[ R E V I S I]
"Cinta pasti akan mencari tempat yang nyaman untuk ditinggali,"
-oOo-
"Iya halo?" Allura mengangkat telepon setelah turun dari shuttle bus.
"Ada apa tadi telepon gue?" tanya Caca dari ujung telepon."Kalian didiskualifikasi gara-gara tiga anggota telat?"
"L-lo tau darimana?" Caca terbata-bata. Ia tak menyangka bahwa Allura ternyata mendengar kabar ini.
Allura tersenyum miring. "Ca, gue sama kalian-sama Girl Next Generation, itu udah dua tahun lebih. Tapi kenapa kalian masih nganggep gue orang asing? Masalah grup masalah kita semua, kan? Keperluan dan segala macem, semua member berhak tau, kan? Kenapa di sini cuma gue yang cengok? Atau karena kalian belum bisa move on dari Carlin? Lebih asik Carlin daripada gue? Masih nganggep gue sebagai anak baru dan orang luar?"Tak ada jawaban. Mungkin Caca sedang mencari-cari alasan untuk membela dirinya?
"Ca? gue tau kok. Gue udah tau kalo sebelum gue ada Carlin yang nempatin posisi Taeyeon. Gue sempet tukeran cerita sama anak grup sebelah yang udah cukup lama gabung di agensi ini. Dia bilang, pas Carlin mutusin untuk berhenti dari grup, kalian pada nangis, kalian pada mohon-mohon sama Carlin, dan ... kalian pernah bilang bahwa nggak ada yang bisa gantiin Carlin. Itu sebabnya kan kalian mandang gue sebagai orang baru. Bahkan setelah dua tahun lebih gue gabung, tetep aja yang dipandang Carlin lagi. Iya, kan?"
"Ra, please. Don't be childish,"
"Oke, gue mungkin kekanakkan. Tapi lo tau rasanya gimana-"
"Allura, kita ngomongin Carlin, mentingin Carlin karena kita nggak mau dia ngerasa nggak dipeduliin sama kita hanya karena dia mutusin berhenti dari grup,"
"Tapi gimana sama gue, Ca? gue selalu mencoba akrab lebih deket sama kalian, tapi ... tapi kalian tetep natap Carlin yang jauh. Kalian nggak pernah ngeliat gue. Sorry, kalo kalimat-kalimat gue bikin lo tersinggung, marah atau sebagainya. Tapi ini yang mau gue ungkapin dari kemarin-kemarin. Terima kasih karena udah bersikap baik ke gue selama ini. Maaf, belum bisa jadi member yang sempurna. Gue rasa, cukup sampe sini. Udah nggak ada perform yang mendesak, kan? Jadi yaudah, gue ngundurin diri sebagai member secara resmi,"
Tuuuttt.
Allura langsung memegang dadanya. Matanya membulat dan mulutnya seidkit terbuka. Ia meringis, mengingat betapa dramatisnya ia berbicara dengan Caca lewat telepon. Allura tidak begitu paham, mengapa akhir-akhir ini ia menjadi frontal. Lalu harus bagaimana sikapnya ketika ia bertemu dengan Caca dan teman-temannya? Gila! Mengapa Allura tidak memikirkan hal ini dari awal!? Mau pasang wajah bagaimana nanti ketika Caca dan teman-temannya meminta bertemu?
Allura memukul-mukul kepalanya sendiri karena merasa terlalu ceroboh mengambil keputusan ini. Berkali-kali ia menatap layar ponselnya sambil terus berpikir apakah ia harus menelepon Caca kembali atau mengabaikannya saja. Allura menimbang-nimbang hal itu dalam pikirannya. Sehingga tangannya tidak bisa berhenti memukuli kepalanya sendiri.
"Hei," tiba-tiba saja Chana datang dan menahan tangannya.
Allura menoleh ke samping dan melihat Chana yang sedang mengernyitkan keningnya.
Chana melepaskan tangan Allura. "Kenapa nggak bareng temen lo?"
"Siapa?"
"Khanza, Cecil sama Sania udah masuk ke sana," kata Chana sambil menunjuk loket untuk masuk ke Danau Telaga Warna.
"Nadine?"
"Loh kan sama Venya dari tadi juga," Chana bersedekap. "Kok jadi gue yang tau sih, Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle and Love On ✔
De Todo[SELESAI] Ini cerita tentang Allura yang terus berdiri melanjutkan hidupnya di atas garis luka yang sejujurnya sudah tak tertampung lagi. Juga ... Athar yang dunianya sudah tidak setenang dulu--sebelum semesta mempertemukannya dengan Allura. ... N...