Disinilah akhirnya Rafa berada, duduk semobil dengan kendra dan caca yang sedang duduk di carseat miliknya dengan tenang.
Setengah perjalanan sudah mereka tempuh, Kendra bahkan sudah mengajaknya sarapan tadi sebelum berangkat. Rafa berdoa dalam hatinya mudah-mudah semua yang ia tempuh adalah jalan yang benar.
Rafa memperhatikan mobil yang dulu sempat menjadi mobil yang menjemput dan mengantarnya diawal-awal pernikahan berubah sekarang. Jika dulu mobilnya sangat bersih dan rapi bahkan wangi parfum Kendra menyebar di mobil ini sekarang sudah berubah.
Banyak jepit rambut yang ada di samping-samping pintu mobil, wangi mobil ini juga sudah berubah menjadi wangi minyak telon dan bedak bayi. Banyak permen susu dan pajangan mobil princess yang menempel di dashboard mobil Kendra. Bahkan, lagu yang diputar adalah lagu anak-anak.
Laki-laki itu sudah berubah menjadi kebapakan sekarang. Rafa menyunggingkan senyumannya kecil tidak menyangka jika 4 tahun ini banyak yang berubah dari Kendra.
Caca sendiri yang duduk di belakang sudah mengikuti lagu yang diputarkan.
"Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota naik delman istimewa kududuk di muka." Caca diam tidak melanjutkan.
"Pa. Itukan nggak sopan ya?" tanya Caca.
Kendra dan Rafa masing-masing saling melirik. Pasalnya tidak ada pembicaraan dan tiba-tiba Caca mengatakan tidak sopan.
"Siapa, Ca? Yang nggak sopan?" tanya Kendra.
"Itu yang nyanyi. Masa dia duduk di muka sih?" ucap Caca polos.
Rafa dan Kendra sontak tertawa menanggapi ucapan Caca. Kendra berdeham sebentar untuk menetralkan ketawanya.
"Maksudnya di muka itu, duduk di depan Ca. Bukan bener-bener di muka."
Caca mengangguk, "Kenapa nggak nyanyi ku duduk di depan, pa? Kenapa harus ku duduk di muka."
Kendra diam, Rafa yakin ia tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan yang ini. Rafa sendiri hanya tertawa. Ketika Rafa sedang tertawa, ia melihat Kendra melihat kearahnya membuat Rafa diam. Tidak enak hati. Sedangkan si kecil yang tidak mendapat jawaban sudah tertidur ketika Rafa melihat Caca.
"Anaknya emang gampang tidur kalau di mobil." Ucap kendra.
Rafa hanya mengangguk.
"Tidur aja kalau ngantuk." Ucap Kendra.
Sejujurnya sih memang Rafa mengantuk tapi ia juga tidak tega jika harus membiarkan Kendra sendirian menyetir.
"Kenapa suster nggak diajak?" tanya Rafa.
"Caca bilang ada kamu, sus boleh istirahat katanya." Ucap Kendra.
"Yakin banget aku bakal ikut ya?"
Kendra mengangkat kedua bahunya. "Mungkin dia percaya kalau kamu bakal pegang janji kamu." ucap Kendra.
"Maminya?" Tanya Rafa hati-hati.
"Kamu tau sendiri jadwalnya padat." Ucap Kendra.
Rafa berdeham sedikit, "Begini, sebelum semuanya terlalu jauh. Aku nggak bermaksud untuk masuk ke dalam kehidupan kamu beserta keluarga kamu. Aku juga udah tegor mama kok karena ucapan asal dia kemarin aku jadi disini nemenin kalian yang seharusnya Anggun." Ucap Rafa serius.
"Nggak usah sampai negor mama juga. Mama nggak salah kok." Ucap Kendra.
"Aku nggak mau jadi masalah diantara kamu sama Anggun." Ucap rafa.
Kendra melihat kearah Rafa, "Nggak akan."
Rafa kembali melihat kearah jendela lagi. Nggak akan itu maksudnya gimana? Mereka tidak akan bertengkar hanya karena Rafa? Atau Anggun tidak merasa Rafa sebagai orang yang berbahaya untuk masuk ke dalam keluarga kecilnya?
YOU ARE READING
Lacuna
ChickLitLacuna (n.) a blank space, a missing part. Rafaella dijodohkan oleh mamanya dengan laki-laki yang menurutnya sangat idealist menjadi suaminya. Cinta tentu ia mencintai suaminya itu, bahkan ia berpikir mereka akan mencintai dan hidup bahagia bersama...