If tomorrow you won't be mine
Won't you give it to me one last time
Oh, baby let me love you goodbye.-One direction - Love you goodbye-
"Nadhif masih suka gangguin lo enggak, By?" tanya Venus pada Ruby yang tengah sibuk mencoret-coret buku dengan telinga yang disumpal earpod.
Venus mendengkus karena tak kunjung mendapat jawaban. "Ruby, gue tahu lo nggak budek, ya." Ia lantas menarik airpod daro telinga Ruby agar gadis itu memberikan atensinya.
Ruby menatap Venus dengan malas, namun akhirnya menjawab, "Hm, masih."
"Itu bocah enggak ada kapoknya ya, padahal udah lo cuekin."
"Biarin aja. Hiburan."
Venus tertawa. "Ya, pengalihan dari Reynand, 'kan?"
"Gak usah sebut merk." Ruby mendengkus dan menyumpal kembali telinganya dengan earpod.
"Ruby, sebenernya gue mau curhat."
Ruby menghela napas, akhirnya mematikan musik dan melepas earpod dari telinganya. Kini atensi Ruby telah sepenuhnya ia tujukan pada Venus.
"Devan kenapa?" tanyanya tepat sasaran.
Venus sontak tersenyum sumringah. "Ih, Ruby peka banget deh!"
🍁
Sore ini udara cukup sejuk disertai angin sepoi-sepoi yang menyelinap masuk melalui jendela yang dibiarkan terbuka. Angin yang berhembus, menyejukkan tubuh Ruby yang baru saja selesai mandi.
Ruby menyesap susu vanilla dalam kemasan yang baru saja ia ambil dari kulkas. Lalu menenggaknya hingga habis tak tersisa. Ia mengambil beberapa cemilan dan minuman untuk dibawa ke ruang depan.
Ruby pun meletakkan semuanya didepan televisi kemudian duduk lesehan di atas karpet bulu-bulu berwarna lilac. Tangannya mencomot keripik singkong dan memakannya sembari bersandar pada sofa.
Saat Ruby hendak membuka cemilannya, namun tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.
Ting tong!
"Allahu Akbar, baru juga pengen nyantai."
Lalu saat Ruby membuka pintu, senyuman lebar khas Reynand menyambutnya tepat di depan mata. Dengan jarak yang begitu dekat hingga membuat Ruby terlonjak.
"Si setan! Kalo bertamu bikin jantungan!" omel Ruby.
"Ya, sori." Reynand meringis sembari menyodorkan paper bag pada Ruby, "Nih ada titipan brownis dari Bunda."
Ruby menerimanya dengan senang hati. "Wih, kenapa enggak bilang sih mau bikin brownis? gue kan, juga pengen belajar bikin." Ruby merengut.
Reynand mengacak rambut Ruby dengan gemas. "Iya, nanti gue bilang ke Bunda kalo mau bikin brownis harus ngajak-ngajak Lea."
"Bilangin makasih ke Bunda." Ruby berjalan masuk yang diikuti Reynand.
"Ke gue enggak?"