R20

4.2K 771 104
                                    

"Kita tidak pernah menikah, Fa."

Ucapan itu berputar di kepala Rafa.

"Jadi kalian memiliki anak tanpa ikatan?" tanyanya lagi.

Harusnya Rafa berhenti sampai disitu. Tidak baik untuk tau lebih banyak tentang Kendra. Untuk apa?

"Caca juga bukan anak kandung aku." ucapnya lagi.

Rafa melihat wajah Kendra meskipun remang, Rafa bisa melihat wajah Kendra yang datar ketika mengucapkan ucapan itu.

"Maksudnya kamu?" ucap Rafa, "Nggak. Lupakan, kamu tidak harus mengatakan atau menceritakan sama aku. Aku bukan siapa-siapa kamu." ucap Rafa.

"Tapi kalau aku cerita, kamu akan mendengarkan?"

Sebenarnya Rafa tidak ingin mendengarkan. Untuk apa? Tapi, anggap saja Rafa teman baik Kendra yang mendengarkan laki-laki bercerita tentang kehidupannya. Seorang sahabat selalu memasang telingakan untuk sahabatnya yang sedang bercerita?

Rafa mendengar Kendra menarik napas kasar, "Malam sebelum kamu ke Malaysia, malam dimana aku ke apartemen kamu dalam keadaan mabuk disitu aku tau siapa ayah Caca."

Ini sebenarnya apa sih yang disimpan oleh Kendra? Anggun bukan istrinya dan Caca bukan anaknya kenapa juga harus Kendra yang mengurus Caca? Tapi ia tidak menyampaikan.

"Disaat aku mengugat kamu, disana aku baru tau kalau Anggun hamil."

"Kenapa kamu nggak menikahinya?" tanya Rafa. "Maksudnya kamu berjuang keras supaya Anggun diterima sampai kita harus ke Genting bersama. Aku tau itu bukan kebetulan biasa. Kamu bisa berusaha untuk Anggun kalau kamu mencintai dia."

"Ibu nggak setuju aku sama Anggun."

Rafa tertawa, "Ibu juga nggak setuju kita cerai, Ken. Tapi kamu tetap lakukan itu."

"Dulu Anggun itu pacarnya Nathan. Kita bertiga bersahabat baik. Tiba-tiba Anggun bilang suka sama aku disaat ia masih berstatus pacar Nathan." Kendra mengambil jeda sedikit, "Aku bilang pada Nathan dan Nathan hanya menyangka jika aku yang menyukai Anggun dan ingin merusak hubungan mereka. Darisana aku dan Nathan pecah juga Anggun tidak lama mereka putus dan aku dijodohkan sama kamu."

"6 bulan pernikahan kita, aku sangat menikmatinya. Kamu baik, benar kata Ibu kamu sangat baik. Tetapi, aku tidak tahan dengan sikap ibu yang selalu ingin ikut campur. Aku mengatakan untuk pindah dan mengajak kamu. Disana Ibu melarang aku pindah dan mengajak kamu." Rafa melihat wajah Kendra memandang pemandangan di hadapannya sedikit tersenyum sinis, "Aku nggak tau keputusan itu malah buat kita makin jauh. Entah aku dengan keegoisan aku dan ibu dengan keegoisannya. Menjadikan kamu korban. Aku minta maaf tentang itu." Ucap Kendra sekarang melihat kearahnya.

Rafa mengangguk. Tidak memberikan memotong ucapannya.

"Aku laki-laki memiliki egoku sendiri. Aku ingin punya kehidupan sendiri tanpa campur tangan Ibu. Aku tau, maksudnya baik tapi aku yakin aku sebagai laki-laki bisa mengurus kamu dan bertanggung jawab sama kamu."

Ini adalah pertama kalinya ia mendengar penuturan panjang lebar Kendra. Selama mengenal Kendra, jarang sekali ia menumpahkan seluruh perasaannya.

"Aku marah sama kamu karena kamu lebih milih hidup dan tinggal sama Ibu dibanding tinggal sama aku. Padahal tugas istri ikut dengan suaminya kan? Kamu nikah sama aku tapi milih tinggal sama Ibu. Itu yang buat aku merasa gagal."

Rafa diam. Ia tidak merasa jika Kendra akan mengatakan itu. Jadi semua ini juga termasuk kesalahannya? Bukannya Rafa tidak ingin disalahkan tapi... Kendra benar dalam urusan ini. Rafa salah dan melewatkan bagian dimana seharusnya ia tinggal bersama dengan Kendra. Bukan tinggal di sebelah ibu mertuanya.

LacunaWhere stories live. Discover now