K19

3.7K 705 64
                                    

Rafa menatap sungai yang mengalir deras di sampingnya. Kendra mengajaknya makan di Cimory Riverside setelah puas dengan hewan-hewan yang ada di Safari.

Sebenarnya, Rafa juga menikmati setiap waktunya sekarang bersama dua orang yang ada di hadapannya. Meskipun Kendra tidak banyak berubah setidaknya hubungannya dengan Kendra menjadi lebih baik. Menjadi teman.

"Jadi kita jalan-jalan lagi?" tanya Caca sambil menunggu makanannya.

"Ante Afa kerja." Ucap Kendra.

"Tadi nggak jadi beli boneka, kata Ante Afa mending jalan-jalan kan?"

Rafa tersenyum, "Ante Afa harus kerja. Nanti kasihan orang-orang yang udah nunggu baju Ante Afa kan?"

Seketika itu Caca diam dan makanannya pun datang. Kendra sudah siap untuk menyuapi Caca tetapi Rafa menahannya.

"Caca kan udah bisa makan sendiri kan?" tanya Rafa.

Caca langsung melihat kearah Kendra dan mengangguk. Kendra sendiri bingung. Sejak kapan Caca bisa makan sendiri? Anggun selalu melarang Caca mengerjakan sesuatu sendiri, Anggun benar-benar tau bagaimana bisa membuat kepribadian Caca seperti putri dongeng.

"Caca bisa makan sendiri, pa!" ucap Caca riang.

Baru saja Caca ingin menyuap makanan ke dalam mulutnya lagi-lagi Rafa menganggunya.

"Caca nggak doa dulu?"

"Bagaimana cara doa Ante?" tanya Caca polos.

Rafa melihat kearah Kendra. Kendra juga sama melihat kearahnya dengan pandangan bertanya. Lebih bingung dari Rafa.

Rafa tersenyum pada Caca, "Lipat tangannya dan tutup mata Caca. Doa untuk makanan Caca."

Caca mengikuti intruksi Rafa, "Tuhan lindungi makanan Caca, papa dan Ante Afa. Amin."

Rafa tersenyum, Kendra bahkan sudah mengelus puncak kepala Caca.

"Kalau kita menginap disini besok baru pulang, apa kamu keberatan?" tanya Kendra.

Rafa langsung terbatuk, "Kamu capek?" tanya Rafa.

Kendra hanya mengangguk, menyetir dari subuh ke subuh jujur saja ia tidak sanggup apa lagi selama di Safari tangannya juga tidak lepas dari stir mobil.

"Kalau aku yang nyetir?"

"Kamu bisa manual?" tanya Kendra.

Rafa menggeleng. "Yauda, kita nginep aja. Besok baru pulang." Ucap Rafa akhirnya.

Rafa harusnya menolak ajakan ini. Maksudnya berlama-lama dengan Kendra membuatnya tidak sehat. Usaha yang ia lakukan untuk melupakan Kendra akan hilang begitu saja.

Tapi, Rafa juga tidak bisa egois memaksakan Kendra berkendara pulang ke Jakarta. Ia sudah menyetir dari pagi sampai sekarang. rafa juga takut jika Kendra ngantuk. Mengalah untuk kebaikan atau justru menjadi lebih buruk?

"Nanti kita mampir ke super market untuk beli keperluan dan mungkin pakaian ganti."

Rafa hanya bisa mengangguk mengiyakan ajakan Kendra.

*

Ketika ia sudah berada di lobby hotel yang cukup terkenal di daerah Puncak, Kendra memesan kamar hotel.

"Saya ingin 2 kamar dengan connecting door bisa?" tanya Kendra.

"Maaf Bapak, apakah bapak sudah melakukan reservasi sebelumnya?"

LacunaWhere stories live. Discover now