1.4

451 109 18
                                    

Memendam perasaan memanglah sulit, tapi lebih sulit lagi memendam rasa cemburu ketika kamu sedang tertawa bersama orang lain selain diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memendam perasaan memanglah sulit, tapi lebih sulit lagi memendam rasa cemburu ketika kamu sedang tertawa bersama orang lain selain diriku.


-I N V O L U T E -

Keadaan Reynand berangsur-angsur pulih dalam tiga hari. Bahkan hari ini Reynand sudah datang menjemput Ruby sangat pagi.

Saat sampai di sekolah, Ruby melompat dari motor Reynand dan memekik karena kakinya terkilir. “Adaww!” Ruby mengerang sembari memegang pergelangan kaki kanannya yang sakit.

“Pecicilan, sih!” omel Reynand dan segera menghampiri Ruby. “Masih bisa jalan enggak?” tanya Reynand memastikan.

Ruby mengangguk kemudian menggeleng, membuat Reynand bingung. Tanpa banyak bicara Reynand berjongkok membelakangi Ruby.

"Lo ngapain jongkok kaya kodok?"

“Ayo naik!”

Banyaknya murid yang berlalu lalang membuat Ruby mendadak gugup. Namun pada akhirnya gadis itu sudah berada digendongan Reynand dengan wajah yang ditekuk.

Laki-laki itu menggendong Ruby sampai ke kelasnya. Selama di koridor, mereka berdua tak henti menjadi pusat perhatian para penghuni sekolah.

Termasuk Rere yang memandang keduanya dari kejauhan dengan sorot mata tak terbaca.

Banyak yang menatap mereka berdua dengan pandangan kagum sekaligus iri.

Semakin lama, wajah Ruby semakin menekuk di ceruk leher Reynand. Membuat pemuda itu merasa geli. "Le, jangan ngedusel dileher gue. Geli, anjir," bisik Reynand.

"Gue malu."

Reynand hanya terkekeh. "Lo pake baju, ngapain malu?"

Ruby berdecak sebal.

Saat mereka tiba di ambang pintu, seisi kelas menatap mereka berdua dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Tak dipungkiri bahwa banyak yang diam-diam sangat mendukung dua insan itu. Namun keduanya tidak pernah menyadari.

Atau hanya pura-pura tidak menyadari?

"Ruby, lo kenapa?" Meta langsung heboh sendiri.

"Kenapa, By? Sakit lo?" tanya Venus khawatir.

"Keseleo."

Reynand menurunkan Ruby dengan hati-hati ke tempat duduknya.

"Biasa, pecicilan. Loncat dari atas motor. Syukur-syukur enggak nyungsep," cibir Reynand sembari mengusir Venus dari tempat duduknya.

Ruby mengerucutkan bibirnya.

"Dih Reynand, dimulut ngeledek tapi Ruby nya ditolongin juga tuh. So sweet banget lagi pake digendong-gendong sampe kelas. Berasa nonton drama pagi-pagi buta!" Meta terus melontarkan ledekan.

INVOLUTE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang