1. Find you

7.1K 304 4
                                    

Hari menjelang pagi, jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.15. namun seorang gadis masih dalam zona nyamannya, bergelut dibalik selimut yang enggan meninggalkan mimpi indahnya. Sudah keempat kali jam weker berbunyi, namun hasilnya nihil gadis itu tidak bergerak sedikitpun. Seseorang yang baru saja masuk kamarnya menggelengkan kepalanya, pusing melihat kembarannya yang satu itu susah sekali bangun pagi jika ia tidak membangunkannya. Ide jahil melintas dikepalanya, bibirnya mengeluarkan seringaian kecil.

"THALITAAAA!! udah jam 7 buruan bangun, lo gak sekolah apaaaa." teriak Athala ditelinga gadis bernama Thalita itu. Mendengar sudah pukul tujuh, Thalita membelalakan matanya.

"Kenapa lo gak bangunin gue setan, sialan lo." Thalita langsung bergegas kedalam kamar mandi tanpa melihat jam. Bahkan dia gak sadar kalo di pintu Athala sedari tadi ngakak lihat muka panik Thalita.

"Mampus rasain lo." ucap Athala sebelum beranjak pergi dan berangkat sekolah sebelum kena amukan adiknya itu.

Thalita mandi sangat cepat kurang dari lima menit ia sudah keluar dari kamar mandi. Kebiasaan buruk Thalita dia kalo tidur susah dibangunin, kalo gak abangnya yang turun tangan bisa bisa dia bangun jam satu siang. Thalita juga heran kenapa dia begitu, padahal dia kalo malam bukan penderita insomnia. Maka dari itu Thalita suka dibilang kebo sama abangnya sekaligus kembarannya, Athala.

Setelah bersiap ia langsung turun menuruni anak tangga satu persatu, namun ia heran kenapa mamanya masih menyiapkan sarapan dan papanya terlihat masih memakai dasi. Bukankah ini sudah siang?

"Loh papa nggak telat apa? Ini udah jam tujuh loh pa dan mama tumben baru nyiapin sarapan, kesiangan nih pasti?" Tanya Thalita sambil meminum susu dan mengambil roti untuk sarapannya di mobil nanti.

"Yang harusnya nanya itu papa sama mama, kamu tumben bangun sepagi ini? Masih jam 6 lebih, biasanya aja jam tujuh baru bangun." ucap papanya heran. Thalita membelalakan matanya seakan sadar ia dikerjai Athala orang gila itu, yang lebih sialnya dia abang sekaligus kembarannya pula.

"Sialan Athala monyet, awas aja ya lo nanti di sekolah. Yaudah ma pa Thalita berangkat dulu mau kasih hukuman buat orang gila yang nyasar jadi keluarga kita." gerutunya dengan menyalami kedua orang tuanya.

"Husss, gak boleh ngomong gitu. Gitu gitu dia juga abang kamu, kembaran kamu juga. Sarapan dulu sini mumpung masih pagi juga kan." ucap mamanya dengan mengelus rambut Thalita dengan sayang.

"Gak deh ma, aku sarapan di mobil aja. Mood Thalita udah rusak gara gara abang, bye ma pa." mencium pipi mama dan papanya sekilas, kemudian langsung bergegas mengambil kunci mobil. Sedangkan kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya melihat kedua anaknya yang setiap hari gak bisa akur.

Thalita menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar, karena ini masih pagi juga. Sekolah pasti masih sepi, ah kecuali gengnya Athala pasti udah kumpul semua pagi buta begini.

"Liat aja kalo gue nemuin lo di Parkiran gue cakar cakar tuh muka yang belagaknya sok ganteng." gerutu Thalita dengan mencebikkan bibirnya kesal. Bisa bisanya ia tertipu dengan Athala, kenapa dia bego sekali gampang banget ditipu sama abangnya.

•••••••

Di lain sisi, para Most Wanted GHS sudah berkumpul di area belakang sekolah, lebih tepatnya di Parkiran belakang. Mereka semua bercanda rja dengan bermain ToD untuk mengisi waktu di pagi ini.

"Kenapa gue sih, sialan pasti aneh aneh." ucap Athala kesal, pasalnya botol yang digunakan bermain ToD menuju ke arahnya dan ia sudah hafal kelakuan teman temannya ini, bahkan Kevan dan Lanno udah ngakak dari tadi melihat wajah Athala yang sudah masam.

"Hahaha, yaudah Truth or Dare?" Tanya Lanno seraya tersenyum jahil dihadapan Athala.

"Singkirin senyum jijik lo itu, karena gue cowok sejati jadi gue pilih. . . .Truth." ucap Athala cengengesan melihat lirikan kesal dari teman temannya.

ELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang