Dengan sedikit rasa bersalah karena telah lancang mengobrak abrik kamar ini, So Eun perlahan membuka tutupnya. Namun baru saja kotak itu terbuka, mata So Eun tampak melotot melihat isinya.
Tok tok tok
"So Eun ah..." suara eomma Kim Bum mengisi pendengaran So Eun yang memanggilnya dari luar.
"I-iya eommanim." Rasa kaget bercampur gugup membuat So Eun tergagap. Dengan cepat So Eun mendorong kembali kotak yang tadi ia pegang ke bawah tempat tidur. Ia menepuk tangannya yang berdebu, kemudian sedikit berlari kearah pintu dan membukanya.
Senyum ramah seorang ibu ditampilkan eomma Kim Bum. "Kamu sudah bangun?"
"Su-sudah. Baru saja." So Eun menampilkan senyumnya guna menutupi kegugupannya.
"Sudah mulai baikan?" Tanya eomma Kim Bum lagi.
"Hmm." So Eun mengangguk. "Sudah."
"Kalau begitu ayo turun, kita makan malam." Ajaknya.
"Ya. Eommanim duluan saja, nanti aku menyusul. Aku... aku ingin merapikan penampilanku dulu." Jawab So Eun sedikit kesusahan mencari alasan yang tepat.
"Baiklah. Tapi jangan terlalu lama, nanti makanannya dingin." Balas mertuanya.
"Ya." Angguk So Eun.
Selepas kepergian eomma Kim Bum, dengan cepat So Eun menutup kembali pintu kamar dan menguncinya. Tapi bukan untuk merapikan penampilan seperti yang tadi dikatakannya. Rasa penasaran dan ingin tau memuncak di hatinya. Makanya, So Eun segera melangkah menuju ke tempat dimana tadi ia meletakkan kotaknya.
Tangannya meraih dan mangambil kotak tadi. Segara membuka penutupnya dan mengeluarkan isinya. So Eun harus bertindak cepat. Ia di kejar waktu.
Tangan So Eun bergetar memegang selembar foto yang merupakan isi dari kotak itu. Itu foto dirinya. Foto So Eun saat masih memakai seragam junior high school.
Kembali So Eun mengambil isi lainnya yang isinya sama, foto So Eun dengan berbagai pose yang masih memakai seragam sekolahnya. Lokasinya juga sama, di taman samping sekolahnya. Namun foto itu di ambil tanpa sepengetahuannya. Terlihat dari foto kalau So Eun tak pernah menatap ke arah kamera.
Dan latar yang mengisi foto itu selalu arah yang sama. Itu artinya foto itu di ambil dari tempat yang sama. Ini seperti diambil di...
"Sepertinya wajahmu familiar."
"Hai anak muda. Aku ingat dirimu. Kau yang dulu selalu datang kesini sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu untuk mengamati seorang,"
"Istri? Hah aku tau sekarang..."
Berbagai kilasan saat mereka di Busan memenuhi kepala So Eun. Ucapan pemilik kafe tempat mereka makan menggema di telinganya.
Ya, dari kafe itu, bathin So Eun.
Jadi mungkinkah? Tidak mungkin lagi. Ini sudah pasti jika dulu orang yang selalu memperhatikannya adalah Kim Bum. Jadi namja yang jadi cinta pertama So Eun adalah Kim Bum.
So Eun menggigit ujung jarinya, kebiasaan jika ia sedang berfikir. Selama ini So Eun selalu mencari laki-laki misterius yang selalu memperhatikannya itu, yang ternyata ada di sekitarnya. Dan sekarang orang itu menjadi suaminya.
Kata-kata suami membuat So Eun tersentak. Tidak. Tadi ia sempat berkata "Aku ingin kita cerai!"
"Oh ya Tuhan." So Eun mengusap wajahnya kasar.
So Eun mengeluarkan semua isi kotak yang tersisa. Masih ada beberapa lembar kertas, dan sebuah buku seperti catatan harian. Untuk yang terakhir So Eun sempat menyunggingkan senyum saat melihatnya. Ternyata cowok juga suka menulis diari.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
FanfictionKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...