21+
Ah, akhirnya aku harus kembali pada rutinitasku selama beberapa bulan kebelakang ini. Aku harus kembali bekerja, jauh dari keluargaku, dan kali ini ditambah dengan masalah Yuzu dan Seokmin.
Aku berfikir sepertinya sebagian orang menyangkal apa yang Yuzu pinta dariku. Aku yakin mereka pasti memohon padaku untuk tidak menuruti apa yang diminta Yuzu. Tapi sebenarnya kalian harus memikirkan posisiku juga. Seokmin adalah sahabatku. Sahabat baikku. Namun jika dipikir lagi, aku gila jika mengizinkannya. Aku benar-benar tidak tau harus seperti apa.
Setelah berisitirahat karena perjalananku, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke sebuah club yang letaknya tidak jauh dari apartemenku. Aku butuh beer. Hanya itu cara agar aku sedikit melupakan masalahku.
Wajar jika tempat seperti ini ramai, apalagi kehidupan di luar negeri seperti ini sangat bebas.
Dentuman musik yang sangat kencang seakan sangat menenangkanku di situasi seperti ini.
"Mau kutemani?" seorang wanita mendekatiku.
Aku menoleh ke arahnya. Cantik. Sexy.
"Boleh" ucapku.
"Kenapa pria setampanmu bisa sendirian?" tanyanya dengan memegang pundakku.
Ia bicara agak mendekati telingaku agar memudahkanku untuk mendengarnya.
Aku tidak menjawabnya. Kepalaku pusing. Mungkin aku sudah mabuk.
Dia mulai mengelus pahaku. Tentu aku terkejut dibuatnya.
"Hati-hati nona, kau bisa membangunkannya" ucapku memperingatkan.
Dalam keadaan seperti ini, siapa yang bisa mengendalikannya. Benar bukan?
Sepertinya dia tuli. Bukannya berhenti, ia justru malah makin mengelusnya dan menjurus ke juniorku yang masih terbungkus rapi ini dan itu membuatku menggeram.
Aku akui, tangan jalang ini benar-benar nikmat. Mungkin dia biasa melakukannya pada pria-pria disini.
"Bagaimana kalau aku menemanimu di kamar?" tanyanya lagi.
Aku menimbang. Aku menunjukkan smirk yang membuatnya ikut tersenyum.
Aku langsung menarik tengkuknya dan melahap habis bibirnya yang sedari tadi terlihat menggoda. Tanganku tak tinggal diam, aku mulai meraba dadanya yang sangat menggoda itu. Ukuran payudaranya sangat pas di tanganku. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Aku memeras payudaranya dan membuat dia mendesah di sela ciuman kami. Tanganku mulai turun menelusuri pangkal paha dan membelai vaginanya. Dia benar-benar jalang, hanya dengan sentuhan, bagian bawahnya sudah sangat basah.
Aku melepas ciuman kami dan menatap matanya.
"Kita lanjutkan ini di kamar sayang. Puaskan aku" ucapku.
Entah setan apa yang merasukiku saat ini. Yang jelas pikiranku menuntutku untuk memaksa wanita di depanku ini untuk memuaskanku.
Dia mengangguk cepat. Sepertinya ia sudah bergairah. Itulah hebatnya diriku ini. Aku bisa membuat wanita bergairah hanya karena sentuhanku.
Aku membopongnya ke sebuah kamar yang kebetulan di sediakan oleh tempat ini. Sangat menguntungkan karena itu artinya aku tidak perlu mencari hotel di dekat sini.
Selanjutnya, kalian pasti tau apa yang kulakukan kan? HAHA!
......
Pagi ini aku terbangun di apartemenku. Tentu saja aku terkejut karena seingatku, tadi malam aku berada di club. Begitulah jika aku sudah mabuk. Aku akan melupakan semua hal yang kulakukan. Aku berjanji akan menguranginya, tenang saja.
Kepalaku sangat sakit, dan aku sangat haus sekarang. Mungkin efek alkohol yang kuminum semalam.
Aku beranjak ke dapur untuk mengambil minum. Aku dikejutkan dengan seorang wanita yang tenga berdiri di samping kulkas.
Apa dia hantu?
Aku perlahan mendekatinya. "Cath?"
Ah, itu Catherine ternyata.
"Kau sudah bangun, mister"
"Sejak kapan kau disini?" tanyaku.
"Tadi malam" jawabnya.
"Itu artinya kau yang membawaku pulang?"
Dia mengangguk. "Tadi malam aku bertemu denganmu di club. Kebetulan aku tengah menghadiri pesta ulang tahun temanku. Aku melihatmu dengan seorang wanita. Dan kuyakin saat itu kau mabuk. Jadi aku memaksa wanita itu untuk melepaskanmu dan membawamu pulang" ceritanya.
Ah, aku malu sekali.
Aku tertawa kikuk. "Entahlah, semalam pikiranku sangat kalut" kataku sembari mengambil minuman di kulkas dan meminumnya.
"Apa kau ada masalah?"
Aku menggeleng. "Tidak. Hanya saja, pikiranku sedang bercabang kemana-mana"
Kupikir, Cath tidak perlu tau tentang ini.
"Ah iya, aku sudah membuatkanmu sarapan tadi. Kau suka telur mata sapi kan?" tanyanya yang kuangguki.
"Apa jadwalku hari ini, Cath?" tanyaku sembari duduk di kursi makan.
"Kemarin Mrs. Victoria menghubungi, beliau bilang ingin bertemu dengan anda"
"Nada bicaramu tidak usah terlalu formal, Cath" kataku. "Kenapa lagi dia ingin bertemu denganku?" sambungku.
"Beliau ingin membicarakan kerja sama dengan kantor kita" jawabnya.
"Baiklah. Setelah ini aku akan mandi dan pergi ke kantor" kataku. "Bagaimana kalau kita berangkat bersama. Aku akan bawa mobil nanti" sambungku.
"Baiklah. Kalau begitu, aku pulang sebentar. Nanti aku akan kembali lagi"
"Oke! Terimakasih banyak, Cath" ucapku.
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku segera pergi ke kamar mandi untuk mandi tentunya. Kalian pikir aku akan berbuat apa di kamar mandi? Heol!
Tiba-tiba ponselku berbunyi, sontak aku mematikan shower dan mengambil ponselku.
"Wah, Kim Hyomin. Ternyata itu kau" ucapku saat melihat wajah Hyomin.
"Kau sedang mandi? Baiklah nanti akan ku telepon lagi"
"Ya! Jangan di matikan. Temani aku mandi dulu"
"Baiklah"
Aku mendelik kaget. Baiklah? Dia ingin melihatku mandi?
Wah, kenapa aku jadi malu seperti ini?
"Apa kau habis mabuk? Wajahmu merah sekali"
"Benarkah? Ya, semalam aku sempat minum alkohol, tapi tidak sampai mabuk" kataku sembari menyabuni seluruh tubuhku.
Kalian ingin lihat? Tidak akan kubiarkan. Tubuhku ini hanya untuk Hyomin seorang.
"Kenapa kau mabuk? Tidak biasanya"
"Aku banyak pikiran belakangan ini. Terlebih masalah Seokmin"
Ah sial! Aku keceplosan.
"Seokmin? Dia kenapa? Apa dia bicara sesuatu padamu?"
"Aniya. Aku sudah selesai, nanti aku hubungi lagi ya. Bye sayang. Saranghae" aku mengakhiri sambungan teleponnya.
Tbc.
Singkat aja ya 😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.G
FanfictionSeperti inilah kehidupan pernikahan kami.. Layaknya sebuah kapal yang terus diterpa angin kencang, gelombang laut pasang dan ribuan Batu karang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan kapal ini. Namun kami tetap berusaha agar kapal ini dapat berlayar...