--25

9.4K 976 202
                                    

yuhuuuu~

gak jadi ending gaes :")






Suara kicauan burung serta sinar mentari yang menerobos masuk melewati sela-sela gorden cukup mengusik Yoongi yang asyik terlelap dalam dekapan hangat Jimin. Lenguhan pelan keluar dari belah bibirnya bersamaan dengan kelopak matanya yang terbuka.

Pemandangan yang Yoongi dapat adalah wajah polos Jimin, terlelap tanpa merasa terusik oleh apapun; kicauan burung di luar sana atau sinar sang mentari. Tangan pucat itu terulur membelai rahang runcing Jimin sembari menatap puja si tampan.

"menikmati apa yang kau lihat,  Yoongs?" Jimin berucap masih dengan mata tertutup.

"e-eh.. Sejak kapan kau bangun?" 

"Sejak tadi? Entah"

Yoongi ber'oh' ria. Ia singkirkan perlahan tangan JImin yang melingkari pinggangnya meski kegiatannya tak urung membuat pelukan itu melonggar. Tenaga Jimin saat bangun tidur pun tetap besar. Suaranya juga seksi. 

"Menyingkir, hyung! Sudah pagi, aku ada ujian!" kesal Yoongi.

Jimin bergumam tak jelas, ia mencondongkan wajahnya mengecup bibir Yoongi lalu turun dari ranjang. Sepeninggal Jimin, Yoongi bereskan kamar; merapikan sprei, melipat selimut, menata bantal, mematikan lampu, dan membuka jendela. Kaki jenjangnya melangkah menuju lemari, lalu mengeluarkan setelan jas untuk JImin serta seragam untuknya. Tak lama, Jimin keluar lantas Yoongi pun segera masuk ke kamar mandi. Takut terlambat. 

Jimin mentapa datar pantulan tubuhnya pada cermin seraya menyimpul dasi, sesekali ia lirik Yoongi yang juga sibuk memakai seragamnya. Si manis mendekati Jimin, berdiri di sampingnya untuk bercermin juga. Jimin terkekeh melihat Yoongi yang cekatan memakai pelembab wajah beserta kawannya. Jimin tak keberatan, Yoongi yang cantik dan mempesona membuatnya tambah cinta.

Yoongi turun duluan ke dapur, sibuk memotong sesuatu sembari bersenandung. Pagi ini yang Yoongi buat hanyalah omurice dan omelet. Sederhana, toh Jimin tak pernah protes akan apa yang ia buat. JImin datang saat Yoongi tengah mengaduk kopi mahal milik Jimin serta menuangkan susu cokelat untuk Yoongi sendiri.

"morning, Yoongs" JImin mengecup leher Yoongi singkat.

"ini, kopimu" Yoongi memalingkan wajah, malu.

Jimin terkekeh sebentar. Lantas segera menduduki salah satu kursi di meja makan, meraih cangkir kopinya dan ia minum. Keduanya sarapan dengan tenang. Seperti biasa, hanya dentingan alat makan yang terdengar. Sarapan selesai, kopi serta susu pun tandas. Kini, keduanya sudah di dalam mobil mewah Jimin yang segera melaju meninggalkan area komplek.

Sekolahan tak seramai biasanya, hanya murid kelas 12 yang datang. Yoongi menghela napasnya, sesekali mulutnya merapal rumus-rumus penting yang ia catat dalam selembar note. Setelah pamit dan memberikan kecupan mesra di bibir, pun si manis turun dari mobil. Ia mendapati Chanyeol serta Namjoon yang tengah berjalan berendengan tak jauh di depannya.

"Namjoon! Chanie!" 

Yang dipanggil menoleh. Tersenyum penuh arti pada Yoongi yang sedang menutup pintu penumpang mobil hitam mewah mengkilap itu. Yoongi berlari kecil sembari sesekali mengeratkan jaket putihnya.

"Hai! Ujian terakhir ini membuatku ingin mengumpat saja." keluh Chanyeol

"Eh, wae?" Yoongi berjalan di tengah-tengah kedua namja jangkung itu.

"Hari ini Matematika" lirih Chanyeol.

"Kalau kau belajar dengan benar, kau tidak akan mendapat kesulitan." ucap Namjoon selaku orang yang selalu mendapat juara umum. 

Married?! (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang