"Rubyyyy~" Nadhif menyenandungkan nama Ruby kala melihat gadis itu berjalan seorang diri.
"Apa?!"
"Aih, galak bener. Kapan jinaknya sih?"
"Lo pikir, gue hewan buas?!"
Nadhif tertawa hingga wajahnya terlihat konyol di mata Ruby. "Eh, tapi di pikiran gue, neng Ruby lebih mirip predator sih."
Ruby memutar bola matanya jengah. "Iya, nanti elo gue mangsa."
"Uwaw! Mau dong dimangsa." Nadhif mengerling jahil.
Ruby benar-benar geregetan dengan Nadhif. Gadis itu mencebik, daripada ia makin emosi, lebih baik ia segera pergi. Kenapa juga ia harus repot-repot meladeni Nadhif?
Perihal makan di angkringan kemarin kan, hanya kebetulan saja, tidak ada maksud apa-apa.
Yah, setidaknya itu bagi Ruby.
"Eh eh, tunggu."
Ruby menggeram kesal tapi tetap menghentikan langkahnya. "Apa lagi?" tanyanya tanpa perlu repot-repot membalikkan tubuhnya.
"Ke kantin bareng yuk?"
"Gak."
"Kenapa?"
"Nggak laper."
Nadhif tersenyum kecil. "Jangan sampe lain di mulut, lain di perut kaya kemaren lagi loh, By."
Ruby berbalik, menatap Nadhif dengan sengit. "Lo... maunya apa sih?"
"Mau lo."
"Enggak usah bercanda, ya."
"Siapa yang bercanda?"
"Lo."
Nadhif terkekeh. "Gimana kalo pulang sekolah nanti ke kafetaria, mau kan?"
"Ngapain?"
"Makan atuh, neng. Masa iya kita mau ngamen di situ."
"Kemaren itu, lo nggak ikhlas nemenin gue makan, ya?" Ruby menatap Nadhif penuh selidik.
"Ikhlas lahir batin itu mah, By." Nadhif merengut, kemudian kembali berkata, "Ini bukan perkara ikhlas enggak ikhlas, tapi karena gue pengin ngajak neng Ruby makan bareng lagi."
Ruby memutar bola matanya jengah. "Gue sibuk." Lantas berujar, "Lain kali aja."
Nadhif tersenyum lebar. "Lain kali, ya? Hm, oke deh." Kemudian Nadhif pergi begitu saja.
Ruby melongo dibuatnya. Nadhif itu apa-apaan sih?
🍁
Pandangan Reynand bisa saja fokus pada buku bacaannya. Tapi pikirannya berkelana entah ke mana.
"Buset serius bener bacanya sampe enggak sadar kalo bukunya kebalik," celetuk Meta.
Reynand terkesiap, kemudian nyengir ke arah Meta. "Ini namanya metode baca gaya baru, Met," alibinya.
"Itu Reynand saking pinternya kali, Met." Venus menimpali.
"Ya maklum, otaknya juga kebalik, Met." Juno ikut mencerca.
"Kenapa sih kalian tuh demen banget manggil gue Mat met Mat Met? Kenapa nggak diambil ujungnya aja gituuuuu," protes Meta dengan menggebu-gebu.
"Udah terima nasib aja," tukas Venus.
"Muka lo kaya jamet soalnya." Reynand terbahak.
"Lo ngajak gelud ya, Rey?" Meta sudah bersiap untuk memberi Reynand bogeman kecil tapi tatapannya teralihkan oleh Ruby. "Buset, lo ke toilet apa keliling dunia, By? Lama amat," tukasnya.