Kembali lagi bersama aku, Kim Mingyu (sunbaenim)
Pernahkah kalian mengalami masalah pekerjaan di kantor? Dari yang kecil hingga yang besar. Seperti korupsi yang membuat perusahaan kita jadi rugi besar? Itulah yang saat ini aku rasakan saat ini. Beberapa waktu lalu, kepala administrasi di kantorku ketauan korupsi dana proyek baru di daerah Gangnam.
Sebentar-sebentar, sebelum aku menceritakan lebih lanjut, janji padaku untuk tidak bercerita pada siapapun. Mengerti? Baiklah.
Aku sebenarnya sudah curiga beberapa waktu lalu saat aku mengecek laporan keuangan kantorku. Ada ketidaksamaan antara pemasukan dan pengeluaran. Dan beberapa hari lalu semua terungkap bahwa kepala administrasi menyalahgunakan dana itu. Akibatnya, perusahaanku sangat rugi besar. Baru kali ini aku kewalahan menghadapi masalah kantor. Aku harus kembali mencari investor untuk proyek ku ini.
"Tenanglah Gyu. Pasti kita bisa menyelesaikan ini" Seungcheol hyung mencoba menenangkanku sejak tadi. Tapi itu semua tidak ada pengaruhnya untukku. Aku tetap kebingungan.
"Hyung, aku menemukan suatu kejanggalan di laporan bulan lalu" kata Vernon yang baru saja masuk keruangan dan memberikan map.
Aku membaca dengan seksama laporan itu.
Astaga, aku rugi hingga miliyaran.
Aku menjambak rambutku. "Aku bisa gila jika seperti ini terus"
"Tenang. Kami pasti akan membantu mengatasi masalah ini. Kau tenanglah dulu" kali ini Seokmin yang menenangkanku.
"Sudahlah, sebaiknya kita pulang dulu beristirahat. Besok kita fikirkan lagi" kata Seungcheol hyung.
Sepertinya benar. Dengan melihat Hyomin dan anak-anak akan membuat fikiranku lebih terbuka.
Kami memutuskan untuk pulang. Dan aku memutuskan membawa pekerjaanku ke rumah.
"Aku pulang" aku melepas sepatu dan menggantinya dengan sendal rumah.
"Malam sekali. Ada masalah?" tanya Hyomin seraya meraih tas kerjaku.
Aku mencium keningnya. Hal yang wajib aku lakukan saat baru pulang kerja. "Tidak ada apa-apa" aku berjalan gontai ke arah kamar. "Anak-anak sudah tidur?" aku duduk di sisi kasur.
Hyomin duduk di sampingku. "Sudah daritadi. Tadi mereka menunggumu, karena sudah malam dan besok mereka sekolah, aku menyuruh mereka tidur duluan" dia menatapku.
"Ada apa?"
"Apa kau ada masalah?"
Aku menggeleng. "Tidak ada apa-apa sayang. Aku hanya terlalu lelah"
"Dengarkan aku" dia menghadap ke arahku. "Apapun masalahmu, ceritakan padaku. Seberat apapun itu, kita harus lalui itu bersama-sama. Siapa tau aku bisa membantumu. Jangan pendam masalahmu sendiri sayang. Ingat, kita ini satu. Jika kau sulit pasti aku juga sulit. Jika kau senang aku akan lebih senang"
Aku tersenyum mendengar itu. Ingin rasanya aku menangis karena terharu mendengar ucapannya. Tapi...... Aku laki-laki.
"Aku tidak masalah jika saat ini kau tidak mau menceritakannya. Tapi satu yang harus kamu ingat. Aku akan selalu mendukungmu, apapun keputusanmu. Dan aku akan selalu berada disampingmu. Menangislah di pundakku jika kau mau. Tidak ada salahnya sesekali laki-laki itu menangis. Itu normal, artinya dia masih punya perasaan"
Aku memeluknya dengan erat. "Gomawo. Aku mohon padamu, apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan aku. Aku ingin kau tetap di sampingku selamanya. Kau mau kan?"
Dia mengusap punggungku. "Tentu saja sayang. Aku akan tetap disini bersamamu"
Aku semakin memeluknya dengan erat. Seakan jika aku longgarkan sedikit saja, dia akan pergi dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.G
FanficSeperti inilah kehidupan pernikahan kami.. Layaknya sebuah kapal yang terus diterpa angin kencang, gelombang laut pasang dan ribuan Batu karang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan kapal ini. Namun kami tetap berusaha agar kapal ini dapat berlayar...