23. Sweety

3.9K 193 104
                                    

"Jika dia punya hati, maka dia tahu cara menghargai. Jika tidak, ayo pergi."

-Kesha Arabella Savira

•••••

Hari minggu kali ini, Thalita bangun pagi-pagi sekali. Rencananya dia akan pergi ke rumah Alvino. Tapi dia tidak memberi tahu Alvino, jika dia bilang pasti Alvino akan menjemputnya. Thalita ingin pergi sendiri, dan pasti akan menemukan Alvino yang masih bergelung di selimutnya.

Kemarin malam Alvino nongkrong dengan ALETHEIA dan baru pulang pukul dua pagi. Alvino mengirim pesan pada Thalita dan baru dibaca Thalita saat dia bangun pukul lima pagi. dan disitu Alvino bilang dia baru pulang, Thalita melihatnya sudah pukul dua. Dan sudah dipastikan abangnya juga seperti itu.

Thalita sedari tadi sudah berkutat di dapur, bahkan semua keluarganya masih belum bangun, tapi Thalita sudah sibuk dalam masakannya. Thalita membuat spaghetti bolognese kesukaan Alvino setelah nasi goreng seafood. Tidak lupa ia juga membuat kue coklat untuk sang kekasih.

"Loh sayang, kamu ngapain?" tanya Mamanya yang baru bangun menuju dapur dan melihat anak gadisnya itu sibuk membiat sesuatu.

Thalita tersenyum singkat melihat mamanya masih belum sepenuhnya sadar, "Aku mau ke rumah Alvino ma. Jadi aku masakin deh, soalnya orang tuanya masih di luar negri."

"Duh idaman banget buat dijadiin calon istri." gurau Mamanya sambil membuka kulkas untuk mengambil air minum.

"Abang pulang jam berapa ma?"

Mamanya berusaha mengingat saat dia membukakan pintu anaknya itu, "Sekitar pukul dua mungkin. Abangmu kalo malam minggu kan emang suka keluyuran sampai pagi."

Berarti benar dugaan Thalita, ALETHEIA berkumpul sampai pagi hari. Thalita tidak tau apa yang akan mereka bahas selama itu. Sesukanya cewek kalau lagi gosip, tidak akan sampai selama itu.

Setelah sekian lama ia berkutat di dapur, akhirnya ia selesai membuat makanan untuk Alvino. Thalita melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh, kemudian dia meletakkan di atas meja makan, lalu dia kembali ke kamarnya dan mandi terlebih dahulu.

Beberapa menit kemudian, setelah berdandan Thalita turun menuju dapur. Keluarganya sudah berkumpul di meja makan, meskipun Athala baru tidur beberapa jam, tapi dia tidak mau melewatkan kebersamaan saat sarapan di pagi hari. Thalita segera duduk di samping Athala dan terlihat abangnya masih mengantuk. Athala sedang menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangannya.

"Bang, sarapan dulu. Nanti tidur lagi." Thalita menepuk punggung Athala pelan, dia tahu abangnya banyak pikiran beberapa hari ini. Makanya dia menghabiskan waktunya dengan ALETHEIA supaya melupakan masalahnya sejenak. Namun, Thalita tidak tau apa yang dirahasiakan abangnya, Apa berhubungan dengan Karin dan Gita? Entahlah.

Athala segera mengangkat kepalanya dengan mata masih tertutup, dia jadi kasihan dengan abangnya. Lagi pula, dia bisa cerita dengannya apa yang terjadi dari pada memendam masalahnya sendiri.

"Makanya kalo main tuh inget waktu, jadi kurang tidur kan." celetuk Thalita

Athala mendengar itu membuka meatanya dan mendelik kesal pada Thalita, "Ck, gue main sama cowok lo, jadi cowok lo juga gak inget waktu." Thalita hanya mengendikkan bahunya.

ELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang