Suasana kampus di rasakan So Eun cukup berbeda. Sebenarnya bukan suasananya yang berbeda, tapi perasaan So Eun. Biasanya dia akan melenggang masuk dengan langkah riang dengan Myung So di sampingnya. Tapi kali ini berbeda. Tidak ada Myung So dan memang tidak akan pernah ada lagi. Anak itu menghilang entah kemana. So Eun sendiri juga tidak ingin menanyakan kemana perginya Myung So. Toh mau bertanya pada siapa kalau So Eun saja merasa sudah tidak punya siapa-siapa sekarang ini.Di hari pernikahan mereka juga Myung So tidak datang. Pertemuan di apartemen So Eun waktu itu terakhir kali So Eun melihatnya. Setelah itu So Eun sibuk dengan dunianya. Menata hatinya, berusaha menerima takdirnya.
"So Eun..."
Tanpa menolehpun So Eun sudah tau kalau yang memanggilnya adalah sahabatnya Yoona
"Hai." Balas So Eun singkat.
"Mobil baru?" Komentar Yoona saat melihat So Eun yang masih berdiri di depan mobilnya, pemberian Kim Bum tadi pagi.
"Wow, ini Audi keluaran terbaru So Eun ah. Kau benar-benar beruntung bisa memilikinya." Komentar Yoona riang memperhatikan mobil So Eun.
Sang pemilik hanya mengangkat bahunya acuh, tak begitu peduli dengan itu.
"Ah aku sampai lupa. Selamat ya atas pernikahanmu dengan Kim Bum oppa. Semoga pernikahan kalian bisa awet sampai kakek nenek." Ucap Yoona dengan cengiran khasnya.
"Awet, memangnya makanan." Balas So Eun mencibir, meninggalkan Yoona yang masih betah berdiri di parkiran.
"Hey So Eun, jangan tinggalkan aku." Kejar Yoona dan segera meraih tangan So Eun, menggandengnya dan berjalan menuju kelas mereka.
Sebenarnya Yoona sangat ingin menanyakan tentang pernikahan sahabatnya ini, tapi mungkin sekarang belum saatnya. Dia memang tak bisa datang waktu pernikahan So Eun, dan So Eun juga tidak berniat mengundangnya. Namun sebagai sahabat, di undang atau tidak pun jika ada waku Yoona pasti akan datang. Dia tak ingin melewatkan hari spesial sahabatnya. Tapi waktu itu memang keadaan yang membuatnya tak bisa datang.
Sesampai di kelas, So Eun kembali tertegun. Biasanya dia akan memilih duduk di barisan paling depan. Dan Myung So akan merengek memintanya duduk di barisan belakang karena menurut Myung So mengikuti perkuliahan itu membosankan. Dan akhirnya tetap So Eun yang menang. Dia akan menyeret Myung So untuk duduk di sampingnya. Paling tidak di barisan kedua, di belakang So Eun.
Akhirnya So Eun memilih duduk di barisan paling belakang. Mungkin ini bisa sedikit membantu menghapus ingatannya dari Myung So dengan melakukan hal-hal baru yang tak pernah di lakukannya bersama mantan kekasihnya itu.
Yoona yang tadi berjalan di belakang So Eun merasa heran melihat So Eun duduk di belakang. Biasanya So Eun paling anti untuk duduk di belakang, karena tak bisa berkonsentrasi, mendengar banyaknya teman mereka yang bercerita, atau yang lebih parahnya mendengar dengkuran dari mereka yang tertidur.
"Kenapa duduk di belakang?"
Bagi So Eun, pertanyaan Yoona bagaikan menyiram bensin di atas bara. Haruskah So Eun berteriak dan mengatakan jika semua itu mengingatkannya pada Myung So. Setiap langkah yang di tapaki So Eun membuatnya ingin menitikkan air mata karena teringat pada kekasihnya? Tidak bisakah ia diam saja dan bersikap seolah-olah ini sudah biasa?
"Hanya ingin mencoba hal baru."
So Eun cukup pandai meredam perasaannya dengan menjawab sebiasa mungkin. Semoga tidak ada lagi pertanyaan tambahan dari Yoona yang memang menurut So Eun bak wartawan pencari berita, yang selalu mengorek kasus yang mereka tangani hingga keakar-akarnya. Kalau biasanya So Eun akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya itu, tapi tidak kali ini. Rasanya So Eun ingin menyumpal mulut cerewet sahabatnya itu dengan Hiu di laut lepas, agar tak bisa lagi mengeluarkan suara cemprengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
أدب الهواةKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...