13. Merah Padam

4.4K 200 3
                                    

"Kamu seperti bulan, diantara berjuta bintang hanya kamu yang paling terang."

-Nathaniel Alvino Davario

•••••

AUTHOR POV

Sudah semenjak seminggu yang lalu hubungan Thalita dan Alvino kembali seperti biasanya. Entah dari kapan mereka semakin akrab, dimana ada Thalita disitu pasti ada Alvino. Bahkan sampai beredar rumor-rumor yang mengatakan mereka berdua jadian.

Memang banyak yang mendukung jika rumor itu memang benar, tapi ada beberapa juga yang mengharapkan rumor itu tidak akan pernah terjadi, siapa lagi jika bukan Syella dan antek-anteknya.

Bel istirahat sudah terdengar lima menit yang lalu. Thalita dkk berada di kantin menunggu Alvino dkk yang belum datang. Sepertinya kelima cowok itu masih di Lapangan, karena hari ini kelas mereka ada jam pelajaran olahraga.

"Ini mereka lama amat sih, gak tau apa gue laper." gerutu Karin yang sejak tadi mengelus perutnya.

Kesha yang melihat sahabatnya itu yang tak kenal kenyang hanya menggelengkan kepala, "Sabar elah. Bentar lagi mungkin."

"Bentar lagi bentar lagi, udah lama nih nunggu. Mereka gak denger apa bel istirahat bunyi?" cibirnya kesal.

"yaelah rin, baru lima menit juga." ucap Daira sok datar.

"Cacing-cacing diperut gue ini minta diisi, lo tau gak dari tadi pagi gue gak sarapan, kemarin malam juga gak makan. Lo gak bayangin? betapa laparnya gue sekarang." cerocosnya panjang lebar.

"Oh." jawab mereka kecuali karin dengan kompak.

"Bacod." balas karin kesal.

"Siapa?" tanya Thalitha dengan santainya.

"Kalian."

"Yang nanya?" ucap Thalita dengan tampang watadosnya.

Karin mencebikkan bibirnya kesal, "BIKES FOREVER."

Sedangkan Daira, Elena dan Kesha berusaha menahan tawa mati-matian, mereka tidak ingin kena semburan rohani.

"Kalo tawa ya tawa aja badak, gak usah ditahan." sungut Karin betambah kesal melihat mereka bertiga.

Akhirnya tawa mereka meledak, hingga menjadi pusat perhatian tapi mereka tidak peduli. Pada kenyataannya mereka memang tak tau malu.

"Lo sih rin, dari tadi emosi mulu. PMS lo?" tanya Elena setelah tawanya mereda.

"Kalo iya emang kenapa?" balasnya songong.

Elena hanya menghedikan bahu tanpa peduli dengan jawaban Karin. Menurutnya, cewek PMS selalu menganggap semua yang dilakuin orang lain itu salah.

Suasana kantin yang semula ramai mendadak hening melihat Alvino dkk baru saja memasuki area kantin. Detik selanjutnya, kantin semakin ramai apalagi kelima cowok most wanted itu tetap memakai kaos olahraga dengan badan penuh keringat menambah paras ketampanan mereka berlima.

ELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang