Ting tong....
Khesya yang berada di ruang tamu yang sedang bermain game di laptop langsung pergi menuju pintu, dia membuka pintunya dan ternyata di depan pintu sudah ada Rendy yang terdapat sedikit luka lebam di wajahnya.
"Ren! Kamu kenapa? Ayo masuk," kata Khesya sedikit panik dan mempersilahkan Rendy masuk ke dalam Rumahnya. Khesya langsung mengambil kotak P3K untuk mengobati Rendy. Khesya mengobatinya secara perlahan dan Rendy menahan rasa sakit di pipi kanannya.
"Kamu habis ngapain sih Ren? Ganggu Anjing yang di sebelah sekolah lagi ya? Udah tau pemiliknya galak eh kamu masih aja gangguin," omel Khesya dengan cepat.
"Bukan Anjing sebelah sekolah lagi, tapi Anjing sekolah," jawab Rendy sedikit tertawa.
"Hah? Maksudnya? Emang sejak kapan sekolah punya Anjing?" tanya Khesya merasa bingung.
"Punya kok, ketos kita kan Anjing," jawab Rendy santai.
"Kok gitu? Kamu kenapa? Ada masalah ya sama kak Adit?" tanya Khesya.
"Nggak Key," jawab Rendy berbohong kepada Khesya.
"Kamu kok tumben pulang cepat? Terus tumben kamu pulang sekolah langsung ke Rumah aku," kata Khesya santai.
"Hem.... Key, lo jangan pindah ya," kata Rendy lirih.
"Emang kenapa Ren?" tanya Khesya sedikit lembut.
"Tuan, Key, diminum dulu tehnya," kata bi Inah yang datang membawakan teh untuk mereka.
"Makasih ya bi," kata Khesya sambil tersenyum.
Bi Inah langsung pergi meninggalkan mereka berdua, Rendy diam sejenak, tampak sebuah keraguan dari wajahnya, Khesya semakin penasaran dengan Rendy yang memintanya untuk tidak pindah sekolah.
"Emang kenapa sih Ren?" tanya Khesya semakin penasaran.
"Kalo lo pindah, dikelas nanti nggak akan ada anak yang polos sepolos-polosnya kayak lo Key," kata Rendy.
Polos, Khesya sangat kesal dengan kata-kata itu, kata-kata itu mengingatkannya saat kak Adit menyakiti hatinya, Khesya ingin sekali membuang jauh-jauh pemikiran mereka tentang Khesya yang seperti itu, Khesya sudah merasa tidak nyaman dengan kata-kata polos lagi yang selalu mereka katakan kepada Khesya.
"Jangan bilang gua masih polos ataupun lugu, karena gua nggak suka kata-kata itu," kata Khesya sedikit santai.
"Key? Lo sehat kan? Lo nggak ketempelan kan?" tanya Rendy yang merasa ada keanehan dari sikap Khesya.
"Gua sehat dan gua juga nggak ketempelan," jawab Key yang masih bersikap santai.
"Lo kenapa sih Key?" tanya Rendy berusaha untuk mengerti Khesya.
"Gua nggak kenapa-kenapa kok, gua hanya nggak mau jadi orang yang polos lagi, karena jadi orang yang polos itu nggak enak, gampang di bodoh-bodohi oleh orang lain," jawab Khesya yang terlihat jelas bahwa rasa sakit hatinya masih membekas di dalam hatinya.
"Key, jangan dengerin si brengsek itu lah," kata Rendy menasihati Khesya.
"Terus gua harus gimana? Kalian bilang gua begini lah, bilang begitu lah, gua capek Ren! Gua capek! Gua capek di anggap lemah dan rendah oleh orang lain, gua lugu ya karena udah bawaan sejak gua masih berbentuk embrio, lalu kenapa kalian selalu berkomentar banyak hal tentang gua sih! Welcome to Indonesia! Dimana para Netizen terlalu sibuk mengurusi dunia orang lain padahal dunia dia lebih berantakan dari orang yang dia urusin!" kata Khesya yang meluapkan amarahnya sejak seminggu dia tahan terus menerus.
"Tenang dulu Key, gua tau lo ngomong kayak gitu pasti butuh tenaga," kata Rendy membuat Khesya sedikit tenang.
"Aku bakal pindah sekolah Ren, aku minta maaf ya atas segala kesalahanku selama ini, eh maksudnya gua," kata Khesya sambil tersenyum.
"Key... gua nggak mau lo jadi orang lain, gua hanya mau lo tetap jadi Key yang gua kenal," pinta Rendy sambil tersenyum manis. "Gua pamit dulu ya," sambungnya kembali.
"Hati-hati ya Ren, makasih udah main kesini," kata Khesya ramah.
Rendy hanya mengangguk dan kemudian dia keluar dari rumah Khesya, Khesya mengantarkan Rendy hingga depan gerbang rumahnya, Rendy melirik ke arah Khesya sambil tersenyum dan kemudian dia mengendarai motornya dengan kecepatan normal. Setelah jarak Rendy dan rumahnya sudah agak jauh, Khesya langsung masuk kedalam rumahnya, dia kembali memainkan game yang ada di laptopnya.
Beberapa saat kemudian bel rumahnya bunyi kembali, dia mengerutkan keningnya, lalu memeriksa barang Rendy yang tertinggal, namun dia tidak menemukan apapun, Khesya langsung pergi membuka pintu, dia terkejut saat mengetahui bahwa kak Adit datang kerumahnya.
Degup jantung berdetak kencang, rasa sakit satu minggu lalu kini muncul kembali, dengan luka lebam yang lebih banyak daripada Rendy, kak Adit masih mampu untuk tersenyum di hadapan Khesya.
"Maaf, lagi nggak terima tamu," kata Khesya dingin.
"Key, kasih gua kesempatan buat ngomong sama lo," pinta kak Adit memohon kepada Khesya.
Khesya diam sejenak, dia tidak langsung menjawab permintaan kak Adit, setelah beberapa saat barulah dia mempersilahkan kak Adit untuk masuk kedalam rumahnya.
"Ada apa?" tanya Khesya sambil mempersilahkan kak Adit untuk duduk.
Kak Adit diam seperti sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya dia juga bingung dengan tujuannya datang kesini.
"Gua minta maaf Key," jawab kak Adit dengan nada dinginnya.
"Setelah kakak marah-marahin aku, kakak rendahin aku, dan kemudian kakak sakitin teman aku, sekarang kakak malah minta maaf doang? Maaf aja kak, terlalu banyak rasa sakit yang kakak kasih ke saya, saya ucapkan terima kasih banyak," jawab Khesya dengan tajam.
"Key! Lo itu dijebak sama Andy! Gua aja nggak tau kalau dia udah bilang kayak gitu, kita sama-sama di jebak sama dia,"
"Dan saya nggak peduli dengan hal itu," jawab Khesya dengan cepat.
"Gua mohon jangan pindah Key," pinta kak Adit dengan nada lirih.
Entah kenapa terbesit sedikit rasa bersalah didalam hati Key, dia merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan kepada kak Adit. Namun sedikit ada rasa bahagia yang dialami oleh Khesya, dia merasa senang karena kak Adit telah mencegahnya untuk pindah sekolah.
"Kali-kali lah buat kakak kelas merasa bersalah, biar mereka nggak semena-mena lagi sama juniornya," gumam Khesya sambil tersenyum kecil.
_________________________________________
PENASARAN DENGAN CERITA SELANJUTNYA?COMMENT YA...
YUK BACA TERUS DAN JANGAN LUPA VOTE " DETIK "
DAN JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU YA...
@DESISYFTRITERIMA KASIH
SALAM
DESI SYAFITRI
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik
Teen FictionBEBERAPA PART TELAH SAYA PRIVATE, JADI SILAHKAN FOLLOW AKUN SAYA TERLEBIH DAHULU. Mendapatkan seorang senior? Itu bukanlah hal yang mustahil, hanya saja sulit. Seorang junior yang lugu mencintai seorang senior yang keras, dingin, dan juga arogan. Ha...