Hujan deras malam ini menambah dingin hati yang di rasakan So Eun. So Eun tak menyangkanya. Benar-benar tak menyangka kalau Kim Bum akan menerima permintaan gila itu. Ya, mungkin itu lebih tepat di umpamakan untuk permintaan orang tua mereka.
Bagaimana Kim Bum bisa menerimanya? Atas dasar apa dia menerimanya? Tidakkah dia memikirkan perasaan eonnie yang berada diatas sana? Bagaimana perasaan eonnie mendengar orang yang di cintainya menerima begitu saja pernikahannya dengan wanita lain di saat tanah kuburannya saja masih basah? Kemana perginya cinta yang selama ini selalu di umbarkannya, yang katanya hanya untuk eonnie seorang? Bathin So Eun.
Dan apakah dia juga tidak memikirkan perasaanku? Terlebih lagi perasaan Kim Myung So yang adalah adik kandungnya sendiri? Begitu juga dengan orang tuanya, tidakkah memikirkan perasaan anak-anak mereka? Lagi-lagi So Eun tak habis pikir dengan ini semua.
Dia tak tahu lagi harus apa. Awalnya besar harapan So Eun untuk Kim Bum menolak permintaan itu, tapi ternyata Kim Bum sama gilanya dengan orang tua mereka.
Lalu bagaimana dengan Myung So? Apakah dia sudah tau tentang ini? Kalau sudah bagaimana perasaannya? Di khianati kakak sendiri? Merasa di campakkan oleh orang tuanya? Oh Tuhan, So Eun benar-benar bingung.
Myung So dan So Eun, mereka saling mencintai. Hubungan itu bermula sejak mereka masih menduduki senior high school dan berlanjut hingga sekarang mereka duduk di semester tujuh di universitas. Keluarga mereka masing-masing sudah mengetahuinya sejak lama.
Dan lewat mereka Kim Bum bertemu dengan So Mi hingga keduanya juga saling tertarik dan jatuh cinta, sampai akhirnya memutuskan untuk menikah setahun setelah mereka berpacaran. Tentu saja karena mereka adalah sang kakak dengan usia yang sudah matang membuat mereka bisa menjalin hubungan kejenjang yang lebih serius. Sedangkan Myung So dan So Eun saat itu baru saja memasuki universitas dan baru duduk di semester tiga.
Awalnya orang tua mereka hanya geleng-geleng kepala melihat ulah anak-anaknya. Tapi melihat keseriusan hubungan mereka, maka para orang tua hanya bisa merestuinya.
Begitu juga dengan orang tua So Eun. Mereka menyukai Myung So. Tapi saat mereka mengenal Kim Bum, mereka terutama appanya sangat terlihat begitu menyukai Kim Bum. Tentu saja, saat itu Kim Bum sudah dewasa dan sudah mulai bekerja, sehingga secara obrolan mereka nyambung, berbeda dengan Myung So yang masih remaja saat pertama kali bertemu dengan orang tuanya.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan yang di turunkan orang tua mereka mengalami peningkatan yang cukup pesat setelah berada di tangan Kim Bum. Itu semua tak ayal lagi membuat kebahagiaan di hati appa So Eun semakin bertambah berkali-kali lipat sehingga dengan senang hati mereka, orang tua So Eun menerima lamaran Kim Bum untuk menikahi putri pertama mereka.
Walau bukan benci, tapi nampak sekali perbedaan perlakuan appa So Eun kepada dua kakak beradik itu. Kepada Kim Bum appanya begitu memuja-mujanya dan dengan bangganya menceritakan segala kelebihan Kim Bum kepada kenalannya. Sementara kepada Myung So hanya biasa-biasa saja.
Sifat dan sikap mereka juga berbeda. Kim Bum dengan segala kelembutannya, sopan dan juga selalu berpenampilan rapi. Sedangkan Myung So dengan sifat cueknya yang selalu mengendarai motor ke mana-mana, tapi pengertian dan penyayang. Dan mengenai motor, orang tua So Eun juga tidak begitu menyukai So Eun yang sering berboncengan dengan Myung So. Mereka takut terjadi apa-apa dengan anaknya. Dan itu menambah poin minus bagi Myung So.
Setelah pernikahan So Mi dan Kim Bum, So Eun ikut serta tinggal bersama mereka, menempati rumah baru yang di beli dengan hasil kerja keras Kim Bum selama ini. Sebelumnya So Mi dan So Eun tinggal di sebuah apartemen yang di belikan oleh orang tua mereka. Saat So Mi menikah, dia tidak bisa membiarkan adiknya tinggal sendirian, di tambah lagi dengan mereka yang selalu bersama selama ini sehingga membuat mereka tak bisa berpisah lama.
Semenjak itu mereka, dua pasangan ini jadi lebih sering pergi bersama. Bahkan tak jarang Myung So juga sering menginap di rumah Kim Bum. Mereka hidup dengan damai dan bahagia.
Liburan juga sering bersama. Tak jarang orang tua mereka juga ikut. Mereka benar-benar menyatu. Bukan hanya pernikahan antara Kim Bum dan So Mi yang terjadi, tapi pernikahan kedua keluarga.
Kim Bum juga sangat mencintai So Mi. Mereka keluarga yang akur. Bahkan So Eun sering mengatakan kalau pasangan kakaknya adalah couple favoritnya. Dengan sifat Kim Bum yang penyayang di padukan dengan eonnienya yang lembut. Benar-benar perpaduan yang sempurna.
Tapi kesempurnaan itu belum lengkap tanpa adanya seorang anak. Satu tahun pernikahan mereka, So Mi tak kunjung hamil. So Mi yang sangat menginginkan seorang anak saat itu, sementara Kim Bum yang walaupun juga begitu menginginkannya, tapi karena tak mau membebani So Mi terlihat lebih santai dan meminta So Mi agar tidak terlalu memikirkannya. Tapi kegelisahan itu tetap ada di tambah lagi dengan So Mi yang menyadari jika siklus datang bulannya tidak teratur membawanya mendatangi seorang dokter. Dan semuanya terungkap setelah menjalani beberapa pemeriksaan, So Mi positif kanker serviks. Tak tanggung-tangung, bahkan kankernya sudah memasuki stadium akhir.
Kian hari kondisi kesehatan So Mi kian menurun. Berbagai pengobatan sudah di jalani, mulai dari medis hingga herbal sudah di lakukannya. Namun Tuhan berkehendak lain dan mengambil kembali apa yang sudah di titipkannya di muka bumi ini. So Mi menghembuskan nafas terakhirnya di dalam pangkuan Kim Bum.
Tbc
20180613
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
FanfictionKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...