R2

4.7K 702 12
                                    

Rafa masuk ke dalam rumah dengan badan dan isi kepala yang tidak bisa diajak kerja sama, belum lagi ia harus mendengar ucapan mertuanya nanti. Rafa mengambil napas panjang dan membuangnya kasar.

Ucapan Bang Rafael sangat menganggu pikirannya, bagaimana bisa pernikahannya berada di ujung tanduk dan yang gilanya ia tidak merasa jika pernikahannya sedang dalam masalah.

"Non, Non." Panggil Bi Sri.

"Iya Bi, ada apa?"

"Hmm, ini ada paket."

Rafa mengambil paket itu dan mengucapkan terima kasih pada Bi Sri, lalu ia masuk kamar dan merebahkan tubuhnya.

Rafa menutup matanya sejenak, menerawang kembali ke masa lalu kejadian satu setengah tahun lalu apa kesalahannya sehingga membuat Kendra berubah padanya.

Sebelumnya Rafa dan Kendra sepakat untuk mencoba membangun rumah tangga yang harmonis meskipun belum ada cinta diantara mereka. Sampai akhirnya Rafa yakin jika tidak sulit mencintai suaminya itu, tetapi belum sampai ia menyampaikan Kendra sudah berubah dan menjauhinya.

Terkadang Rafa gemas pada Kendra ingin melihat isi kepalanya dan bisa membaca semua yang Kendra inginkan tetapi lagi-lagi ia tidak bisa. Rafa takut jika semua akan berakhir karna sikap Rafa sendiri.

Seperti sekarang, Rafa takut jika ia harus kehilangan Kendra. Sebenarnya hidup dengan atau tanpa Kendra sama saja menurut Rafa yang membedakan hanya status di KTP saja, sebagai istri. Tetapi itu sudah cukup untuk Rafa sekarang. Ia tidak ingin menuntut Kendra lebih jauh.

Rafa bangun di tepi kasurnya dan mengambil paket yang ia dapat. Perlahan ia merobek plastik yang membungkus paket itu dan membukanya.

Isinya beberapa dokumen dan beberapa cemilan matcha lalu di bawahnya ada tulisan Kendra.

Jadi Kendra baru saja dari Jepang? Mengapa Rafa tidak tau?

Rafa akhirnya mengambil dokumen itu dan membukanya. Lalu termenung sesaat.

Dokumen Perceraian yang sudah ditanda tangani oleh Kendra sendiri.

Semua ucapan Rafael bukan lagi hanya spekulasi saja tetapi sudah jadi kenyataan entah kapan Kendra mengurus semua ini. Bahkan Rafa tidak mengerti bagaimana bisa ia mendapatkan dokumen secepat ini.

Rafa harus bertemu dengan Kendra. Rafa bergegas mandi dan bersiap-siap. Ia akan bertemu dengan Kendra untuk membicarakan hal ini. Pernikahan bukanlah permainan, jika Kendra sudah tidak suka ia bisa meninggalkan. Pernikahan tidak semudah itu. Rafa akan mempertahankan pernikahannya.

Sudah sejauh ini bertahan, ia tidak ingin menjadikan usahanya sia-sia dan tidak ada hasil. Lagipula ia belum bisa menerima status barunya nanti.

***

Rafa mempercepat langkahnya menuju apartemen milik Kendra. Beberapa kali ia mengunjungi apartemen milik suaminya itu hanya untuk berbasa-basi. Rafa bahkan tidak pernah menginap disini atau hanya untuk menghabiskan malam.

Rafa menarik napas panjang dan membuangnya membuat dirinya tenang lebih dahulu sebelum ia mengetuk pintu yang ada di hadapannya.

Tok. Tok. Tok.

Tidak ada jawaban, apa Kendra belum pulang? Rafa memang belum memberi kabar jika ia akan datang malam ini.

Tok. Tok. Tok.

Setelah ketukan terakhir, pintu di hadapannya terbuka. Tidak ada sosok wanita seperti di film-film, yang ada hanya Kendra dengan baju kaos dan celana pendek tidak lupa dengan handuk yang menggantung di lehernya berdiri di hadapan Rafa.

LacunaWhere stories live. Discover now