K7

4.3K 692 15
                                    

Rafa melihat bayangannya di cermin, ia melihat ada kantung mata yang sedikit menghitam di bawah lipatan matanya. Bagaimana bisa ia semalam memikirkan wajah Kendra yang murung?

Rafa seratus persen gagal move on. Pertama, bagaimana bisa ia melupakan Kendra disaat mereka sedang berdekatan seperti ini? Kedua, meskipun Kendra sudah menyakitinya kenapa hati Rafa tidak sama sekali mau melupakan laki-laki itu? Ketiga, kenapa juga Rafa harus memikirkan Kendra semalam ketika Kendra sendiri sedang asik dengan Anggun?

Rafa memutar bola matanya, ia langsung berencana untuk keluar hotel karena ia akan bertemu dengan Robin di depan lobby hotel dan tidak baik membuat Robin menunggu lama.

Rafa keluar dari kamar dan berjalan menuju lift¸ ia melihat pesan dari Robin jika ia sudah tiba baru saja.

Rafa keluar dari lift dan menuju lobby hotel, bukannya melihat Robin. Rafa malah teralihkan dengan Kendra yang berdiri disana bersama dengan Anggun dan Ibu.

Rafa menghampiri mereka menyapa Ibu, Rafa tidak ingin disangka kurang ajar dan tidak tau sopan santun.

"Ibu mau kemana?"

Ibu menggelengkan kepalanya, "Ini Ibu Cuma ikutin mereka berdua. Mereka juga nggak ada tujuan."

"Oh." Ucap Rafa mengangguk, lalu melihat kearah Kendra yang dirangkul mesra oleh Anggun. Rafa benci pemandangan ini.

"Rafaella?" panggil seseorang.

Rafa langsung membalikan tubuh mencari siapa yang memanggil namanya. Ketika ia berbalik, Rafa melihat laki-laki dengan kacamata dan kemeja putih dengan celana panjang bahan hitam berdiri di depannya.

"Robin?" tanya Rafa.

Robin tersenyum dan mengangguk, lalu mengulurkan tangannya "Apa kabar?"

Rafa balas senyuman Robin, "Baik." Ia lalu melihat Ibu di sampingnya lalu mengenalkannya, "Bu, ini Robin temen Rafa."

Ibu mengulurkan tangannya dan mereka berkenalan. Robin juga berkenalan dengan Kendra dan Anggun.

"Yuk?" ajak Robin.

Rafa mengangguk, "Bu, Rafa pergi dulu ya?"

"Kalian mau kemana?" tanya Ibu.

Rafa menggeleng, "Robin yang bawa jalan. Aku Cuma ikut aja."

"Kita gabung saja kalau begitu?" tanya Ibu pada Robin.

Membuat Rafa kaget, gabung? Maksudnya gabung itu?

"Bolehkan, Nak Robin? Tante tidak tau jalan disini. Kendra dan Anggun juga tidak ada rencana."

"Oh, iya. Boleh kok. Mobilnya disana." Ucap Robin ramah.

Rafa berjalan kaku, bergabung? Tandanya mereka akan pergi bersama? Hari ini Rafa berencana untuk menjaga jarak dengan Kendra, tapi bagaimana bisa mereka malah jadi pergi bersama?

Rafa duduk di depan, di sebelah Robin. Sedangkan mereka bertiga dibarisan tengah.

"Kita ke temple aja ya? Lihat-lihat temple disini."

Rafa mengangguk.

"Gimana kabar Rafael? Terakhir aku ketemu dia tiga bulan lalu."

Rafa tersenyum, "Baik. Dia makin sibuk."

"Emangnya kamu nggak sibuk? Kayanya juga kamu udah mau jadi wanita karir kan? Padahal dulu katanya Cuma mau jadi ibu rumah tangga yang nungguin suami pulang."

Rafa berdecak, "Itu ternyata sulit diwujudkan ya?"

"Nggak sulit, emang suami kamu nggak kaya gitu?"

Rafa berdeham, ia tidak sengaja melirik Kendra yang duduk di belakang Robin sedang melihat kearah jendela.

"Rafa itu memang tiap hari kok nunggu suaminya pulang." Jawab Ibu Rita.

"Rafa emang dari dulu punya cita-cita gitu, Tante. Soalnya dulu kan dilarang pacaran gitu. Jadi nggak pernah jatuh cinta deh, terus bilang mau cinta sama suaminya aja." Ucap Robin.

"Iya! Sampe kamu pernah bikin Clint yang bule yang dari Perancis itu gagal deketin aku kan!"

Robin tertawa, "Bukan aku aja ya! Rafael juga."

"Memangnya Rafa pernah dideketin bule?" tanya Ibu.

"Pernah, Tante. Dulu Clint suka sama Rafa, udah sampe nonton bareng tapi karena aku sama Rafael kerjain Clint, Clint langsung mundur. Gagal deh deketin si Rafa."

Rafa mendengus, ia mengingat semua kejadian itu. Rafa sendiri bingung karena tiba-tiba Clint menjauhinya.

"Kamu juga pernah suka sama Rafa?" tanya Ibu.

Satu mobil mendadak hening karena pertanyaan Ibu, Robin sendiri tidak berani menjawab.

"Hmm, kita nggak usah bahas itu. Ini masih lama?" Tanya Anggun memecahkan keheningan.

"Oh, nggak bentar lagi juga sampe kok." Ucap Robin.

Setelah itu, Rafa memilih diam dan tidak melanjutkan obrolan dan Robin pun merasakan hal yang sama lebih baik diam daripada mendapatkan serangan tiba-tiba lagi.

Robin memarkirkan mobilnya. Rafa turun dan melihat sekelilingnya, tetapi tetap saja pandangannya jatuh pada Kendra yang sedang melihat kearah Anggun. Lalu Rafa menarik napas dan membuangnya kasar.

Ketika itu juga sebuah tangan mengelus punggungnya, Rafa lalu melihat ke samping. Ibu sedang tersenyum melihatnya. "Rebut kembali." Bisik Ibu Rita.

Rafa menggeleng, "Tidak baik merebut milik orang lain." Balas Rafa sambil senyum.

"Yuk." Ajak Robin.

Rafa berjalan mengikuti Robin, sedangkan yang lain sudah berjalan lebih dahulu. Rafa sendiri bisa melihat jelas Anggun yang menempel. Kendra tidak panas apa ditempelin terus?

"Itu alasan kamu cerai sama dia?" tanya Robin.

Rafa tersadar dan melihat kearah Robin, "Maksudnya?"

Robin tersenyum, "Rafael udah cerita semua. Pertama Rafael Cuma bilang kamu bakal ada kesini minta aku ketemu kamu. aku langsung tanya suami kamu mana emangnya dan Rafael jelasin semuanya. Awalnya aku agak kaget sih lihat cowok yang namanya sama kaya suami kamu di tempat tadi, tapi aku ngeh karena Kendra sendiri diam ketika di mobil."

Rafa tersenyum tidak menjawab Rafael comel.

"Rafael tau alasan kalian cerai karena dia?"

Rafa menggeleng, "Jangan bilang Rafael. Mama aja nggak tau kalau aku udah cerai."

Kening Robin mengerut.

"Iya, aku belum berani bilang, Mama lagi fokus urus papa. Papa sekarangkan kena stroke. Kasihan kalau mama sampe kepikiran apalagi papa nanti tau."

Robin mengelus puncak kepala Rafa, "Udah besar ternyata. Bisa jadi kamu belum kasih tau karena kamu belum iklas lepasin suami kamu. Kalau aku jadi kamu, aku bakal usaha dan terus berjuang demi dia." Ucap Robin sambil melihat kearah Kendra, "Tidak susah mencintai kamu, Fa. Jadi kalau kamu cinta, perjuangin dia."

Rafa menggeleng, "Aku udah nyerah. Percuma kalau aku berjuang dia sendiri nggak cinta sama aku, aku juga nggak mau dia tersiksa hidup bareng aku. ternyata cinta tidak semudah yang aku kira."

"Yauda Yauda, sekarang kita fokus senang-senang. Yuk." Robin mengulurkan tangannya untuk meraih Rafa ke dalam genggamannya.

Sebagian hati Robin ingin memperjuangkan Rafa, tetapi sebagian lagi sadar jika percuma karena hati Rafa sudah memiliki pemilik. Apa jika Robin berusaha, ia bisa masuk ke dalam hati Rafa? Ia tidak ingin melihat Rafa patah hati, itu membuatnya sakit dan terluka. Seakan merasakan yang Rafa rasakan.

Rafa sendiri melihat kearah Kendra dan Anggun, mereka pasangan yang serasi. Mungkin kemarin, hanya kesempatan kecil Rafa untuk mengenal cinta dari Kendra. Sekarang sudah waktunya Rafa untuk bangkit dan meninggalkan Kendra. Sebelum Kendra tau dan sadar tentang perasaan Rafa yang bisa membuat Kendra tidak nyaman.

Rafa harus berjuang.

LacunaWhere stories live. Discover now