Chapter 15 : Losing

2K 114 0
                                    

”Kehilangan sosok yang kita cintai memang sangat menyakitkan. Tapi jangan sampai hal itu membuat kita terpuruk lebih lama dan akhirnya kita juga akan kehilangan kebahagiaan dalam hidup kita. Bangun lah karena jalanmu masih panjang,”

-oOo-

“Makasih ya, Chan …” kata Allura setelah Chana mengantarnya hingga ke depan pagar rumahnya.

Chana mengangguk seraya tersenyum dari balik helmnya. “Masuk sana, malem ini lagi dingin. Kayaknya sih ujannya turun ntar malem,”

Allura mengangguk.

“Gue pulang, ya? Bye,”

Allura mengangguk—lagi. “Iya, hati-hati,”

Chana mengacungkan jempolnya kemudian kembali memacu gasnya.

     Allura melihat jam di layar ponselnya. Masih pukul lima sore lewat dua puluh menit. Setelah menutup pagar, Allura pun memasuki rumahnya. Ia terheran-heran begitu mendapati sandal wanita di depan pintu rumah. Apa Papa membawa selingkuhannya ke rumahnya? Untuk memastikannya, Allura langsung membuka pintu. Ia terkejut mendengar suara-suara yang didengarnya. Pasti Mama datang dan mereka bertengkar—lagi.

     Allura masih bertengger di depan pintu. Tubuhnya lemas, tangan dan kakinya bergetar, jantungnya terus berdebar, dan terlihat sekali dari raut wajahnya Allura merasa takut dan panik di waktu yang bersamaan. Ia trauma. Ia takut sekali jika dihadapakan dengan kejadian-kejadian seperti ini—lagi. Allura tidak memiliki kekuatan lagi, Allura tidak tahu harus bersandar pada siapa. Tak ada siapa-siapa di sini. Allura hanya sendirian. Allura tenggelam sendirian dalam kekacauan hidupnya.

“Uang itu buat Allura ngelanjutin pendidikannya, Mas!” Paramitha berteriak.

BRAK!

Rizky menggebrak meja TV yang ada di ruang tengah. “Saya tau! Nanti juga saya balikin! Lagian daripada saya korupsi,”

Paramitha tak terima, ia menampar Rizky seketika. “Kamu bener-bener nggak punya perasaan ya, Mas? Kamu tau? Itu uang hasil yang aku kumpulin selama bertahun-tahun. Karena kalo nggak gitu kita nggak punya simpanan buat masa depan anak kita!”

“DIAM! DIAM!” Rizky memajukan wajahnya sembari berteriak. “Saya lagi pusing tolong, Mit. Saya ditipu orang dan sayang harus ngegantiin uang kantor!”

Paramitha tersenyum miring. “Bukan urusan saya! Itu urusan wanita murahan yang ngegodain kamu!”

Rizky menampar balik Paramitha. “Kurang ajar!”

“Segitunya ya kamu belain wanita itu! Bawa sana wanita itu sampai ke liang lahat!” Paramitha kemudian pergi meninggalkan Rizky.

     Allura yang masih berdiri di depan pintu melihat Mamanya yang sudah tak karuan. Wajahnya merah padam karena emosi. Allura tidak berani menegurnya, ia hanya diam sembari memeluk tubuhnya dan bersandar di pintu rumah. Paramitha melihat Allura dan cukup terkejut karena lagi-lagi anaknya harus melihat sesuatu yang seharusnya tak pernah anaknya lihat. Paramitha ingin memeluk Allura, namun ego menghalanginya. Setelah berhenti beberapa detik untuk saling bertatapan dengan Allura, Paramitha kembali berjalan dan meninggalkan rumah itu.

     Allura berjalan pelan-pelan karena terlalu lemas. Matanya berkaca-kaca dan terlihat sangat lesu sekali. Ia berjalan melewati Papanya yang sedang menelepon selingkuhannya. Mendengar apa yang mereka bicarakan, rasanya saat itu juga Allura ingin menampar Papanya. Namun keadaannya saat ini sangat tidak memungkinkan. Lagipula, Papa pasti akan membela diri mati-matian dan akhirnya  tetap Papanya lah yang menjadi pemenang.

“Nggak, kok. … iya, … iya sayang, tadi aku abis berantem sedikit sama dia. Gimana? … iya jadi sayang, kamu udah pesen Hotelnya, kan? … iya, tenang …”

Struggle and Love On ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang