Chapter 19 : Dramatic

2K 127 0
                                    

Kenyataan hidup yang seperti drama atau drama yang seperti kenyataan hidup?”

-oOo-

     Allura tidak memasuki halaman rumahnya sampai mobil lelaki itu benar-benar pergi. Tidak ada yang aneh-aneh sepanjang perjalanan. Hanya Allura yang bercerita bahwa ia akan memilih gapyear tahun ini dan akan melanjutkan kuliahnya di tahun besok. Ia juga bercerita tentang betapa inginnya ia ke Korea Selatan pada musim gugur atau musim semi. Karena pada musim gugur, ia akan melihat maple yang berjatuhan dengan indah. Ia juga ingin mengunjungi Namsan Seoul Tower dan menggantungkan love lock  di sana. Allura bercerita cukup panjang. Namun Athar sama sekali tidak me-noticenya dan sibuk menyetir mobil. Lelaki itu hanya meresponnya dengan dehaman. Konyolnya, Allura tak peduli dan malah terus bercerita.

     Setelah membuat segelas kopi susu, ia menyiapkan laptop dan sebuah buku lengkap dengan pulpennya di meja rendah yang ada di ruang tamu. Kemarin, Nadine mengirimkannya sebuah postingan tentang kegiatan sosial. Tentu Allura sangat tertarik sekali untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sudah sejak dulu Allura memiliki rasa sosialisme yang tinggi—yang terkadang membuatnya pusing sendiri bagaimana menangani-menangani masalah-masalah sosial yang ada di Indonesia. Kemarin sempat hiatus sih, karena fokusnya teralihkan dengan dunia Kpopnya. Tapi semenjak Allura terjatuh, kemudian bangkit lagi, Allura sadar bahwa selama ini ia telah menyia-nyiakan sekian persen waktu dalam kehidupannya.

     Terakhir kali ia mengikuti kegiatan sosial itu sekitar empat tahun lalu. Saat ia masih berada dalam ekstrakulikuler Pramuka. Sejak masuk SMA dan kehidupannya yang kian hari kian rumit, Allura mulai malas mengikuti kegiatan apa pun karena ia terlalu pusing dengan kehidupannya, jadi yang ia pikirkan bagaimana caranya agar membuat dirinya bersenang-senang. Bahkan Allura kerap kali bolos dari ekstrakulikulernya. Kalau diibaratkan dengan mobil, saat itu kehidupan Allura sedang oleng. Waktu itu … ia sempat hidupnya merasa terikat oleh tali batinnya sendiri. Penuh tekanan, ketakutan, kecemasan dan penuh hal-hal yang gelap.

     Nadine mengirimkan postingan tentang kegiatan sosial tersebut bukan tanpa maksud. Ia menginginkan Allura disibukkan dengan hal-hal yang positif dan menjadi seseorang dengan pribadi yang lebih baik lagi. Nadine tahu betul bagaimana Allura kalau masalah hidupnya sudah memuncak. Sahabatnya itu pasti hanya menangis, membenci dirinya, melamun, dan terus menyesal tanpa melakukan perubahan. Nadine juga tahu kalau tahun ini Allura memutuskan untuk gapyear  dan belajar untuk test masuk Universitas pada tahun berikutnya. Jadi Allura punya waktu untuk melakukan kegiatan yang positif yang syukur-syukur bisa membuat Allura sadar bahwa ada orang-orang yang jauh lebih kekurangan dari hidupnya.

      Sebelum stay di depan laptopnya, Allura mencari sesuatu di dalam lemarinya. Ia mencari kerudung, baju-baju panjang atau baju-baju muslim yang sudah tidak ia pakai tapi masih layak untuk dipakai. Rencananya, ia akan menyumbang semua itu dengan cuma-cuma. Ah, ia juga sempat meminta beberapa temannya untuk menyumbangkan baju-baju muslim yang sudah tidak terpakai. Karena itu, besok ia harus mendatangi rumah teman-temannya satu per satu untuk mengambil barang-barang tersebut.

      Allura menyeruput kopi susu yang ada di dalam sebuah cangkir berwarna putih. Kemudian ia mengisi biodata pada sebuah website. Ya, Allura mendaftarkan dirinya sebagai anggota dalam kegiatan sosial tersebut. Dari pada ia hanya menjadi sampah masyarakat, kan? Yang hidupnya luntang-lantung tidak jelas tanpa bergerak untuk merubah kehidupannya.

-oOo-

     Hampir dua jam Allura meninggalkan rumah dan kembali membawa beberapa kantung yang isinya berupa kerudung, baju-baju panjang, dan yang lainnya. Ia tidak langsung pergi ke tempat yang sudah ditentukan panitia melainkan harus memisah-misahkan barang-barang yang ada di kantung itu.

Struggle and Love On ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang