Setelah kemarin berdebat dengan Rafael tentang Alfred, akhirnya Rafa memberitahu perihal berita duka pada Alfred dan seperti Rafa duga, Alfred akan segera menyusulnya kesini setelah urusannya selesai itu juga hasil dari paksaan Rafa karena jika tidak laki-laki itu akan muncul hari ini.
Hari ini agenda Rafa hanya di rumah menunggu Cath dan Nino datang ke rumahnya bertamu sekalian berkenalan dengan mama.
Memang selama ini hanya Rafa yang berkunjung ke Jakarta, sedangkan mama harus selalu menjaga papa. Kalau Rafael, tidak pernah mengunjungi Rafa tapi tidak pernah absen untuk tidak memanggil Rafa di Skype. Alasannya jika menyusul ke Malaysia takut menganggu kegiatan Rafa yang sedang mengejar pendidikannya disana.
Rafael juga tau kesibukan adiknya bahkan jadwal tidurnya terganggu dan tidak stabil di tahun-tahun akhir.
Ketika bel rumah berbunyi Rafa langsung membuka pintu dan terlihat Cath dengan penampilan seperti biasa memukau sedangkan Nino dengan penampilan mencolok.
"Nek, panas banget ya disini."
"Sombong banget sih? Lo kan asli Bali, disana lebih banyak pantai dan panas kali!"
"Eh cong, gue udah berapa windu nggak pulang ke Bali. Ini aja kalau nggak disuruh Cath mana mungkin kesini. Yaudah, masulah anggap rumah sendiri ya Cath,"
Cath dan Rafa hanya bisa menggeleng.
"Hai tante." Sapa Nino langsung memberikan cipika cipiki pada mama.
"Macet ya? Maklum ya, Jakarta."
"Iya, Tan. the traffic makes me crazy."
"Makanya tante masak banyak untuk kalian, sekalian ucapin makasih udah mau nemenin Rafa selama disana."
"Repot banget Tan." ucap Cath lembut.
Mama menghampiri Cath dan memeluknya sebentar, "Makasih ya sudah mau jadi temen Rafa."
Cath mengelus punggung mama sebentar, "Rafa jarang menyusahkan kok."
Cath ini juga orang Indonesia yang memilih study dan berkarir di Malaysia. Tepatnya dia orang Medan, jadi Rafa mendapatkan teman satu tanah air. Tidak sulit berkomunikasi dan saling mengerti.
"Ini kalian makan dulu. Kasihan pasti belum makan kan?"
"Tante kenapa repot-repot masak banyak?"
"Habis sekarang sudah nggak ada yang dijaga lagi. Jadi tante masak aja untuk kalian. Makan yang banyak ya."
"Tenang aja, Tan. Kita pasti habiskan dan ratakan semua masakan tante. Kalau perlu kami tinggal disini supaya tante bisa masak terus untuk kita. Uh cucok nggak tuh?"
"Itu mah maunya lo." Ucap Rafa disusul suara tawa mama.
Rafa sangat bersyukur ia diberikan dua sahabat yang bisa mengerti dirinya dan mampu menghibur dirinya dikala seperti ini.
"Ngomong-ngomong Tan, Abang ganteng dimana? Aku udah dandan cetar gini masa nggak ngeliat abang ganteng."
"Rafael lagi ada urusan sebentar nanti dia kesini kok."
Tidak lama suara bel terdengar Nino dengan kaki besar membuka pintu dan terdengar suara omelan.
Ternyata Nino pikir itu adalah Rafael ternyata adalah Robin.
"Gue kira abang ganteng, ternyata lo. Nggak di Malaysia nggak di Jakarta lo lagi." ucap Nino.
"Ya, gue kan juga mau nimbrung disini." Ucap Robin.
YOU ARE READING
Lacuna
ChickLitLacuna (n.) a blank space, a missing part. Rafaella dijodohkan oleh mamanya dengan laki-laki yang menurutnya sangat idealist menjadi suaminya. Cinta tentu ia mencintai suaminya itu, bahkan ia berpikir mereka akan mencintai dan hidup bahagia bersama...