Chapter 26 : The Day

3.4K 142 3
                                    

(Special Sweet Part Of Athar & Allura)

"Semuanya berubah seiring pergantian hari, tapi perasaan belum tentu bisa berubah dengan mudahnya,"

-oOo-

Pagi yang cerah. Setelah selesai melaksanakan salat Subuh dan membaca Al-Qur'an, Allura langsung merapikan tempat tidurnya. Kemudian ia menuju kamar mandi sambil membawa pouch skincare-nya. Ia melakukan double cleansing pada wajahnya dan tak lupa menyikat giginya. Ia masih saja tersenyum-senyum sendiri. Lima hari yang lalu Athar datang ke Korea untuk menemuinya dan mengakui perasaannya, kemarin Athar datang ke rumah dan melamarnya secara resmi, dan sekarang Athar ingin berbincang-bincang secara eksklusif dengannya mengenai perihal pernikahan mereka.

"A-kamchagi!" (Semacam astaga dalam bahasa Korea) Allura memegangi dadanya. Ia benar-benar terkejut melihat Nenek yang tiba-tiba berdiri dengan datarnya di depan kamar mandi.

"Lila pisan. Kamu teh menghayal dulu kitu di kamar mandi?" (Lama banget)

Allura langsung menggeleng. "Ng-nggak kok. Nenek apa banget deh,"

"Abis watsap-an ya semalem, neng?"

"Apa?" Allura tak mengerti.

"Watsap,"

Gelak tawa Allura pecah dibuatnya. "Apaan sih Nenek tau-tauan aja. Udah ah Allura mau sarapan,"

Allura masuk ke kamar Neneknya dan duduk di meja rias-berhubung tidak ada cermin sebesar cermin pada meja rias Neneknya. Ia menepuk-nepukkan toner pada wajahnya. Lagi-lagi ia tersenyum saat memakai skincare routine-nya. Benar-benar tak ada bedanya dengan orang gila di pinggir jalan yang selalu senyum-senyum tanpa sebab. Ah, tidak. Sesungguhnya Allura memiliki alasan mengapa ia terus tersenyum-senyum.

Allura bukan sekali merasakan jatuh cinta. Dari SD juga ia sudah merasakan jatuh cinta-meski masih dibilang sebagai Cinta Monyet. Tapi kali ini, rasanya benar-benar spesial. Bahkan ketika ia mencintai Sehun, tidak sebahagia ini. Rasanya tidak seindah ini. Dan yang pasti tidak membuatnya se-melayang ini. Kali ini rasanya seperti ... ngebelah atmosfer berlapis-lapis, meluncur bareng paus akrobatis, terus ngebut menuju rasi bintang paling manis. Eh? mengapa Allura menjadi korban iklan kopi good day begini?

"Udah selesai?" tanya Allura pada Keisha-Sepupunya yang lebih muda enam tahun darinya.

"Udah dari tahun lalu kali, Kak ..." kata Keisha sambil kembali melengos ke arah TV.

Allura duduk di sampingnya dan mengembungkan pipi Keisha. "Makasih ya dedek gemeskuh!"

"Aduh sakit!" jerit Kaisha sambil mencoba melepaskan kedua tangan Allura dari pipinya.

"Kok ngebagiin undangannya cepet sih?"

Keisha mendecakkan lidahnya. "Yaiya lah, kalo Kakak yang ngurus baru dah selesainya lama. Udah... Kakak sekarang harusnya relaxing, maskeran tuh. Innisfree clay mask aku masih ada tuh,"

Allura mendesis. "Ish, jangan bikin Kakak keliatan susah napa,"

"Loh?" Keisha menatap Allura dengan tatapan merendahkan. "Biasanya juga minta-minta skincare ngomongnya tester, eh keterusan. Nggak usah sok kaya deh,"

Allura menoyor kepala Keisha hingga anak tujuh belas tahun itu mengaduh. "Kamu tuh, siapa yang ngajarin jadi ngeselin kayak gitu?"

"Ngeselin mana aku sama Kak Athar yang nggak pernah bales email atau DM-an Kakak?"

Glek.

Allura menelan salivanya. Ia mati kutu.

"Atau ... Kak Chana yang berubah tau-taunya ngehamilin anak orang?"

Struggle and Love On ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang