Kak Adit pulang ke rumahnya dengan perasaan kecewa. Pasalnya, Khesya tidak menurutinya untuk tidak pindah, malah dia mengusir kak Adit dari rumahnya.
Kak Adit masuk kedalam kamarnya, dia melempar tasnya ke dinding lalu melempar ponselnya ke dinding kamarnya dengan kencang.
Dia berdiri di depan cermin, dia melihat bahwa saat ini dirinya berbeda dari biasanya. Dia merasa bingung karena hatinya secara tiba-tiba memiliki rasa bersalah dengan orang lain. Semenjak kehadiran Khesya, dia mulai berubah menjadi tidak seperti yang dulu.
"Arrggghh! Kampret!" Teriak kak Adit seraya menonjok cermin yang dihadapannya dengan tangan kosongnya.
Darah mulai mengalir dari tangannya, namun dia sama sekali tidak merasakan sakit akibat memukul cermin itu. Serpihan kaca berserakan dilantai. Seseorang mengetuk pintu dari luar kamarnya, kak Adit hanya diam dan tidak merespon orang tersebut. Namun karena terlalu khawatir dengan kak Adit, dia langsung masuk kedalam kamar kak Adit.
"Kak! Lo kenapa sih?" tanya Neyla panik.
Kak Adit diam dan mulai mengatur napasnya, tubuhnya masih saja gemetar karena amarahnya masih belum reda.
"Kak Adit! Why you? Please answer me! Jangan bikin gua tambah panik deh! Lo itu kenapa? Siapa yang buat lo jadi kayak gini?" kata Neyla semakin panik seraya memegang pundak kak Adit.
Kak Adit dengan sigap langsung menghempaskan tangan Neyla dari pundaknya, dia menatap Neyla dengan tatapan tajam.
"Diam lo! Lo sama sahabat lo itu sama aja! Sama-sama nyusahin gua! Kalian itu hanya memandang orang hanya dari satu sisinya aja! Gua benci sama kalian terutama sama sahabat lo!" bentak kak Adit kepada Neyla dengan suara yang sangat keras.
Neyla tersentak hebat saat mendengar bentakan dari kak Adit, baru kali ini dia melihat kak Adit seperti ini.
Kak Adit langsung pergi meninggalkan Neyla yang masih terdiam di dalam kamarnya, dia mengambil motornya dan mengendarainya dengan kecepatan 80 km/jam.
Neyla langsung mengambil ponselnya dan mengubungi Khesya, dia butuh penjelasan dari Khesya.
*****
Khesya sedang membaca novel kesukaannya, ponselnya tiba-tiba berdering dan itu sangat mengganggunya.
Ney calling...
Khesya langsung mengerutkan keningnya karena dia merasa bingung dengan telpon dari Neyla, sudah cukup lama Neyla tidak menghubunginya kembali.
"Pasti mau curhat tentang cowoknya deh, kalau butuh aja baru ingat teman," gumam Khesya mendesah kesal.
Khesya langsung mengangkat telponnya walaupun dia sendiri sedang tidak mood bicara dengan siapapun.
"Hem, ada apa? Baru ingat ya sama aku?" tanya Khesya santai.
"Kaka gua kenapa? Lo apain dia? Apa masalah lo sama kakak gua?" kata Neyla memberikan pertanyaan berbobot kepada Khesya dengan nada cepat.
"Sebentar, maksud kamu itu apa Ney?" tanya Khesya sambil mengerutkan keningnya.
"Lo gak usah sok nggak tau apa-apa deh! Udah bilang aja lo punya masalah apa sama kakak gua?" kata Neyla marah-marah.
"Ney... aku nggak ada masalah apapun sama kak Adit," kata Khesya memberikan penjelasan kepada Neyla.
"Pembohong! Mana mungkin nggak ada apa-apa! Apa lo tau? Gara-gara lo, kakak gua nonjok cermin! Dia bentak-bentak gua! Dan dia nyalah-nyalahin gua hanya gara-gara lo! Sekarang dia udah pergi dan gua nggak tau dia pergi kemana!" kata Neyla nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik
Teen FictionBEBERAPA PART TELAH SAYA PRIVATE, JADI SILAHKAN FOLLOW AKUN SAYA TERLEBIH DAHULU. Mendapatkan seorang senior? Itu bukanlah hal yang mustahil, hanya saja sulit. Seorang junior yang lugu mencintai seorang senior yang keras, dingin, dan juga arogan. Ha...