K5

4.5K 707 20
                                    

Rafa melihat kearah rafael yang sedang mengantarnya ke bandara. Meskipun dengan wajah bangun tidur dan belum mandi, tetapi kakaknya itu selalu membantunya dan menuruti semua kemauannya. Tidak baik memang tetapi Rafaelkan Cuma punya satu adik, jadi tidak apa.

"Aku udah hubungin Robin untuk temani kamu selama disana."

Rafa mengerutkan keningnya, "Robin?"

"Iya temen SMA aku, masa kamu nggak inget sih? Yang dulu sering ke rumah terus kuliah dia pindah kesana."

"Oh inget-inget, yang di sekolah dikenal dia ganteng kamu jeleknya itukan?"

Rafael memutar matanya jengkel, "Itukan dulu aku masih puber terus banyak jerawat. Sekarang juga gantengan aku!"

"Halah, nggak usah sok-sok muji diri sendiri. Kalau emang jelek ya jelek aja. Tapi emangnya Robin masih inget aku?"

Rafael melihat kearah Rafa senyum licik, "Ingetlah! Dulu tuh dia naksir berat sama kamu. Sayang aja harus pindah ke Malaysia jadi dia nggak berani deketin kamu." jawab Rafael sambil tertawa.

Rafa mencibir Rafael yang menertawakannya, "Terus abang ketawa apa?"

"Ya kamulah! Kesian gagal di PDKT-in. Kamu juga naksirkan dulu sama Robin! Ngaku deh."

Rafa menggeleng, Rafa memang mengenal Robin karena laki-laki itu sahabat dekatnya Rafael tetapi Rafa tidak menyukai yang Rafael anggap. Rafa hanya sebatas menyukai wajah Robin yang tampan. Iya Robin emang ganteng, mungkin dulu dia paling ganteng di sekolah.

"Nggak tuh. Sok tau banget!"

"Yauda kalau nggak suka. Kenapa sewot? Lagian abang suruh dia nemenin kamu. Kamu sendiri yang salah mau jalan-jalan nggak prepare. Mana ada jalan-jalan belum sewa hotel untuk di Malaysia?"

Rafa melihat sinis Rafael dan menggeleng meremehkan, "Kamu tuh makanya jadi orang jangan gaptek-gaptek amat. Ada yang namanya applikasi di HP yang bisa nyari hote, punya smartphone coba deh gunain untuk sesuatu yang berguna, bukan kepoin akun gosip Instagram aja kerjaannya."

"Enak aja. Aku main Instagram Cuma buat lihat-lihat doang ya. Nggak kaya kamu, pisah hapus foto. Dasar labil."

Sebenarnya inilah mereka bertemu akan bertengkar, berjauhan akan saling mencari. Rafa tau jika ia menjawabi Rafael tidak akan habis tetapi ia harus bisa menjawabi karena Rafa tidak suka dibilang labil.

"Kalau nggak dihapus, yang mau PDKT kabur lihat foto meritan. Lagian ketauan kan keponya kamu lihat-lihat Instagram aku!"

Rafael tidak menjawab, ia fokus memarkirkan mobilnya. Rafael memang terlalu sayang dengan mobil-mobil koleksi miliknya. Tidak satupun mobil moliknya boleh lecet oleh orang lain. Termasuk Rafa.

"Sana masuk. Hati-hati. Jangan telat makan dan beli nomor untuk komunikasi. Aku nggak mau nelpon mahal-mahal. kasih kabar kalau sudah sampai. Kasih kabar juga kalau udah ketemu Robin." Ucap Rafael memeluk Rafa. "Mudah-mudahan pas kamu pulang, hati kamu udah sehat ya!"

Rafael melepas pelukkannya dan membiarkan Rafa masuk ke dalam mencari bossnya. Rafa bukannya tega membiarkan Rafaella sendiri pergi, tetapi Rafael membiarkan adik kesayangannya itu melupakan sedikit tentang masalahnya.

Rafael sebenarnya ingin sekali mengajak pergi Rafaella sejauh mungkin, agar ia bisa cepat melupakan Kendra. Biar bagaimanapun, Rafael tau jika Rafa mencintai Kendra.

Jika Rafael saja tidak sanggup melihat sakit hati Rafaella, bagaimana dengan Rafaella sendiri? Rafael mengambil napas panjang. Selamat bersenang-senang.

LacunaWhere stories live. Discover now