Aku mendengar ada keributan disini, ada apa? Kudengar, kalian kasihan padaku? Ada apa? Ah sudahlah.
Hari ini aku disibukkan dengan jadwalku yang sangat padat. Sudah seharian ini, aku ada di kantor. Aku benar-benar tidak beranjak semenitpun dari kursiku. Aku bangun hanya untuk sekedar ke toilet, tidak lebih. Saking sibuknya, aku sampai melewatkan makan pagi, makan siang, bahkan makan malamku. Pekerjaanku disini sangat berbeda dengan pekerjaanku disana. Disini aku benar-benar di hadapkan dengan masalah yang seolah tiada hentinya. Bagus untuk pengalamanku, memang. Tapi itu sangat tidak bagus untuk tubuhku. Aku sangat lelah. Rasanya, aku ingin berteriak untuk mengeluarkan semua beban yang ada di pikiranku.
"Permisi Mr. Kim" kulihat kepala Cath yang melongok dari balik pintu.
"Masuklah Cath" titahku yang di ikuti olehnya. "Ada apa?" tanyaku saat ia sudah masuk.
"Saya ingin mengingatkan bahwa siang ini, anda akan makan siang bersama dengan para atasan disini-- Mister"
"Ah iya, aku hampir lupa. Baiklah, aku akan segera kesana. Terimakasih" kataku yang diakhiri dengan senyum.
Cath juga tersenyum. "Saya permisi" pamitnya.
Aku segera mematikan laptopku dan beranjak menuju restorant tempat pertemuanku dengan yang lain.
"Cath, kau tidak ikut?" tanyaku pada Cath yang saat ini masih Setia di meja kerjanya.
"Tidak, mister. Saya masih banyak sekali pekerjaan"
"Tinggalkan saja dulu. Ayo kita makan bersama dulu" ajakku lagi.
"Maaf, mister. Saya juga tidak enak jika harus makan bersama dengan atasan saya" katanya.
"Tidak usah seperti itu. Ayo, aku tidak terima penolakan" kataku menarik tangannya.
Sesampainya di restaurant tujuan kami, aku disambut oleh mereka.
"Mister, Kim" sapa Carlos -salah satu direktur perusahaan disini-
Disini sudah ada Carlos, Justin, dan Adam yang datang. Mereka memang cukup akrab sejak aku pertama kali datang kesini.
"Panggil saja aku Mingyu. Tidak perlu terlalu formal seperti itu" kataku.
Tenang, mereka bisa berbahasa Korea. Aku beruntung karena partner kerjaku rata-rata warga Korea yang menetap disini. Jadi aku tidak terlalu repot.
"Kau dengan Cath, berpacaran?" tanya Justin.
"Tidak. Dia hanya menemaniku saja" jawabku.
"Bilang saja jika kalian ini sedang dekat. Tidak perlu malu seperti itu" goda Adam.
Mereka memang tidak ada yang tau jika aku sebenarnya sudah mempunyai istri dan anak. Akupun belum memberitahu mereka. Tapi seharusnya mereka sudah tau karena cincin pernikahan yang kupakai di jari manisku ini terlihat jelas.
"Sudah, kita bahas yang lain saja" kataku mengalihkan. "Kalian sudah pesan? Pesanlah, biar aku yang bayar" kataku.
Sebenarnya bukan aku yang bayar, tapi perusahaan karena aku membawa kartu kredit yang di siapkan kantor untukku. Haha.
......
Sepulangnya aku dari kantor tadi, aku langsung pulang ke apartemen. Aku ingin menelepon Hyomin dan juga anak-anakku. Aku sangat merindukan mereka. Mungkin disana sudah pagi, karena disini malam hari.
Aku memencet ponselku dan menghubungi Hyomin.
"Yeoboseyo"
"Hallo sayang" sapaku saat kudengar suara Hyomin di ujung sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.G
ФанфикSeperti inilah kehidupan pernikahan kami.. Layaknya sebuah kapal yang terus diterpa angin kencang, gelombang laut pasang dan ribuan Batu karang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan kapal ini. Namun kami tetap berusaha agar kapal ini dapat berlayar...