Khesya berjalan dengan langkah yang cukup cepat menuju kelas karena dia takut bahwa pak Sobar sudah masuk kedalam kelas. Sesampainya di kelas ternyata benar saja bahwa pak sobar telah memulai jam pelajarannya.
"Assalamu'alaikum pak." ujar Khesya yang kemudian memasuki kelas.
"Siapa yang suruh kamu masuk?." tanya Pak Sobar dengan nada tenang.
"Eng..gak ada pak." jawab Khesya dengan nada pelan.
"Dari mana saja kamu? Tasnya ada tapi yang punya tasnya malah ilang, yang belajar itu tasnya atau yang punya tasnya?"
"Maaf pak." jawab Khesya sambil menunduk.
"Dari mana kamu?"
"Tadi.."
"Tadi abis pergi sama pacar barunya pak." ujar salah satu murid dengan nada cukup keras.
"CIEEEEEE..." ujar seluruh murid dengan serempak.
Khesya memajukan bibir bawahnya dan kemudian menunduk.
"Siapa pacar barunya Khesya?" tanya pak Sobar.
"KETUA OSIS PAK." jawab mereka lagi dengan serempak.
"Kamu? Pacaran sama anak bandel kayak gitu? Ketua OSIS gadungan itu? Key.. Yo koe kui sing tenanan wae to ,, koe kui bocah apik-apik yo mosok golek pacare koyo kui golek kui sing koyo si surya, apik , pinter , sing paling penting kui deweke wong konglomerat." jawab pak Sobar dengan bahasa Jawanya yang medok.
"Yah... bahasa Jawanya keluar lagi, mana aku nggak ngerti." gumam Khesya.
"Koe ngerti opo ora?" tanya pak Sobar kembali.
"Maaf pak.. saya nggak ngerti bapak ngomong apa." jawab Khesya sambil tertawa kaku.
Seluruh murid tertawa karena kepolosan Khesya yang tak bisa terpungkiri lagi. Dia terlalu jujur dan juga terlalu baik oleh karena itu dia juga sering dimanfaatkan oleh teman-teman sekelasnya.
"Yang kayak gini nih.. anak yang terlalu jujur, udah lah kamu lebih baik duduk ." jawab pak Sobar dan kemudian kembali ke papan tulis
"Makasih pak." jawab Khesya dan kemudian dia duduk di tempat dia berdiri.
Semua teman-temannya kembali tertawa dengan keras dan pak Sobar melirik ke belakang dan kemudian pak Sobar menggaruk-garuk kepalanya.
"Key! Yo kowe dudukne di tempat kamu loh.. bukannya di lantai." jawab pak Sobar dengan penuh kesabaran.
"Ih! Aku mah salah terus dimata bapak, kan kata bapak aku disuruh duduk yaudah aku duduk disini lah." jawab Khesya sedikit kesal.
"Terrrrrserah kamu, bapak pusing punya murid kayak kamu, cantik, baik, pinter tapi sayangnya terlalu polos." jawab pak Sobar sedikit kesal.
"Yaudah saya duduk dimana?" tanya Khesya dengan kesal.
"DI LUAR." jawab pak Sobar dengan kesabaran yang penuh.
"Kalau saya duduk di luar terus gimana saya belajarnya pak?" tanya Khesya merasa sedikit bingung.
"Ya makanya kamu duduk di tempat kamu itu loh, di kursi kamu." jawab Pak Sobar yang terus menahan amarahnya.
"Oh.. bilang dong pak dari tadi." jawab Khesya sedikit kesal dan kemudian pergi ke tempat duduknya.
"Ya gusti!!! Ampunilah semua dosa-dosa murid hamba ini ya Allah." jawab pak Sobar sambil mengelus-elus dadanya.
"AMIN..." jawab mereka kembali dengan serempak.
"Alhamdulillah di do'a-in sama pak Sobar, ternyata pak Sobar emang baik." gumam Khesya sambil tersenyum.
Sementara murid-murid yang lainnya masih mentertawakan tingkah Khesya dan juga pak Sobar.
*****
Kak Adit masuk kedalam kelas dan saat itu adalah jam pelajarannya ibu Susi, kak Adit masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam ataupun meminta maaf kepada bu Susi.
"Eh! Adit! Kamu ngapain masuk?" ujar bu Susi yang menyadari kehadiran kak Adit.
"Emang kenapa?" tanya kak Adit dengan santai.
"Pakai nanya lagi, kamu itu telat masuk jam pelajaran ibu." jawab bu Susi sedikit kesal.
"Oh." jawab kak Adit dengan singkat.
"Ini anak kok nggak ada rasa bersalahnya sih, kamu itu dari mana? Terus abis ngapain?"
"Abis nyariin kantong doraemon biar jadi duta shampoo pantene." jawab kak Adit asal ceplos.
"Anak ini ya, nggak ada perubahannya, kamu itu ketua OSIS seharusnya bisa menjadi contoh yang baik tapi kamu malah ngasih contoh yang buruk buat sekolah ini."
"Yaudah saya mau duduk ya, Bu."
"Gak! Kamu harus keluar!"
"Ok." jawab kak Adit dengan singkat dan dia langsung pergi keluar begitu saja.
Kak Adit pergi menuju kantin, beberapa kelas yang dia lewati, pasti langsung disapa oleh para wanita namun kak Adit tidak pernah membalas sapaan dari mereka.
*****
Kini sudah waktunya pulang sekolah, Khesya menunggu kehadiran kak Adit yang sejak tadi belum keluar dari kelasnya. Setelah beberapa lama kemudian akhirnya kak Adit tiba dan dia langsung menghampiri Khesya.
"Dari tadi nungguin gua?" tanya kak Adit kemudian langsung mengambil kunci mobil dari tangan Khesya begitu saja.
"Iya."
"Sejak kapan?"
"Sejak Fir'aun mengganti celana dalamnya."
"Siapa yang gantiin?"
"Ih.. udah lah ayo kita pulang."
"Yaudah masuk sana."
Khesya dan kak Adit langsung masuk kedalam mobil dan kak Adit langsung mengendarai mobilnya.
Sesekali kak Adit melirik Khesya dan kembali fokus menyetir kembali, kemudian kak Adit memutarkan radio lagu dengan suara sangat kencang.
"Ih! Berisik banget sih!" ujar Khesya sedikit kesal sambil mengecilkan volume radio tersebut.
Namun kak Adit tak menjawab Khesya dan justru dia mengencangkan kembali volume radio tersebut.
"Kenapa sih harus sekencang itu?! Emang gak kedengaran gitu suara lagunya?!" ujar Khesya sambil marah-marah.
"Nggak." jawab kak Adit acuh tak acuh.
"Ih! Kecilin!"
"Gak mau."
"Ih nyebelin banget sih!"
"Walaupun nyebelin tapi ganteng kan."
"Kepedean banget sih nih orang." gumam Khesya yang mulai jengkel.
"Jangan marah, nanti tambah cantik yang ada nanti gua jadi suka sama lo."
_________________________________________
PENASARAN DENGAN CERITA SELANJUTNYA?COMMENT YA...
YUK BACA TERUS DAN JANGAN LUPA VOTE " DETIK "
DAN JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU YA...
@DESISYFTRITERIMA KASIH
SALAM
DESI SYAFITRI
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik
Teen FictionBEBERAPA PART TELAH SAYA PRIVATE, JADI SILAHKAN FOLLOW AKUN SAYA TERLEBIH DAHULU. Mendapatkan seorang senior? Itu bukanlah hal yang mustahil, hanya saja sulit. Seorang junior yang lugu mencintai seorang senior yang keras, dingin, dan juga arogan. Ha...