24. We're friend

1.7K 156 125
                                    

"Kita ini sebenarnya bertahan atau hanya menunda perpisahan?"

-Athala Gafaelo Karel

•••••

Akhir-akhir ini hujan terus menerus turun. Pagi siang malam, hujan turun dengan derasnya. Hal itu membuat Thalita malas sekali pergi ke sekolah. Ia bahkan berangkat sepuluh menit sebelum bel. Sedangkan abangnya, sudah menyerah jika membangunkan Thalita tiap pagi. Tapi mau bagaimana lagi, kedua orang tuanya pun juga sudah angkat tangan. Meskipun Athala cowo, dia tidak sesusah itu jika dibangunkan.

Thalita baru saja memasuki kelasnya dengan langkah gontai. Dengan tangan memegang sweaternya kuat karena cuaca yang terasa dingin menusuk kulit. Dia terlihat makin tidak bersemangat hari ini.  Pasalnya cuaca dingin seperti ini, Pak Anton ingin mengambil nilai bola voli. Yap, hari ini kelas Thalita ada pembelajaran olahraga. Jika hujan, maka olahraga dilakukan di lapangan indoor.

"Anjing lah hari ini." gerutu Thalita sambil melemparkan tasnya ke atas mejanya.

"Apasi lo ah, dateng-dateng malah manggil Daira." sahut Kesha.

Daira mendelik tajam melihat namanya disebut, dan disangkut pautkan dengan hewan yang suka menggonggong itu, "Lo kalo punya masalah sama gue, sini maju lo!"

Tawa Kesha meledak, "Hahaha. Lo sih punya muka gak berubah dari dulu, bosen gue liat muka lo."

"Kenapa lo, Tha?" tanya Karin.

"Hari ini beneran ada penilaian voli?"

Thalita semakin merengut melihat Karin yang menganggukkan kepalanya.

"Anjing, males banget!" rengek Thalita semakin menyelusupkan kepalanya di lipatan tangannya.

"Lo tidur mulu sih." celetuk Denzel dari belakang tempat duduknya.

"Tau tuh." sahut Kesha.

"Eh rin, gimana semalem? udah selesai?" tanya Daira tiba-tiba.

"Ada apa emang?" tanya Denzel kepo.

"Itu dia diajak ketemu kan sama abangnya Thalita. Katanya mau jelasin tentang masalah nenek lampir itu." jelas Elena. Denzel mengangguk paham.

"Ya gitu." jawab Karin singkat.

Tak..

"Si bangsat kenapa noyor gue bego." keluh Karin sambil mengelus kepalanya berkali-kali.

"Ya lo ditanya jawab yang bener kek." balas Daira tak kalah sengit.

"Ya gitu. Dia jelasin, katanya ada problem di hidup Gita, jadi ya disuruh maklumin kalau sifatnya kaya gitu. Tapi gue gak tau problemnya apa."

"Lah kok gak tau?" tanya Elena

"Athala gak mau ngasih tau. Katanya suatu saat kita tau sendiri. Bilangnya dia gak ada hak buat ceritain masalah orang."

"Terus hubungan lo?"

"Ya masih jalan. Tapi kemarin gue rada cuek. Ya lo pikir deh, kesel lah dia belain cewe lain di depan cewenya sendiri."

ELTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang