnya, gue mau pulang..."

"ya udah, pulang bareng yuk, wan?"

"hei, bocah nekat. hari ini seungwan pulangnya bareng gue."

belum sempat seungwan jawab, ajakan chanyeol terputus ketika cowok berkulit lebih gelap datang menyamai langkah seungwan di sisi kanan. dia jongin.

chanyeol menatap cowok itu sebal. jujur saja, ia masih malu perkara kemarin. dan rasanya masih aneh kalau melihat seungwan dan jongin ternyata bersaudara.

tapi, mulai saat ini, chanyeol harus menerima apa yang sebenarnya terjadi dan mau tak mau mengalah kalau itu sudah berurusan dengan jongin.

"emang kenapa?" tanya chanyeol skeptikal, barangkali jongin tidak mengajaknya pulang beneran, cuma mau menjauhinya dari diri chanyeol.

mata jongin yang sedang bersitatap dengan seungwan lantas membalas tatapan chanyeol yang bete minta ampun.

terlintas sesuatu di benaknya. jongin membisiki seungwan sesuatu, setelah itu kembali melirik chanyeol. ia tersenyum jail. "ada deh."

cowok tinggi itu makin bete saja dibuatnya. dia hanya diam menunduk, menyamai ritme dari kaki gadis yang ditaksirnya.

"ooh." seungwan mengangguk-angguk. ia melihat jongin dengan penasaran sembari tersenyum. "jong, sekarang kita ini udah go public, makanya kamu berani ngajak aku pulang bareng tanpa harus sembunyi-sembunyi?"

"emang kenapa? kamu segitu malunya punya sepupu kayak aku?"

"hahaha, enggak lah."

sialan, bahkan jongin bisa aku-kamuan sama seungwan! rutuknya dalam diam. berarti gue ketinggalan jauh banget.

"ya udah kalo gitu, jong. sekarang kak naeun mana?" ketika seungwan mengalihkan pandangannya pada jongin, chanyeol tahu, dia terkacangi abis.

"udah jalan duluan, mau kerja kelompok, katanya. makanya, yuk, wan?" ajak jongin sekali lagi, kali ini telapak tangannya mengambang di antara dirinya dan seungwan.

seungwan tersenyum. "yuk." tangan kanannya menggenggam tangan jongin, lalu menengok ke arah chanyeol yang sedari tadi cuma diam. "kak, balik duluan ya."

chanyeol diam-diam mengepalkan tangannya, menahan untuk tidak menampar jongin sekarang juga.

seketika ekspresinya berubah ramah. "iya, wan. hati-hati di jalan ya."

"oke, lo juga, kak. dadah!" tangannya melambai sesaat sembari langkahnya dipercepat.

jongin yang sudah merasa agak jauh dari chanyeol, menengok ke belakang lalu menjulurkan lidahnya. hal itu membuat chanyeol mengepalkan tangan kanannya erat-erat dan membuat gestur mengancam seolah-olah ia siap menjotosnya kapanpun. jongin yang melihat langsung tertawa geli.

tak lama, setelah ditinggal jongin dan seungwan, chanyeol menghela napas keras.

untung sodaraan!

added youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang