Selesai makan, kak Adit langsung membayar pesanan mereka dan mereka langsung keluar dari Restaurant. Kak Adit mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal. Terjadi keheningan di sepanjang jalan, tak ada yang memulai percakapan apapun, bagaikan dunia tanpa adanya kehidupan.
Kak Adit melirik ke arah Khesya dan dia memulai percakapan "Nanti gua antar lo pulang dulu ya." ujarnya dengan nada dinginnnya.
Khesya dengan spontan langsung melirik kearah kak Adit "Hah? Terus kakak gimana?" tanya Khesya sedikit bingung.
"Gua gampang, bisa naik ojek." jawab kak Adit dengan cuek.
"Ah.. lebih baik ke rumah kakak dulu aja." jawab Khesya menolak ucapan kak Adit.
"Ngapain? Lo mau nginap di rumah gua? Lo mau tidur di kamar gua? Jangan Key! Takutnya gua khilaf dan takutnya juga timbul fitnah!" jawab kak Adit dengan nada sedikit meninggi.
"Ih apaan sih?! Aku juga gak bakal boleh nginap disana, aku tuh gak enak sama orang rumah kalau aku biarin kakak pulang naik ojek, jangan geer dan jangan su'udzon dulu!" jawab Khesya sedikit kesal.
"Ya.. ini udah malam, kasihan lo cewek malam-malam keluar, takutnya lo kenapa-kenapa."
Entah kenapa Khesya merasa senang saat kak Adit mengatakan seperti itu, pipinya merah padam, dia terus mengepalkan tangannya dan menahan rasa gugupnya.
Kak Adit melirik ke arah Khesya dan merasa bingung dengan yang terjadi oleh Khesya. Dia terus menatap Khesya dengan tatapan aneh.
"Key.. lo.. kenapa?" tanya kak Adit yang masih menatap Khesya.
Khesya diam sejenak, perkataan kak Adit entak kenapa membuat hatinya menjadi bergetar.
"A-aku gugup kak." jawab Khesya dengan polosnya.
"Lah? Gugup kenapa?" tanya kak Adit sambil mengkerutkan keningnya.
"Ya.. ah udahlah, sekarang ke rumah kakak nanti aku pulang sendiri, langsung aja, jangan banyak komen! Udah kayak netizen aja kalau komen!" jawab Khesya sedikit kesal dan berusaha menutupi rasa gugupnya.
Kak Adit hanya diam dan tak menghiraukan Khesya. Kak Adit menyalakan radio musik untuk memecahkan keheningan di antara mereka. Alunan-alunan lagu yang merdu telah mendukung gelapnya langit di malam hari. Cahaya lampu-lampu jalanan dan juga lampu kendaraan memancarkan sinarnya. Khesya membuka sedikit jendela mobilnya dan menikmati angin yang berhembus mengikuti alunan dari lagu mobilnya.
Mulai terdengar lagu yang sangat mendukung saat ini, lagu dari iwan fals yang berjudul izinkan aku menyayangimu. Lagu nostalgia yang sangat merdu ini terputar di mobil Khesya dan membuatnya menjadi sangat senang.
Andai kau ijinkan
Walau sekejap memandang
Kubuktikan kepadamu
Aku memiliki rasaCinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan
Karena kau telah memilih
Menutup pintu hatimuTiba-tiba kak Adit menarik tangan kanan Khesya dan menggenggamnya dengan lembut. Khesya tersentak kaget dengan apa yang telah di lakukan kak Adit. Kebetulan saat ini lampu merah, kak Adit menggenggam tangan Khesya dengan erat dan dia mulai bernyanyi mengikuti lagu yang di nyanyikan oleh Iwan Fals.
Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimuSayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatikuKhesya langsung melepaskan genggaman kak Adit dan wajahnya mulai salah tingkah. Lampu hijau kembali menyala, kak Adit mulai fokus menyetir kembali. Dia menyadari bahwa saat ini Khesya sangat gugup, namun dia tidak mengerti apa yang membuatnya menjadi seperti itu, kak Adit juga tak mengerti mengapa tadi tangannya langsung menggenggam tangan Khesya. Kak Adit baru menyadari bahwa Khesya menjadi gugup karena kelakuannya saat tadi menggenggam tangannya dan bernyanyi sambil menatapnya.
"Maaf, tadi gua cuma nyanyi aja, bukan ada niat lebih." ujar kak Adit dengan nada dinginnya.
"Jangan di ulangi lagi, kalau anak orang sampai baper aja gak mau tanggung jawab." jawab Khesya dengan nada cepat.
"Iyalah." jawab kak Adit dengan santai.
"Tuh kan! Cowok emang kayak gitu! Bisanya buat baper tapi kalau anak orang udah baper eh gak mau tanggung jawab! Makanya aku gak mau punya pacar, karena cowok itu bisanya baperin doang belum tentu dia benar-benar sesuai sama omongannya." jawab Khesya dengan ketus.
"Inilah alasannya gua gak mau punya pacar! Cewek tuh baperan! Cuma bikin kepala gua pusing doang." kata kak Adit yang menjawabnya lebih ketus dari Khesya.
"Aku gak baper ya sama kakak!" jawab Khesya semakin kesal.
"Emang siapa yang bilang kalau lo baper sama gua!" jawab kak Adit yang geregetan dengan Khesya.
"Tau ah! Males ngomong sama kak Adit! Gak mau ngalah! Nyebelin!" jawab Khesya dengan kesal.
Kak Adit diam dan memparkirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia mulai melepaskan sabuk pengaman dan melirik ke arah Khesya.
"Lo bawa mobilnya nih, gua pulang jalan aja." jawab kak Adit menatap Khesya dengan kesal dan kemudian dia turun dari mobil.
Khesya terkejut dengan yang dilakukan oleh kak Adit. Dia mulai merasa bersalah atas perilakunya tadi kepada kak Adit. Dia turun dari mobil dan mengejar kak Adit yang telah melangkahkan kakinya dengan langkah cepat.
"KAK ADIT." teriak Khesya sambil berlari.
Kak Adit menghiraukan Khesya dan terus berjalan tanpa melirik ke belakang. Khesya berhasil mendapatkan lengan kak Adit namun di hempas kencang olehnya. Khesya mulai terkejut dan dia mulai menangis.
Kak Adit menghentikan langkahnya setelah mendengar suara isak tangis dari Khesya. Khesya terus menangis karena dia merasa bersalah kepada kak Adit karena cara bicara Khesya yang membuat kak Adit marah. Kak Adit memutarkan badannya 180 derajat dan terlihat Khesya saat ini memang sedang menangis. Khesya menunduk sambil menghapus air mata yang terus menetes dengan punggung tangannya. Jalanan yang cukup sepi dan saat ini mereka sedang berada di bahu jalan.
Kak Adit memandang Khesya dengan perasaan tidak tega, karena baru kali ini dia membuat perempuan menangis.
"Kenapa nangis?" ujar kak Adit dengan datar.
"M-maaf ka." jawab Khesya sambil mengatur pernapasannya.
"Siapa yang nyuruh lo nangis? Jangan buang-buang air mata lo hanya untuk hal yang sepele." jawab kak Adit dengan dingin.
"Maaf tadi aku.."
"Maafin gua." jawab kak Adit memotong ucapan Khesya dan dia mengulurkan tangannya.
Khesya mengangkat kepalanya dan melihat kedua mata kak Adit.
"Kok kakak yang minta maaf? Kan aku yang salah." jawab Khesya dengan mata yang sembap.
"Gua juga salah." jawab kak Adit dengan singkat.
"Kenapa?" jawab Khesya sedikit bingung.
"Karena gua udah buat seorang perempuan menangis." jawab kak Adit sedikit serius.
Khesya terdiam dan dia merasa senang sekali dengan yang dikatakan oleh kak Adit. Khesya kagum dengan kak Adit, karena walaupun kak Adit terlihat keras, kasar, dingin, cuek, dan sok ganteng, tapi ternyata dia juga orang yang baik, sedikit sabar, dan hal yang terpenting yaitu dia menghargai perempuan. Khesya merasa tak heran jika banyak perempuan menyukainya, karena dibalik sifatnya yang bad boy dia juga memiliki sifat yang good boy.
_________________________________________
PENASARAN DENGAN CERITA SELANJUTNYA?COMMENT YA...
YUK BACA TERUS DAN JANGAN LUPA VOTE " DETIK "
DAN JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU YA...
@DESISYFTRITERIMA KASIH
SALAM
DESI SYAFITRI
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik
Novela JuvenilBEBERAPA PART TELAH SAYA PRIVATE, JADI SILAHKAN FOLLOW AKUN SAYA TERLEBIH DAHULU. Mendapatkan seorang senior? Itu bukanlah hal yang mustahil, hanya saja sulit. Seorang junior yang lugu mencintai seorang senior yang keras, dingin, dan juga arogan. Ha...