18.12
seungwan menutup bukunya serta pulpennya. ia baru saja menyelesaikan tugas dari sekolahnya.
tangannya meraih sana-sini untuk merapikan meja belajarnya. menaruh buku dan tempat pensil ke dalam tas kemudian menggantungnya di belakang pintu kamar. kakinya mengayun menghampiri tempat tidur, merentangkan tangannya lalu menjatuhkan dirinya di sana.
ia menutup matanya, menghela napas panjang. sesaat kemudian matanya tertuju pada boneka yang tergeletak di ujung tempat tidur. dengan cepat diraihnya boneka anjing berwarna krem itu. sambil tidur-tiduran, ia meremas-remas gemas dua kaki bonekanya. teringat sesuatu, seungwan mengangkat boneka itu di depan kepalanya tinggi-tinggi.
"ini, buat lo."
"...buat pacar kakak aja atau siapa gitu."
"nggak punya pacar."
yes!
seungwan memeluk boneka—yang notabene pemberian dari chanyeol minggu lalu—itu dengan sangat erat hingga menutupi wajahnya. tak lama, ia menurunkannya.
a-apa aneh kalo gue seneng dengernya? batinnya gundah. masa sih, dia kan populer, nggak mungkin nggak punya pacar.
bibirnya tertarik pada kedua sisinya, seraya matanya menyipit, senang. biarin aja deh. emangnya gue pikirin.
setelah itu, wajahnya kembali berubah superserius.
apa cuma bohong aja, terus gue dimainin doang? eh, tapi, kata jongin dia baik.
ia terdiam. lalu dilemparnya boneka itu ke ujung ruangan.
padahal boneka dari mark udah gue pindahin ke gudang... lihat aja, boneka yang dari dia juga on the way masuk gudang!
suasana hatinya berubah seketika karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. itulah seungwan, selalu memikirkan kemungkinan buruk ketika ia mendapatkan hal-hal yang bagus, meskipun kemungkinan itu hanya kecil adanya.
"tapi, gue kan belum tentu suka sama kak chanyeol. ngapain mikirin sih..." gumamnya risau sendirian.
di tengah-tengah aktivitas melamun-sembari-tiduran yang sedang seungwan lakukan, ponselnya, yang ia taruh di atas bantal, berdering tanda telepon dari line masuk. tanpa melihat peneleponnya, seungwan menggeser layar ponselnya untuk menjawab, dan mendekatkannya ke telinga.
"halo, ada apa," sambutnya dengan malas.
"seungwan lagi apa sekarang?" jawab yang di seberang sana dengan riang. sontak mata seungwan membulat selagi mendengar suara dari penelepon itu.
kok... kok ada suara cowok ganteng?!?!
buru-buru ia melihat caller ID, sehabis itu syok abis karena menemukan nama 'chanyeol' di sana. ia langsung mendekatkan kembali ponselnya pada telinganya.
"la... lagi tidur...an?" seungwan lebih seperti bertanya dibanding menjawab. itu semua karena rasa gugupnya yang datang tiba-tiba.
"itu jawab atau nanya, wan?" chanyeol tertawa kecil, terdengar di telinga seungwan. "kalo nanya, iya, gue lagi tiduran. kalo jawab, ya udah berarti kita samaan, lagi tiduran."
saat chanyeol tertawa lagi, tamatlah riwayat jantung seungwan.
kenapa hati gue jadi kacau begini padahal ditelepon doang???
"i-iya..." hanya itu yang bisa keluar dari bibir seungwan. dan kini ia menyesal kenapa ia hanya berkata 'iya'. karena setelah itu, keduanya sama-sama diam.
setelah terganggu karena sunyi, chanyeol membuka suara lagi. "seungwan."
"iya?" jawab seungwan. ia mengulum bibirnya yang terasa kering. "kenapa, kak?"
"boneka yang kemarin, dikasih nama dong," ucap chanyeol. "udah dikasih nama belum?"
seungwan tersenyum diam-diam (meskipun tahu chanyeol tak akan melihatnya). "belum."
"kalo mau dinamain, siapa namanya?" ada nada senyum di seberang sana.
"mmm..." seungwan memainkan jari-jarinya pada seprai tempat tidurnya, sembari berpikir keras. mencari nama yang pantas untuk boneka dari chanyeol. tubuhnya ia biarkan duduk di tepi kasur, seraya matanya menatap boneka yang terkapar di ujung ruangan. "namanya... kak chanyeol."
ucapannya disambut gelak tawa dari seberang.gadis itu membelalakkan matanya tidak percaya karena ia baru saja menamai bonekanya dengan nama orang yang sedang meneleponnya. buru-buru ia menutup mulut.
"kok pake nama gue?"
seungwan menepuk jidatnya berulang kali sembari memejamkan mata sebelum akhirnya mau menjawab tanyaan chanyeol.
"e-eh... bukan gitu maksudnya..."
"maksudnya gue cocok ya? kayak anjing, gitu?"
"bukan gitu, kak..."
lagi-lagi chanyeol tergelak keras. seungwan malu setengah mati.
"ya udah. namanya chanyeol." cowok itu masih terkekeh akibat jawaban dari seungwan. "biar aja namanya pake nama gue."
"kok gitu?" seungwan mengernyitkan dahinya heran.
kok dia mau ya, gue katain 'anjing' secara tidak langsung...
"biar kalo lihat boneka itu, seungwan ingetnya sama gue," jawab chanyeol pede.
diri seungwan, yang mendengar kalimat itu, tewas seketika.
"ih, nggak lucu ah," ujar seungwan malu, berharap chanyeol tak akan menyadari nada suaranya yang salting.
chanyeol tertawa kecil, kemudian menarik napas seperti mengingat sesuatu. "seungwan, besok kan sabtu, pergi ke mana-mana nggak?"
seungwan menggeleng pelan, walau chanyeol tak akan melihat. "enggak, kayaknya."
lalu mereka terdiam untuk beberapa saat.
ini sulit bagi dirinya. meski seungwan pintar mengikuti alur suatu percakapan, akan tetapi bukan orang yang begitu talkative dan pandai buat topik sana-sini. karena itu, kini ia hanya menggerakkan kedua kakinya yang bergantung secara bergantian, menunduk, menunggu chanyeol berbicara.
"wan," panggil chanyeol, yang membuat seungwan langsung menegakkan tubuhnya kembali.
"ya, kak?"
"besok siang, ke rumah gue yuk?"
×××
a/n:
o'ow dah mo bawa-bawa ke rumah aja nie

KAMU SEDANG MEMBACA
added you
Fanfictioncerita sederhana. awalnya, chanyeol basa-basi ke seungwan lewat sebuah chatroom yang sama basinya. chanyeol memang suka. cuma, dia gak tahu taktik yang baik dan benar buat mendapatkan hati seungwan. sementara sudah tinggal sekecil kuman lagi, sebelu...