"Len."
Suara itu tidak tinggi, namun berat dan penuh penekanan."Aileena."
"Apa?!"
Lena tidak bisa menahan dirinya untuk berteriak. Air matanya sudah jatuh kali ini.Kenapa dia bodoh sekali sih?
Kenapa dia sempat berfikir saat datang kesini Radian akan menyambutnya dan hanya bilang semua baik-baik saja?
Kenapa dia sempat berfikir duduk sekursi dengan Radian bersama Mbak Strestha akan memecah suasana?
Kenapa dia sempat berfikir Radian sepeduli itu dengan perasaannya?
Dan kenapa sekarang ia kalut mendapatkan jawaban-jawaban santai Radian disaat hubungan mereka bahkan jauh dari baik-baik saja? Memang Radian harus apa, Aileena?"Baiknya, lo gausah kesini lagi"
Lena terkekeh mendengar kalimat itu. Lagi-lagi, kalimat yang diucapkan Radian sama sekali tidak bisa membuatnya lebih baik.
Baiknya? Baiknya demi siapa? Demi kamu, Radian? And now how about my feelings?
"Iya, Rad, iya. Memang semuanya gimana lo. Gue gaada hak buat melakukan apa yang gue mau" bentak Lena, berbalik ke arah Radian yang berdiri dengan lemah.
Laki-laki itu sangat terlihat kurus dengan flanelnya. Lena sedikit menelurusuri apa yang ia lihat dengan mata basahnya. Radian masih sama, dengan mata coklat yang masih membuatnya sesak nafas, masih membuatnya ingat kalau ia bukan rencana besar Radian.
Radian menatapnya lurus. "Lo harus pikirin kata Strestha."
"Apa? Baru kemarin lo matahin untuk gausah ikut campur mimpi lo, kenapa sekarang lo mencampuri yang gue?"
"Lo gak salah kemarin. Gue yang salah. Maaf gue over"
"Kalo lo yang salah, kenapa sekarang lo ngetreat gue kayak gue yang salah?"
"Bukan, bukan lo atau gue yang salah. Lebih tepatnya, kita yang salah"
Lena tercenung, lalu menunduk frustasi. Salah, katanya. Ditambah dengan nada penyesalan dari orang yang masih ia sayangi.
Saat ia befikir bertemu Radian adalah segalanya, Radian malah berfikir sebaliknya.
Apa yang ia kira nyata, ternyata bukan apa-apa bagi pihak yang lain.
Aileena bodoh. Aileena menyedihkan.
Dan setelah mengetahui kebodohannya, kenapa sekarang air matanya malah jatuh lebih deras?
"Maaf, Len" ujar Radian lagi, sambil berjalan mundur.
Kini laki-laki itu berbalik, dan meninggalkan Lena, yang memandang air matanya jatuh ke tanah. Ia di campakkan lagi, berkali-kali.
Aku dan kamu gak salah. Kita yang salah.
***
Tut... tut...
"Yes. I'm here"
"Pa,"
"...."
"Saya balik. Mama udah setuju.... Semua selesai."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Aileena (Book 2)
Lãng mạnAfter everything that happens, Radian akhirnya memutuskan untuk kembali mengejar mimpinya dan menghadapi mimpi buruknya di Los Angeles, dan menutup pintu untuk orang baru, termasuk Aileena. Hari-harinya kembali dipenuhi cinta masa kecilnya, jagoan p...