r 6

4.2K 692 12
                                    

Rafa sedang mengurus kamar yang akan ia tempati, begitu juga dengan yang lain. Ketika Rafa sedang ingin mengurus, Ibu Rita yang di samping Rafa yang menemaninya menarik tangannya.

"Sini biar Ibu yang urus. Kamu ngobrol aja sama mereka." Ucap Ibu Rita.

Rafa menggeleng, "Nggak ah. Aku kaya aneh kalau disana."

Ibu Rita berdecak, "Aneh gimana sih? Nggak ada aneh-anehnya."

Rafa tetap teguh, ia ingin mengurusnya sendiri. Akhirnya semua proses untuk kamar Rafa terselesaikan, tadinya Rafa ingin membantu Ibu Rita tetapi ia balik menolak permintaan Rafa. Akhirnya Rafa pamit duluan untuk ke kamar.

"Aku duluan ya. Oh ya, ini kunci kamar Pak Nathan."

"Kita satu tower?" Tanya Pak Nathan.

Rafa menggeleng, "Nggak Pak. Bapak di tower 2. Saya duluan."

Rafa mendorong koper miliknya dan meninggalkan mereka. Jujur saja, Rafa tidak pernah berharap dan berpikiran jika liburannya akan berantakan seperti ini. Bagaimana rencana liburannya kacau balau?

Ketika Rafa sedang menunggu lift, Rafa memainkan ponselnya. Yang sudah berganti nomor Malaysia, untuk eksis. Tiba-tiba saja, ia mendengar namanya disebut.

"Loh Ibu di tower ini juga?"

Ibu Rita, Kendra dan Anggun di belakangnya sedang menunggu lift. Ibu Rita mengangguk dan tersenyum.

Ketika masuk ke dalam lift dan memencet lantai, Rafa tidak sama sekali penasaran dengan lantai berapa kamar mereka karena tidak mungkin kebetulankan mereka akan selantai?

Ketika Rafa, ingin keluar lift, ia melihat ponselnya berbunyi. Robin. Rafa segera mengangkat ponselnya.

"Hallo, hmm. Aku udah sampai, oh oke. Yauda besok kita ketemu jam 8 pagi ya di lobby hotel." Rafa mematikan sambungan dan terus mencari kamarnya dan tidak sadar jika Ibu Rita, Kendra dan Anggun juga ikut.

Ketika Rafa sudah ada di depan kamarnya, ia membalik dan melihat Kendra, Anggun dan Ibu Rita.

"Kalian kamarnya di sini?" tanya Rafa.

Ibu Rita mengangguk, Rafa langsung membuka pintu kamarnya dan menutupnya.

Kenapa liburannya semakin tidak bisa dikondisikan begini? Dua kamar di hadapannya dan satu kamar di sampingnya bisa jadi kamar Kendra. Demi apapun, Rafa ingin menjauhi Kendra dan yang berkaitan dengannya kenapa semua malah mendekat?

Rafa tau, ia sudah melepaskan Kendra tapi bukan berarti hatinya bisa biasa saja jika dekat dengan Kendra. Rafa butuh ruang dan waktu untuk mampu terbiasa dengan Kendra. Maksudnya dengan statusnya yang sekarang mantan istri Kendra.

Rafa menghempaskan tubuhnya ke kasur, ia akan istirahat sejenak sebelum mandi dan jalan-jalan.

***

Rafa sudah mandi dan bersiap-siap, ia sudah lapar dan membutuhkan asupan makanan, Rafa tidur terlalu lama sehingga ia tidak sadar jika hari sudah gelap.

Rafa membuka pintu dan ketika ia ingin berbelok ke lift ia mendengar percakapan.

"Iya Ibu kamu sengaja, aku kira dia emang mau ajak kita jalan-jalan. Nyatanya? Ibu kamu Cuma mau ngikutin mantan istri kamu itu! Kamu juga diem aja, nggak ngapa-ngapain. Lagian aku yakin, kamar kita bisa deket sama mantan istri kamu ya karena tadi yang ngurusin Ibu kamu. Kamu gimana sih?" suara Anggun terdengar. Rafa sudah menahan napasnya, ia tau jika dirinyalah yang sedang jadi bahan omongan mereka.

"Aku nggak tau rencana Ibu sama sekali, lagipula disini dong kamu diuji. Bisa nggak deketin Ibu. Lagian kamu buktiin kalau emang kamu bisa deketin Ibu dan biar Ibu bisa restui kita. Bukan malah menjauh dari Ibu."

Rafa memutar bola matanya. Kalau ia kembali ke kamar, perutnya akan keroncongan, tetapi jika ia terus melangkah.....

Rafa terus melangkah, melihat kearah mereka. Lalu menekan tombol lift. Wajah anggun masih dilipat sedangkan Kendra melihat kearah Anggun dan merangkulnya.

Ketika lift terbuka mereka bertiga masuk ke dalam, Rafa berada di belakang mereka berdua. Tangan Anggun sudah melingkar di lengan Kendra, menggandeng Kendra mesra seakan takut Kendra akan diambil orang.

Rafa hanya bisa melihat ponselnya dan membalas berbagai chat yang masuk ke dalam ponselnya, meskipun ia yakin tidak ada jaringan di dalam lift ini.

Ketika lift terbuka, dua sejoli yang sedang memadu kasih ini jalan dengan lambat, Rafayang sudah kelaparan melewati mereka dan mendengar dengusan Anggun. Rafa hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa Kendra yang sangat pendiam dan cuek itu bisa menghadapi Anggun.

Rafa menarik bibirnya kecil, itulah yang namanya cinta mungkin. Kendra bisa menahan semua sikap Anggun yang menurut Rafa menyebalkan. Tapi, Kendra menghadapinya dengan cinta. Cinta memang membuat semua orang menjadi gila.

Rafa mencari restaurant dan menghabiskan waktunya sendiri untuk berputar-putar mengelilingi mall.

Meskipun tubuhnya mengelilingi mall tetapi pikirannya terfokus dengan apa yang tadi ia lihat, interaksi bagaimana Anggun dengan menjijikannya menempel pada Kendra.

Rafa akui, ia cemburu pada Kendra yang begitu dekat dengan Anggun tetapi Rafa sadar jika ia tidak boleh dan tidak bisa lagi memiliki rasa itu. Rafa memang mencoba melepaskan Kendra tapi bukan berarti ia tidak cemburu. Rafa bahkan belum resmi sebulan bercerai dengan Kendra tetapi laki-laki itu sudah memiliki Anggun. Rafa menarik napasnya.

Lebih baik ia kembali ke kamar dan beristirahat, besok Robin akan menjemputnya dan berjalan-jalan. Itu lebih baik.

Ketika lift berdenting, Rafa melangkahkan kakinya keluar tetapi ketika ia sadar apa yang ada dihadapannya, Rafa terdiam.

Anggun tengah memeluk Nathan, tidak jauh dari sana Kendra menatap datar kearah mereka yang sedang berpelukan.

Rafa sendiri terfokus dengan wajah datar Kendra, itukah wajah cemburu Kendra? Rafa iri ketika wajah itu diberikan oleh Kendra untuk Anggun.

Rafa tidak tahan melihat wajah datar tetapi cemburu itu, Rafa berdeham membuat Nathan melepas Anggun dan membuat Nathan beserta Anggun sadar akan keberadaan Rafa dan Kendra.

Rafa tersenyum, "Sorry ganggu. Permisi."

Rafa melewati Nathan yang berusaha menahan Rafa, lalu Rafa melewati Kendra yang masih dengan wajah tidak bersahabatnya.

Rafa membuka pintu kamarnya, lalu ia berbaring memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.

Semua membuat Rafa tidak mengerti, bagaimana bisa Anggun berpelukan dengan Nathan dan kenapa Kendra hanya diam?

Mereka dulu bertiga sahabat, cinta segitigakah? Lalu kenapa Anggun berpelukan dengan Nathan tadi? Sebenarnya apa yang terjadi dulu sehingga begitu rumit? Dan mengapa harus ada Rafa ditengah-tengah mereka?

LacunaWhere stories live. Discover now