0.7

589 148 85
                                    

Mungkin ada saatnya kebersamaan kita ini akan berakhir. Namun untuk saat ini, aku akan berusaha selalu ada untukmu.

-I N V O L U T E-

Ruby sedang berada di minimarket bersama dengan Keysha adik sepupunya yang masih berusia 4 tahun.

"Key mau beli apa?" tanya Ruby saat sudah berada di dalam minimarket.

"Es klim!" seru Keysha yang sedang berada dalam gendongan Ruby.

"Oke!" sahut Ruby seraya mencubit pipi Keysha yang chubby.

"Enak gak?" tanya Ruby.

Keysha mengangguk, "Enak Kak, nanti beliin lagi ya?"

"Oke siap, little girl!" Ruby mengecup pipi Keysha dengan gemas.

"Minta dong," rengek Ruby kepada Keysha.

"Enda oleh!" tolak Keysha sembari memasang wajah marah yang lucu.

Ruby memasang tampang melasnya. "Bagi dong ... kan, udah Kakak beliin."

Akhirnya dengan terpaksa Keysha memberikan es krimnya kepada Ruby, yang diterimanya dengan senang hati.

Tatkala Ruby memberikan es krimnya kembali, bukannya menerima es krim dari tangan Ruby, Keysha justru membuang es krim itu ke tanah dengan mengenaskan. "Enda mau, bekas Kakak Luby, ih jolok!"

Ruby terperangah menatap Keysha yang sudah turun dari gendongannya sejak tadi. "Key? kok kamu ngeselin sih?" Ruby menatapnya tidak percaya.

"Beliin Key gulali," rengek Keysha tiba-tiba.

"Loh, mau nyari gulali di mana? di sini kan, nggak ada yang jual gulali, Key." Ruby menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Wajah Keysha sudah memerah menahan tangis. "Mau gulali!" Keisha meraung dan hampir menangis.

Ruby kebingungan sendiri, di mana ia harus membeli gulali, sementara di sekitar kompleknya sudah jarang ada yang menjualnya.

"Duh, mampus gue," lirih Ruby sembari menepuk jidatnya.

Ruby semakin panik saat Keysha sudah menumpahkan tangisnya sembari meraung minta dibelikan gulali.

"Aduh cup cup cup, jangan nangis ya, sayang." Ruby mencoba menenangkan Keysha dan mendekapnya.

"Mau gulali, hiks..." rengek Keysha, lagi.

"Beli es klim lagi aja ya, Key?" tawar Ruby.

"Enda mau!" jerit Keisha semakin kencang.

"Allahu akbar." Ruby berusaha mencari cara agar Keysha bisa berhenti menangis.

"Key diem ya, jangan nangis lagi, nanti minta bang Reynand beliin gulali buat Key. Mau, kan?"

Berhasil. Akhirnya Keysha menurut dan mengangguk setuju. "Ote," jawab Keysha disela-sela tangisnya yang mulai mereda.

Ruby menghembuskan nafasnya lega.

Ruby langsung mengambil ponsel yang berada di tas slingbagnya. Kemudian segera menelpon Reynand.

"Rey! cepetan ke minimarket depan komplek, si Key nangis minta dibeliin gulali," ujar Ruby saat panggilan tersambung tanpa ba-bi-bu lagi.

"Iya, iya, tunggu."

Panggilan langsung terputus. Akhirnya Ruby bisa bernapas lega. Untungnya Reynand bisa diandalkan.

INVOLUTE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang