dua setengah jam sebelum chanyeol marah-marah...
17.21
"taruh di kulkas, sana," suruh jongin sambil menutup pintu utama rumahnya.
"ya kamu dong yang taruh, kok jadi semuanya aku yang disuruh-suruh?" seungwan mengernyit sebal. kedua tangannya tidak sanggup lagi bergontai menenteng plastik besar berisi kue. "cepetan, pegel nih. aku jalan kaki ke sini."
"halah, beda berapa gang doang padahal. lagian, siapa suruh jalan kaki?" jongin membalikkan badannya menghadap seungwan. "padahal kamu punya motor."
"nanti kalo kuenya jatuh gimana? bisa-bisa aku diomelin sama tante junghee." seungwan mengernyit, membayangkan betapa mengerikan nasibnya bila kue tersebut hancur karena ulahnya. "pada ke mana? kok sepi."
"nyokap lagi pergi kondangan kali ya, hebring banget tadi pakaiannya. kalo bokap, kerja." jongin mengendikkan bahunya. "jadi, aku sendirian di rumah. dan kayaknya pada pulang larut."
"ya udah kalo gitu—" ucapan seungwan terpotong karena tangannya terasa nyeri mendadak. "aduh, jong, tanganku pegel abis!"
"hei, sepupu jelek, nggak usah ngeluh mulu deh." jongin berkacak pinggang. "sana taruh kuenya."
seungwan memutar bola matanya malas, kemudian berjalan ke arah kulkas yang ada di ruang makan. baru setengah jalan, jongin mencegah seungwan, kemudian memindahkan kantung plastik itu dari tangan seungwan ke tangannya.
"nah, gitu dong. dari tadi harusnya," ucap seungwan senang seraya melihat jongin yang memasukkan kue-kue tersebut ke dalam kulkas. "lagian, tante dabin mau ada apa sih? kuenya banyak banget."
"mana gue tahu, jualan kali," jawabnya sambil tertawa.
seungwan berjalan mendekati jongin. "oh iya. kamu mau ngomongin apa?"
jongin menatap cewek itu, lalu menaikkan dagunya sekilas. "udah sana, masuk kamarku duluan biar kamu kena AC. aku mau rapiin kulkas bentar."
seungwan tersenyum. "tau aja aku lagi gerah."
"soalnya kelihatan, muka kamu buluk."
"tabok nih ya!"
"hehehe, ampun, sepupu cantikku."
tanpa menggubris perkataan jongin, seungwan berlalu ke kamar jongin dan menutup pintunya. ia duduk bersila di atas ranjang, lalu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
jongin banyak berubah, pikirnya. poster-poster star wars dan marvel yang pernah ditempel di dinding kini sudah dicopot sampai dindingnya kosong melompong. kamar itu jadi lebih sepi dibanding terakhir kali seungwan bermain ke sini.
sejak seungwan pindah ke rumah tante junghee, ia jadi sering main ke rumah jongin, begitu juga jongin yang sering ke rumah seungwan. namun, saat seungwan memasuki kelas 9, mereka mulai jarang berinteraksi.
dan bahkan mereka juga pura-pura tidak saling mengenal di sekolah. anak-anak di sekolahnya hanya sedikit yang tahu kalau seungwan, naeun, dan jongin masih saudara yang terikat. padahal, ibu seungwan dan ibu jongin adalah adik-kakak kandung.
seungwan mengingat sesuatu. jongin seringkali ditinggal sendirian di rumah karena ayahnya workaholic dan ibunya sibuk wara-wiri (seperti ibu-ibu sosialita). apalagi, ia anak tunggal.
kalau hal itu terjadi, pasti jongin selalu meminta seungwan main ke rumahnya untuk menemani. karena seungwanlah yang paling dekat dengannya daripada naeun atau minhyung.
ia tersadar akan satu hal. apa selama setahun lebih ini jongin jadi hobi chatting dengan cewek-cewek cuma karena ia merasa kesepian di rumah?
ya ampun, seungwan jadi merasa bersalah karena telah mengabaikan jongin belakangan.
"DOR!"
sontak seungwan terlonjak dan berteriak karena jongin menghentakkan kaki dan menepuk kedua bahunya kencang sekali. "jongin!!!"
cowok itu terbahak-bahak kemudian duduk di atas kursi yang terletak di sebelah dipan. "aku nggak sangka reaksi kamu bakalan begitu."
seungwan mendengus sebal, lalu menekan dadanya sendiri. ia menghirup napas banyak, lalu membuangnya pelan-pelan. "lama-lama jantungku jadi lemah dan nggak berdaya lagi deh, kalo bergaul terus sama kamu!"
jongin masih saja cekikikan sedang seungwan menetralisir napas dan degupan jantungnya yang masih tak karuan.
"eh, wan, tadi pas pulang, mark kasih apa ke kamu?" tanya jongin to the point. "terus, sama chanyeol gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
added you
Fanficcerita sederhana. awalnya, chanyeol basa-basi ke seungwan lewat sebuah chatroom yang sama basinya. chanyeol memang suka. cuma, dia gak tahu taktik yang baik dan benar buat mendapatkan hati seungwan. sementara sudah tinggal sekecil kuman lagi, sebelu...