So Eun perlahan mulai membuka matanya di saat matahari masih malu-malu menunjukkan keberadaannya. Ini masih sangat pagi, dan So Eun sudah terjaga, padahal mereka baru tidur beberapa jam setelah kegiatan panas mereka semalam.
Mengingatnya, membuat muka So Eun memerah. Ia malu. Sungguh So Eun tak menyangka, ternyata ia memiliki sisi liar tersendiri yang baru diketahuinya. Selama ini So Eun menganggap dirinya masih polos. Namun kejadian semalam telah mengubah pandangan So Eun kalau ia telah sepenuhnya menjadi wanita dewasa.
So Eun melihat kearah Kim Bum yang sedang tidur pulas. Ia meneliti setiap lekukan dari wajah Kim Bum. Alis tebal yang tersusun rapi, mata indah, yang mana saat terbuka mampu menghanyutkan dengan tatapannya, hidung nan mancung, bibir tipisnya, semuanya tertata pas sesuai porsinya. Wajah yang terpahat dengan sempurna menurut So Eun. Selama ini So Eun tau kalau Kim Bum tampan, namun So Eun baru menyadari jika Kim Bum begitu mempesona.
Berlama-lama memandangi Kim Bum membuat So Eun betah. Niat awalnya yang ingin kembali tidur teralihkan karena terlalu asyik menatapi Kim Bum.
Perlahan So Eun bergerak, ingin ke kamar mandi. Memindahkan tangan Kim Bum yang melingkar di perutnya dengan hati-hati, agar tidak mengusik tidur nyenyak Kim Bum. Namun sehati-hatinya So Eun, ternyata tetap di rasakan oleh Kim Bum. Perlahan mata Kim Bum mulai membuka, melihat istrinya yang kini juga menatap ke arahnya dengan rasa bersalah.
"Maaf mengganggu tidur nyamanmu." Bisik So Eun perlahan.
Kim Bum mengembangkan senyumnya mendengar ucapan dari istrinya. Ia tidak marah, tidak juga merasa terganggu.
"Tak apa. Kau tidak menggangguku." Kim Bum mengusap pelan kepala So Eun.
"Aku ingin ke kamar mandi."
So Eun bangkit dari tidurnya. Namun kemudian kembali tidur dengan cepat saat menyadari kalau ia tak mengenakan apa-apa di balik selimut yang membungkus tubuh polosnya. Kim Bum yang melihat itu mengernyit heran, namun sesaat kemudian ia mulai mengerti akan situasinya.
Mata Kim Bum berkeliling mencari apa saja yang nanti bisa ia gunakan. Ia mengerti keadaan So Eun yang pasti belum terbiasa dengan keadaan seperti ini. Beruntung Kim Bum menemukan handuk tak jauh dari sana. Kim Bum duduk, menutupi pinggangnya dengan selimut dan menggeser sedikit duduknya. Kim Bum beringsut sedikit demi sedikit agar lilitan selimutnya tidak lepas, juga mengingat So Eun karena mereka yang berbagi selimut.
Ini merepotkan, entah mengapa mereka seperti ini. Padahal semalam mereka telah melakukan lebih dari ini.
Dengan usahanya, akhirnya Kim Bum berhasil meraih handuknya. Menyerahkan pada So Eun, menyuruh untuk memakainya.
Saat menerima handuknya, So Eun masih bingung bagaimana cara menggunakannya.
"Aku akan menutup mata." Mengerti akan kegelisahan So Eun, Kim Bum segera menutup mata dengan kedua tangannya. Benar-benar lucu mereka berdua.
So Eun menoleh ke arah Kim Bum. Setelah di rasa aman, So Eun segera bangkit berdiri, melilitkan handuk yang di berikan Kim Bum pada tubuhnya yang hanya mampu menutupi sebatas paha atasnya. Tak apa, paling tidak ini lebih baik dari pada tidak pakai apa-apa.
So Eun mulai melangkah menuju kamar mandi yang terletak di ujung kamar mereka. Saat So Eun mengayunkan langkahnya, So Eun terpekik merasakan tubuh bagian bawahnua yang terasa berdenyut.
"Kenapa sayang?" Kim Bum reflek duduk saat mendengar pekikan So Eun. tampak So Eun dengan wajah meringis menahan sakit.
"Apa sakit?" Tanya Kim Bum kembali.
So Eun hanya diam. Setelah sakitnya mulai reda, So Eun tersenyum ke arah Kim Bum. "Tak apa oppa. Tadi aku hanya terlalu terburu-buru."
So Eun kembali melangkah. Kali ini lebih hati-hati dan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
FanfictionKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...