Pagi ini Kim Bum tampak segar. Dengan semangat setelah berpakaian kantor lengkap, Kim Bum segera menuruni anak tangga satu-persatu menuju lantai bawah untuk sarapan. Ia tau kalau istrinya pasti sedang barada di sana untuk menyiapkan sarapan mereka.
Ternyata dugaan Kim Bum benar. Di sana, di ruang makan tampak So Eun yang tengah sibuk menata makanan diatas meja. Pemandangan yang sudah lama tak bisa di nikmati oleh Kim Bum.
"Pagi sayang."
Sekilas So Eun melihat kearah Kim Bum, namun kemudian kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menanggapi Kim Bum.
Cup!
Kim Bum mengecup pipi So Eun sekilas, kemudian menampilkan senyum terbaik yang ia miliki pada So Eun.
Bukannya membalas, So Eun malah semakin menjauh dari Kim Bum dan berusaha bersikap sedingin mungkin. Walau So Eun akui, di dalam hatinya ada perasaan bersalah karena telah bersikap seperti ini pada suaminya, tapi keinginan So Eun untuk membalas perlakuan Kim Bum padanya masih begitu kuat.
"Kita sarapan apa pagi ini sayang?" Kembali Kim Bum mengajak So Eun untuk berinteraksi. Namun usaha Kim Bum tetap sia-sia.
"Hmm, sepertinya makanannya enak." Tambah Kim Bum lagi. Menarik kursi dan mendorong So Eun untuk duduk. Lalu Kim Bum duduk di kursi didepan So Eun.
"Apa yang kau lakukan oppa?" Kesal So Eun.
"Menyuruh istriku untuk mengeluarkan suara emasnya." Kim Bum kembali menampilkan senyumnya.
"Pekerjaanku belum selesai." Bantah So Eun.
"Apanya yang belum selesai jika sedari tadi yang kau lakukan hanya meganti-ganti letak makanannya." Balas Kim Bum.
Kim Bum benar. Sedari tadi hanya itu yang dilakukan So Eun. Sebenarnya ada perasaan canggung pada diri So Eun berhadapan dengan Kim Bum. Semalam mereka hampir saja melakukan, ah tak usah di sebutkan kalian pasti tau maksudnya. Tapi saat Kim Bum akan memulai kegiatannya, So Eun mengelak dengan alasan lelah. Dan dengan sabar Kim Bum menerima penolakan So Eun.
Kali ini murni bukan So Eun bermaksud untuk balas dendam. Tapi memang mereka tidak bisa melakukannya. So Eun sedang kedatangan tamu, dan tamunya datang benar-benar di saat yang tidak tepat. Tapi untuk melampiaskan rasa kesalnya pada Kim Bum, So Eun hanya beralasan lelah.
"Mulai hari ini, aku yang akan mengantarkanmu ke kampus." Kim Bum berkata sambil menuangkan susu untuk mengisi gelasnya.
"Mwo? Kenapa begitu?" So Eun terkejut mendengar perkataan suaminya.
"Karena aku ingin menikmati hariku bersamamu."
Alasan macam apa itu? Bukankah mereka bertemu setiap hari dan menghabiskan waktu bersama.
"Tapi itu akan merepotkanmu."
"Aku tidak merasa direpotkan."
Kim Bum kembali mengeluarkan sikap keras kepalanya. Bukannya So Eun tidak mau, tapi seperti yang tadi di katakannya, itu akan merepotkan Kim Bum nantinya.
"Dasar keras kepala." Gerutu So Eun pelan.
"Aku mendengarnya sayang."
"Lalu apa yang akan di katakan teman-temanku nanti jika mereka tau aku sudah menikah?"
"Memangnya mereka tidak tau kalau kau sudah menikah?"
Sepertinya Kim Bum mulai terpancing akan perkataan So Eun. So Eun ingin tau seberapa bisa Kim Bum menahan emosinya.
"Belum. Mereka mengira kalau aku masih sendiri sejak di tinggal Myung So. Makanya banyak dari mereka yang menggodaku, ingin menjadikanku yeojacingunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXAM OF LOVE (Complete)
FanfictionKesedihan akan kepergian sang kakak membuat So Eun terpuruk. Akan tetapi kesedihan itu semakin bertambah dikala orang tuanya memintanya untuk menikah dengan Kim Bum, suami kakaknya. Padahal orang tuanya tau dia memiliki kekasih yang masih mempunyai...