Jawaban

82 3 0
                                    

"Mau sampai kapan, Len?"

Lena menatap buket bunga besar didepannya bergantian dengan Vano yang duduk di kursi tamu sambil melihat keluar rumah ㅡmarah. Dan kecewa.

Lena mengacak rambutnya yang dibiarkan lurus tergerai dengan frustasi. "I don't even know and I didn't even contacted with him." Jawab Lena keras.

"Ya udah lah..." kata laki-laki itu, menunduk malas, kemudian berdiri, menenteng tasnya.

Lalu saat itu mata Vano menatapnya. Dengan mata yang sendu, yang hanya bisa membuat Lena mengigit bibir. "No... " panggilnya. Dengan rasa bersalah yang tak bisa ia jelaskan.

"Ada alasan kan kenapa buku yang kamu terbitin itu buku puisi kamu, Len? Bukan novel kamu yang ada cerita tentang kitanya, kata kamu?"
Tanya Vano pelan. Laki-laki itu seperti ingin menangis. Matanya memerah dan nafasnya tak beraturan.

Lena terdiam, menunggu Vano menjawab sendiri pertanyaan yang ia tak ingin jawab. "Karena buku itu tentang Radian. Radian bagi kamu yang pertama, kan? Dan aku gak akan pernah jadi yang pertama, Len."

"Vano!" Teriak Lena, berlari menarik Vano yang berjalan cepat ke luar rumahnya. Langkah laki-laki itu terhenti, dan badan tegapnya kembali berbalik menatap Lena.

"Aku rasa aku tulus Len. Aku gak mau minta apa-apa dari kamu. Cuma mau nemenin kamu. Cuma pengen jaga kamu supaya baik-baik aja" ucap Vano perlahan, menatap Lena, dengan mata yang basah, dan dada yang turun naik.

"...Tapi gue ga bisa bohong kalau emang sesakit ini rasanya."

***

Hari itu langit biru yang disenari cahaya terik penuh dengan balon biru dan putih serta benda hitam bernama topi toga yang serentak dilemparkan para pemiliknya ke awan. Sementara para manusia yang menapakkan kaki di bumi dengan bangga memakai jubah hitam berlambangkan logo almamater mereka, dengan tampilan yang berbeda dari biasanya, sibuk tertawa ceria menyambut para tamu yang dengan gaduh membawa buket-buket bunga untuk orang spesial yang mereka tuju.

"Lena!" Teriak Strestha yang baru datang, bergaya dengan kacamata fashionnya yang tak boleh ketinggalan, memanggil anak magang kesayangannya itu. Gadis bernama Aileena itu menoleh dengan rambutnya yang diikat sederhana ㅡ  dengan alasan tidak suka membiarkan rambutnya terkena hairspray, namun tetap cantik karena parasnya yang memang putih merona merah itu.

"Mbak Strestha! Thank you for coming. Mas Farel mana?" Tanya Lena menghampiri Strestha. "Dek, ini Tante Strestha. Yah, Bu, ini Strestha. Bosnya Lena" Strestha langsung sibuk menyalami keluarga Lena yang lengkap datang dari Bandung.

"By the way, Farel gak bisa datang karna ada meeting penting. Tapi dia gak lupa dong, kado buat kamu!" Strestha memberikan bingkisan lain di sebuah tas jinjing, selain buket bunga lili putih kekuningan yang kali ini sudah dipeluk Lena.

Gadis yang akhirnya menyandang gelar Sarjana Ekonomi itu tersenyum melihat hadiah dari Mbak Strestha. "Thank you, again." Ucapnya. "Teh, ayah beli minum dulu ya." Ucap Ayahnya pelan, sebelum akhirnya Lena mengangguk-angguk dan Strestha tersenyum kikuk.

"By the way" ucap Strestha, memperhatikan dengan penasaran hadiah-hadiah yang Lena bawa sendiri, dan sebagiannya ditenteng oleh Ayah Lena. "Vano mana?"

***

"Ya, Yah. Biar Lena aja yang kunci." Teriak Lena, berjalan ke arah ruang tamu rumah Neneknya untuk mengunci pintu, sementara segenap keluarganya sudah tidur sejak daritadi usai isya. Padahal sekarang masih jam 8. Malam ini adalah malam terakhir ia tinggal di rumah ini, sebelum besok pulang bersama keluarga plus Neneknya ke Bandung. Tinggal di Jakarta bukan ide yang baik untuk Neneknya yang sekarang mudah sakit-sakitan, membuat beliau memutuskan untuk tinggal di rumah Lena di Bandung, setelah hari ini dirinya resmi di wisuda. Meski begitu, tentu Lena tidak akan lama di Bandung. Bagi Lena ini hanya liburan, sebelum akhirnya ia kembali ke Jakarta untuk mencari pekerjaan tetap (pekerjaan magang di Mbak Strestha sebelum ia menerbitkan buku tidak dihitung) yang, yah, layak. Setidaknya ia sudah menerbitkan buku dan ia bisa bernafas sebentar.

Dear My Aileena (Book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang