#40 AUTHOR

2K 207 10
                                    

Selepas kejadian kemarin, Hyomin bersikap canggung dengan Seokmin. Biasanya mereka saling berkomunikasi. Tapi sudah seminggu ini, mereka tidak berhubungan sama sekali. Saat Seokmin menghubungi, pasti Hyomin tidak menjawab. Jika terpaksa, Hyomin hanya mengucapkan beberapa kalimat saja. Ia lebih memilih memberikan ponselnya pada anak-anaknya.

Ting tong

"Jisung-ah, bisa tolong buka pintunya? Eomma sedang mengoles roti untuk kalian" teriak Hyomin dari arah dapur.

"Baiklah eomma" Jisung lantas berlari dan membukakan pintu. "Eoh, papi" ucap Jisung.

"Hallo sayang. Boleh papi masuk?"

Jisung mengangguk dan melebarkan pintunya. "Eomma sedang membuat sarapan untuk kami, papi"

Seokmin mengangguk mengerti. "Papi bawakan mainan untuk kalian. Mami Yuzu kemarin membelikannya untuk kalian"

"Woah, terimakasih papi. Aku akan berikan pada Sora" kata Jisung mengambil bungkusan yang di pegang oleh Seokmin dan berlari ke kamar Sora.

Seokmin menghampiri Hyomin di dapur. "Hyomin-ah, sedang apa?" tanya Seokmin yang membuat Hyomin menoleh ke arahnya.

"Kau rupanya. Aku sedang membuatkan sarapan untuk anak-anak" jawabnya agak gugup.

"Tadi Yuzu membawakan Kimchi dari mertuaku untuk kalian. Aku taruh di kulkas ya" katanya Seokmin yang di angguki oleh Hyomin.

Setelah selesai, Hyomin memanggil anak-anaknya untuk segera sarapan.

"Papi tidak sarapan?" tanya Sora.

Seokmin menggeleng. "Tadi papi sudah sarapan" jawab Seokmin.

"Ayo cepat sarapannya, sudah siang" titah Hyomin pada anak-anaknya.

"Apa papi akan mengantar kami?" tanya Jisung.

"Tidak. Papi harus bekerja. Kalian berangkat dengan eomma" ucap Hyomin.

"Aku tidak sibuk. Aku akan mengantar kalian. Tenang saja" sahut Seokmin.

"Tidak perlu. Kami bisa naik taksi" tolak Hyomin halus.

"Sejak kapan kau menolak kuantar, Hyomin?" tanya Seokmin.

Hyomin terdiam tidak menjawab.

"Ayo cepat papi antar kalian" kata Seokmin beralih pada Jisung dan Sora.

                                  ......
"Belajar yang benar ya. Nanti eomma jemput" kata Hyomin saat mereka sudah sampai di sekolah mereka.

"Baik eomma. Kami masuk dulu. Sampai jumpa papi" kata mereka kompak.

Seokmin tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Ayo kuantar kau kembali pulang" kata Seokmin.

"Tidak perlu" sahut Hyomin dengan cepat. "Aku tidak langsung pulang, aku akan menemui Seungcheol oppa" sambung Hyomin.

"Baguslah kalau begitu, kita bisa pergi bersama. Ayo" ajak Seokmin.

"Ah, aku salah. Aku akan menunggu mereka disini" kata Hyomin tertawa canggung.

Saat Hyomin hendak beranjak, Seokmin menahan tangan Hyomin.

"Apa kau sedang menghindar dariku?" tanyanya yang membuat Hyomin kaget.

"Menghidar bagaimana? Tidak" jawab Hyomin sembari tertawa canggung.

"Ada apa Hyomin? Apa aku membuat kesalahan? Katakan dimana salahku"

"Tidak, Seokmin. Tidak ada apa-apa" kata Hyomin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Kau aneh sekali belakangan ini. Kau seperti menghindar dariku. Setiap ku telepon, kau hanya bicara seadanya. Saat bertemu pun, kau seperti ini. Aku ini temanmu, Hyomin. Jika aku punya salah padamu, katakan. Aku akan memperbaikinya"

"Tidak! Kau tidak salah apa-apa. Memang belakangan ini aku sibuk, jadi tidak bisa menghubungimu"

"Kau seperti ini sejak Yuzu datang bersamaku waktu itu. Apa ini ada hubungannya?" terka Seokmin.

"Tidak. Astaga, Seokmin. Aku serius"

Seokmin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah, aku akan tanya Yuzu. Kalau memang dia bicara sesuatu, aku tidak segan untuk marah padanya"

Seokmin hendak pergi namun kali ini Hyomin yang menahannya. Seokmin menoleh ke arah Hyomin.

"Jelaskan padaku, apa yang terjadi" kata Seokmin lembut.

"Tapi tidak disini. Aku akan bicara di mobil" kata Hyomin yang di angguki Seokmin.

Seokmin mengajak Hyomin untuk masuk ke mobilnya. Ia tau bahwa bicara di luar seperti itu tidak akan nyaman untuk mereka.

"Sekarang jelaskan, apa yang terjadi? Kenapa kau menghindar dariku?" tanya Seokmin memulai pembicaraan.

Hyomin membuang nafasnya kasar. "Sebelumnya aku ingin bertanya padamu" ucap Hyomin. "Apa kau benar-benar ingin mempunyai anak?"

Seokmin mengerutkan dahinya bingung. "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Ayolah Hyomin, bicara langsung pada intinya saja. Aku tidak punya banyak waktu"

Hyomin menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya bertanya" katanya dengan tersenyum. "Ayo kita ke kantormu. Aku ingin bertemu Seungcheol oppa"

"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum kau bicara yang sebenarnya. Ada apa? Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku hanya bertanya, sungguh"

Seokmin merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ia mulai menekan nomor Yuzu yang ada di kontaknya. Seokmin sengaja mengubah menjadi mode speaker agar Hyomin dapat mendengarnya juga.

"Yoboseyo"

Saat mendengar suara Yuzu, Hyomin mendelik kaget.

"Yuzu-ya, apa yang kau katakan pada Hyomin sampai ia menjauhiku?"

"Seokmin-ah" ucap Hyomin.

"Tidak. Aku hanya mengobrol biasa. Ada apa?"

"Jangan bohong. Aku tau kalau kau bicara sesuatu. Cepat katakan atau aku akan marah"

"Aku sudah bilang jika ia tidak bicara apa-apa, Seokmin" kali ini Hyomin yang berbicara.

"Dengan kalian bersikap seperti ini padaku, aku yakin jika ada yang kalian sembunyikan. Cepat katakan"

"Tid---"

"Aku menyuruhnya untuk mengandung anakmu. Aku ingin Hyomin membantumu untuk mempunyai anak. Itu saja" omongan Hyomin di potong oleh Yuzu.

"APA?" teriak Seokmin.




Tbc.

Etdah, aku nulis apa sih itu? 😂😂😂😂😂

Chapter selanjutnya akan di private 😉

Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang