20. Mengulang

3.6K 153 21
                                    

"Beberapa orang tiba-tiba berubah, suatu hari aku penting, dan hari berikutnya aku tidak berharga dimatanya."

-Darryl Angkasa Pratama

••••

Jam kedua pelajaran, kelas IPA 2 berhamburan, keadaan kelas benar-bemar kacau. Ada yang menyanyi tidak jelas, berpacaran, tidur, duduk di depan kelas, dan mengisi perutnya di Kantin. Hal ini kelas tidak diisi oleh guru sejarah dikarenakan Pak retno, guru sejarah itu ada kepentingan di luar kota. Dan bukan hanya IPA 2, kelas sebelahnya IPA 1 juga tidak dimasuki oleh guru pelajaran. Alhasil murid-murid berhamburan.

Mendengar Pak retno tidak memasuki kelasnya, Thalita dkk langsung menuju ke kantin. Mengingat ini masih pagi dan mereka belum sarapan. Padahal mereka juga diberi tugas untuk merangkum materi, tapi mereka bilang perut harus diutamakan jika tidak ingin pelajarannya terganggu.

"Yaampun kenyang banget gue sumpah!" celetuk Daira seraya mengelus perutnya.

Elena memutar bola matanya malas, "Ya gimana lo gak kenyang sat, lo makan dua porsi bakso, satu porsi mie ayam, dua gelas jus jambu. Lo kelaperan?"

"Dia gak laper, gak dikasih makan setaun." cibir Karin

Yang dihujat malah cengengesan tak berdosa, "Gue kemarin malam gak makan, terus tadi pagi belum sarapan. Dan kalian bisa bayangin gimana lapernya gue."

"Idih, lo kalo makan emang gak kira-kira nyet!" tukas Thalita

"Ya ya ya apa kata kalian deh." Daira terlentang di kursi, dia benar-benar kenyang saat ini.

"Balik ke kelas, gece!" titah Kesha

Daira melotot mendengar itu, "Heh bego! Mana bisa begitu, gue masih kenyang gak kuat jalan jingan! entar dulu ah."

Thalita mengerucutkan bibirnya kesal, "Ih Daira kalo kita ketauan guru piket gimana? ini masih jam pelajaran tau!"

"Ya bilang aja sih tugas kita udah selesai, bereskan." balas Daira memejamkan matanya.

"Lo disini aja dulu, kita mau balik. Gue titipan ibu kantin deh!" sungut Elena

Daira mencebikkan bibirnya, "Enak aja, lo kira gue barang pake acara dititipin segala. Yauda ayok buruan! Gece!"

"Kita nungguin dia, malah kita yang ditinggal. Emang anjing." cibir Karin.

Mereka melewati tiap kelas dengan hati-hati, untung saja guru disini suka menutup pintu jika sedang mengajar. Jadi tidak akan kelihatan. Tapi mereka was-was akan melewati kelas IPA 1. Bagaimana tidak, para cowok kelas IPA 1 berada di depan kelasnya duduk santai, salah satu dari mereka memangku gitar. Dan Alvino dkk juga berada disana.

"Heh, kalian yakin mau lewat sana? Banyak cowok tuh." celetuk Kesha

Daira mengangguk, "Iyalah mau lewat mana lagi, gue masih kenyang nyet. Gak mungkin kan kita puter arah, terus dua kali perjalanan ngelewatin gedung IPS? Ogah."

Karin menyetujui ucapan Daira, "Iya bener, masa kita balik lagi. Lagian disana kan ada Athala. Ngapain takut?"

"Ya, ya bukannya takut. Tapi malu tau ngelewatin berapa tuh cowok, satu, dua, tiga, anjing lima belas bego!" Kesha melotot setelah mengetahui jumlah mereka.

ELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang