Sejak malam itu hubungan mereka memburuk. Kim Bum kembali bersikap dingin pada So Eun. Tidak ada lagi perlakuan manis dari Kim Bum yang akhir-akhir ini sering ia tunjukkan. Tidak ada lagi panggilan sayang darinya. Tidak ada lagi tidur dengan memeluk So Eun. Sekarang mereka tidur kembali dengan saling memunggungi.
So Eun pun begitu. Dia juga tak lagi melakukan kegiatan rutinnya sebagai seorang istri, tak lagi menyiapkan keperluan Kim Bum setiap akan berangkat ke kantor, tak lagi menyiapkan sarapan dan kegiatan lainnya.
Kalau So Eun bersikap begitu bisa di maklumi. So Eun marah, sedih, merasa dicampakkan, ditinggalkan begitu saja saat ia merasa sudah yakin untuk menyerahkan dirinya secara utuh. Dan terlebih lagi rasa malu. So Eun malu akan penolakan Kim Bum atas dirinya.
Ini sudah berlangsung selama satu bulan. Tidak ada niat baik dari Kim Bum untuk memperbaiki hubungan mereka. Kim Bum akan berangkat pagi-pagi sekali, dan pulang hingga larut. Terkadang juga tidak tidur di kamar mereka. Bahkan tidak pulang sama sekali. Kim Bum seperti menghindar dari So Eun.
Kalau dari So Eun, So Eun sudah mencoba beberapa kali untuk mengajak Kim Bum bicara. Mengabaikan rasa malunya, menekan sikap egoisnya, merendahkan harga dirinya didepan Kim Bum untuk mempertanyakan ada apa sebenarnya. Namun Kim Bum hanya diam, dan malah semakin menjauh dari So Eun.
Malam ini Kim Bum pulang cukup larut seperti akhir-akhir ini. Dan So Eun masih terjaga, sengaja menantikan kepulangan Kim Bum. So Eun sudah bertekad ingin mengajak Kim Bum bicara baik-baik malam ini. Dia tak mau hubungan seperti ini terus berkepanjangan. Ini membuat So Eun tersiksa.
Saat mendengar suara mobil memasuki perkarangan rumah, So Eun segera turun. Berdiri didepan pintu masuk rumah, menunggu Kim Bum.
Ceklek.
Suara pintu terbuka, menampilkan Kim Bum yang kini tengah berdiri dengan penampilan kusut dan acak-acakkan. Bahkan bau alkohol tertangkap indra penciuman So Eun, membuat So Eun mengernyit. Tidak biasanya Kim Bum seperti ini. Yang So Eun tau, selama ini Kim Bum sangat anti dengan yang namanya alkohol.
"Oppa dari mana?" So Eun bertanya saat Kim Bum melihat kearahnya. Dingin, namun terselip rasa khawatir disana.
Sesaat Kim Bum hanya diam menatap So Eun. So Eun juga terus memperhatikan Kim Bum. Segala gerak gerik dan tingkah laku Kim Bum. Yang So Eun tangkap, ada tatapan luka disana. Itu artinya mereka sama-sama terluka bukan.
"Masuklah. Aku akan menyiapkan air hangat untuk oppa mandi."
So Eun segera mendului Kim Bum. Melangkah masuk kedalam rumah, menuju kamar mereka yang terletak di lantai dua. Namun untuk beberapa saat Kim Bum hanya berdiri diam disana, menatap punggung istrinya yang kini telah menghilang di balik tembok rumah mereka.
So Eun segera menuju kamar mandi. Menyiapkan air hangat, mencampurinya dengan aroma therapi yang bisa merilekskan otot-otot yang kaku. Pekerjaan yang sudah sebulan ini tak lagi di lakukannya.
Saat So Eun membuka pintu kamar mandi, disaat yang bersamaan Kim Bum juga membukanya dari luar, membuat mereka saling menatap untuk beberapa saat, namun Kim Bum segera mengalihkan manik matanya dengan segera memasuki kamar mandi. So Eun pun dengan langkah gontai keluar dari sana.
Kim Bum telah selesai membersihkan diri. Sekarang dia sudah nampak segar kembali. Saatnya untuk So Eun memulai rencananya.
Disana, disofa kamar mereka So Eun telah duduk menantikan Kim Bum.
"Oppa, aku ingin kita bicara." Ajak So Eun, menggeser duduknya agak kepinggir sofa mempersilahkan Kim Bum untuk duduk. Namun bukannya mendekat, Kim Bum memilih duduk di pinggir tempat tidur, jauh dari So Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
FanficKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...