Rafa melihat kendra yang duduk tenang di sampingnya, mereka sedang menghadiri sidang terakhir dari perceraian mereka.
Hari ini adalah detik-detik diman statusnya akan berubah dari istri Kendra menjadi mantan istri Kendra. Rafa menarik napas dan beberapa detik selanjutnya hakim telah mengetuk palu dan semua sudah resmi.
Rafa sudah tidak menjadi istri seorang Kendra Jerolle.
Rafa melihat Kendra yang melihat kearahnya, buru-buru ia membuang muka dan bangkit berdiri. Setelah ini ada cobaan lebih besar sedang menunggunya, ibu mertuanya yang belum mengetahui apapun tentang status barunya dan ia bingung untuk menjelaskannya.
Rafa sudah keluar ruangan dan berjalan menuju Rafael yang menunggunya di parkiran. Rafael sengaja tidak ingin masuk karena takut lepas kendali pada mantan adik ipar yang dengan kurang ajarnya menggugat cerai adiknya itu.
Jika bukan keinginan Rafa untuk tidak memukul wajah Kendra, sudah bisa Rafael pastikan wajah Kendra sudah berubah menjadi memar yang kebiruan sekarang.
"Rafaella."
Rafa berbalik melihat Kendra yang sedikit berlari kearahnya. Rafa berhenti di tempat dan tersenyum pada Kendra.
"Kenapa?"
"Aku antar pulang, sekalian ketemu Ibu."
Rafa menggeleng, "Rafael nunggu di parkiran. Kalau kamu mau ketemu Ibu yauda, kita ketemu disana saja."
Kendra menarik napas ingin menahan tetapi Rafa sudah berbalik meninggalkannya.
Kendra tau, ia menyakiti Rafaella tetapi ia juga tidak ingin menyakiti Rafaella dengan bertahan tanpa cinta untuk Rafaella. Lebih baik Rafaella menyembuhkan lukanya sekarang dibanding harus bertahan dengan Kendra yang tidak bisa atau tidak mau belajar mencintai Rafaella.
***
Rafa sampai di rumah ibu, ia melihat kearah Rafael sekarang sedangkan Rafael sendiri juga sedang melihatnya.
"Kamu yakin?"
Rafa mengangguk, "Aku bisa sendiri, kamu tunggu disini aja."
"Kamu yakin bisa ngatasin mertua kamu yang galak itu?"
Rafa mengangguk tidak yakin, entah kenapa ingin berpisah dengan ibu mertuanya membuatnya berat dan tidak yakin.
Setelah Kendra mengatakan ingin bercerai, Rafa sudah mencari apartemen baru untuk dirinya tinggal setelah bercerai. Dengan bantuan Rafael, ia sudah menemukannya dan sekarang ia hanya tinggal pamit dengan ibu mertuanya dan membawa barang yang sudah ia kemas lalu pergi dari rumah ini.
Tetapi sekarang Rafa jadi tidak yakin, ia menjadi ragu meninggalkan mertuanya yang akan tinggal sendiri. Rafa tidak tega, meskipun ibu mertuanya sangat galak dan suka marah-marah tetapi ia tau, jika ibu mertuanya itu sangat sayang padanya.
Rafa membuka pintu mobil dan berjalan masuk, ia sudah melihat mobil Kendra yang sedang memasuki pekarangan rumah.
Rafa berdiam di depan pintu masuk menunggu Kendra turun dan masuk bersama-sama.
Ketika Kendra sudah di sampingnya, Rafa mulai membuka pintu. Ia mulai masuk dengan perasaan gelisah, rumah ini akan ia tinggalkan sebentar lagi. Rumah yang ia tinggali selama dua tahun ini.
Rafa masuk ke dalam ruang makan dan melihat mertuanya sedang menyusun piring-piring.
"Rafa, dari mana saja. Sini cepat bereskan piring-piring. Loh, kamu bareng Kendra?"
Rafa berjalan menuju meja makan dan mengambil alih pekerjaan mertuanya itu. Rafa menyusun piring yang akan mereka gunakan untuk makan malam, meskipun masih sore tetapi ibu mertuanya lebih menyukai mempersiapkannya dari sore hari.
YOU ARE READING
Lacuna
ChickLitLacuna (n.) a blank space, a missing part. Rafaella dijodohkan oleh mamanya dengan laki-laki yang menurutnya sangat idealist menjadi suaminya. Cinta tentu ia mencintai suaminya itu, bahkan ia berpikir mereka akan mencintai dan hidup bahagia bersama...