27: dijamu

464 94 0
                                    

13.48

     sampai juga seungwan di kediaman keluarga chanyeol. kini, ia dan cowok itu berdiri di depan pintu utama, hendak menekan bel dan menunggu seseorang membukakan pintu dan mempersilahkan mereka untuk masuk.

namun, sebelum semua itu terjadi, chanyeol melirik seungwan yang tampak rapi di sampingnya, untuk kesekian kali.

"udah?" tanyanya, menahan senyum ketika melihat seungwan yang sesekali sibuk membetulkan bajunya. cewek itu mengangkat alisnya, menatap chanyeol heran. chanyeol terkekeh. "udah belum rapi-rapinya?"

"udah rapi, kak?" tanya seungwan memastikan. "takut nggak enak dilihat."

"udah rapi banget, wan." kali ini chanyeol membiarkan senyum manisnya lepas. "orang rumah juga nggak rapi-rapi banget. liat gue nih."

seungwan menunduk setelah mengecek chanyeol yang memang tidak terlalu rapi. kali ini dia yang menahan senyum.

saat ini, keduanya mencoba mengulur waktu karena sama-sama grogi. seungwan grogi karena takut keluarga chanyeol bakalan ilfil dengan dirinya yang salah bertingkah. dan chanyeol grogi karena takut keluarganya bertingkah macam-macam yang membuat seungwan ilfil.

"seungwan mau pencet belnya nggak?"

ketika seungwan tak menyahut, chanyeol mencolek bahunya.

"hah?"

"pencet belnya gih."

"kan elo yang punya rumah, kak."

"gue udah sering, wan."

"dih, tapi kan—"

belum sempat berdebat, dibukanya pintu dalam berwarna putih itu oleh seorang perempuan yang berusia di awal 20-an.

"SEUNGWAN YA?" telunjuk perempuan itu mengarah ke seungwan. ia langsung berbalik badan dan berteriak, "MA, UDAH DATENG, MA!"

seungwan terkejut bukan main ketika namanya disebut dengan lantang. chanyeol melotot melihat perilaku ajaib kakaknya. yoora memutar kunci pintu jaring dengan cepat dan membukanya lebar-lebar.

dari mana kakak ini tahu nama gue? tanya seungwan dalam hati. kak chanyeol mungkin udah cerita.

"masuk, masuk, masuk!" suruh perempuan itu dengan tangan yang mengisyaratkan dengan heboh.

"eh, kak yoora, malu dikit!" ujar chanyeol kesal, disertai dengan malu. hal yang dikhawatirkan mulai terjadi dengan adanya yoora.

"eh, chanyeol, nggak usah ngatur-ngatur ya!" yoora mengacungkan jari telunjuk dan menggoyang-goyangkannya, seolah-olah sedang memarahi chanyeol. lalu, tangannya berubah melayang mengajak mereka kembali. "ayo, masuk, seungwan! alas kakinya taruh di dalam sini."

yoora masuk ke dalam rumah lebih dulu, sebelum akhirnya menarik tangan seungwan dan meninggalkan chanyeol sendirian di depan pintu.

"eh, chanyeol, nggak usah ngatur-ngatur ya!" chanyeol menirukan gerak-gerik yoora yang tadi dilakukan pada dirinya. ia menggeleng tak percaya sembari melihat kakaknya yang sedang menarik tangan seungwan menjauh. sesaat kemudian, ia mengernyit. "kok aku nggak diajak masuk juga sih, kak!"

"masuk ya tinggal masuk!" balas yoora dari dalam rumah. "jangan lupa tutup lagi pintunya!"

chanyeol menghela napas, sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah, melepas sepatu, dan mengunci pintu.

sementara chanyeol sibuk sendiri, seungwan di ruang tamu sedang mencoba menyesuaikan diri di antara yoora dan ibu chanyeol.

"minum, wan," ujar ibu chanyeol, suaranya tenang. "jarak rumah ke sini lumayan jauh ya?"

"iya, makasih. dua puluh menitan sih, tante," jawab seungwan. tangannya meraih dan meneguk teh panas dengan perlahan.

"wan, kok kamu betah sama chanyeol?"

lontaran kalimat tanya dari yoora membuat teh panas itu tertelan mendadak ke dalam kerongkongan seungwan. ia langsung terbatuk, hampir menyemburkan teh yang sudah ditelannya ke atas meja ruang tamu.

ibu chanyeol buru-buru memberi tisu padanya. "pelan-pelan wan," ujarnya.

seungwan tersenyum malu dan menerima tisu dari tangan ibu chanyeol.

belum sempat pertanyaan dari yoora terjawabkan, anak laki-laki berusia sekitar 5 tahunan turun dari tangga dan menghampiri seungwan.

"ini... sung... kak son sunghwan?" panggilnya ragu, lebih seperti bertanya, apakah nama yang disebutnya betul atau tidak.

ibu chanyeol mengoreksi, "seungwan. namanya son seungwan."

hebat. semua orang di rumah ini tahu nama lengkap gue. kak chanyeol cerita ke semuanya?

bocah laki-laki itu membentuk huruf 'o' di mulutnya. yoora mengelus kepalanya berulang kali karena gemas.

seungwan tersenyum geli, mendekatkan diri pada anak itu. "emangnya nama kamu siapa?"

"hajoon!" katanya, "namaku, park hajoon. aku suka makan ayam. kalo kak seungwan suka makan apa?"

"sama, aku juga suka makan ayam." seungwan tersenyum manis, menularkan senyum itu pada hajoon.

"siapa yang suka makan ayam?" chanyeol asal nimbrung dengan duduk di samping hajoon yang sedang berbincang dengan seungwan di sampingnya.

"akuuu!" jawab hajoon lantang. "kak chanyeol juga suka ayam kan? ayo makan sama-sama!"

ibu chanyeol berdiri dan menyenggol yoora. "kebetulan hari ini kita masak ayam. ada yang lain-lainnya juga. seungwan mau coba?"

"wan, kamu harus coba masakan aku!" kata yoora semangat.

pandangan seungwan teralihkan dari hajoon. ia tersenyum. "boleh!"

rumah ini seru. seungwan merasa sangat dijamu.

added youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang